Bola.com, Jakarta - Keputusan Dejan Antonic kembali ke Indonesia kembali menukangi Persipasi Bandung Raya (PBR) cukup mengejutkan. Pasalnya ia sempat berujar kapok berada di tim yang dimiliki pengusaha muda asal Bandung, Ari Sutedi.
Dejan bersama pemainnya merasakan masa-masa susah, berulangkali pembayaran gajinya ditunggak manajemen PBR di Indonesia Super League musim 2014. Padahal, dengan kondisi finansial porak-poranda PBR sukses menembus fase semifinal kompetisi kasta tertinggi.
Di awal 2015 persoalan sama masih mengganggu tim. Bahkan lebih parah lagi kondisinya. PBR pindah markas dari Bandung ke Bekasi. Nama klub berganti, dari Pelita Bandung Raya menjadi Persipasi Bandung Raya. Perubahan ini tak lantas membuat kondisi keuangan sehat.
Begitu PT LI memutuskan menghentikan kompetisi ISL 2015 karena kesulitan mendapatkan izin pertandingan seiring pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kemenpora, Dejan kemudian memutuskan meninggalkan Indonesia menuju Hong Kong. Apa yang membuat arsitek berusia 46 tahun itu kembali? Berikut petikan wawancara Bola.com pada Sabtu (22/8/2015) sore Di Stadion Lebak Bulus, Jakarta:
Kenapa Anda tertarik untuk kembali ke PBR, padahal tunggakan gaji Anda belum terbayarkan?
Masalah gaji masih tetap kita bicarakan. Saya bukan orang yang keras. Tapi saya cuma orang yang ingin kerja profesional. Awalnya, saya kembali ke PBR karena pemain yang meminta saya untuk kembali. Kedua yang meminta saya kembali adalah bos PBR. Untuk itu, saya kembali untuk PBR. Selain itu, saya pribadi ingin membantu sepak bola Indonesia yang tengah terpuruk saat ini.
Sebelum kembali dari PBR, apakah ada tawaran dari klub lain untuk melatih?
Sebelum di PBR, ada tawaran dari dua klub luar. Namun, kedua klub itu bukan berasal dari Hongkong. Saya tidak bisa menyebutkan dua klub tersebut demi menjaga etika.Ya tapi saya pilih menolak tawaran mereka dan kembali ke Indonesia.
Apa harapan Anda terkait gaji yang belum terbayarkan?
Saya berharap semoga sebelum berjalannya ISL 2015-2016, semua pemain dan pelatih bisa terbayarkan gajinya dan bisa senang dalam menjalani setiap pertandingan.
Bagaimana perkembangan persiapan PBR menjelang tampil di Piala Presiden?
Saya hanya mempunyai persiapan 10 hari. Saya baru datang ke lapangan hari ini. Tapi, saya sudah kasih materi progam latihan sejak seminggu yang lalu. Situasi sepak Indonesia saat ini yang membuat persiapan terlalu mepet.
Hari Selasa, (25/8/2015) kita akan gelar uji coba kembali melawan tim yang tidak bisa selevel, untuk menjaga rentan cedera pemain. Namun, persiapan ini bukan hanya guna mengikuti Piala Presiden. Akan tetapi, untuk jangka panjang ISL 2015-2016 yang rencananya akan bergulir.
Bagaimana Anda melihat peluang PBR di Piala Presiden?
Di mana-mana saya kerja berpikir mempunyai peluang yang baik. Saya tidak melihat lawan kami di Grup D, seperti tuan rumah, PSM Makassar, Pusamania Borneo FC (PBFC), dan Persegres Gresik. Kami punya peluang yang besar asal kita kerja keras dan bisa lolos ke babak selanjutnya.
Kami lihat efek bagusnya bagi pemain. PSM sebagai tuan rumah pasti main keras dan panas, itu bisa membuat pemain muda belajar dalam mengasah pengalaman.
Bagaimana pandangan anda tentang pemain baru PBR, Gavin Kwan Adsit?
Gavin baru ketemu hari ini. Saya tidak bisa bilang dia main bagus atau jelek. Dia mugkin bisa bermain bagus, jika dia bekerja keras. Kalau kita punya waktu yang lebih, pasti akan membuat persiapan anak-anak lebih matang.
Apa rencana Anda ke depan?
Saya fokus mendapatkan UEFA Pro Licence yang sudah saya rencanakan sejak jauh-jauh hari. Prosesnya, bulan depan saya berangkat ke Swiss untuk melakukan serangkaian kepelatihan lisensi. Saya sudah dapatkan surat panggilan tes tersebut daru FIFA. Bulan Desember saya juga mengikuti rangkaian tes selanjutnya di negara saya berasal. Nantinya, jika saya memperoleh UEFA Pro Licence, saya bisa melatih di beberapa negara seperti, di kawasan Asia dan Eropa.
Sekarang, pelatih yang ingin melatih di negara-negara di Eropa seperti, Italia dan Prancis harus mempunyai UEFA Pro Licence. Hidup saya melatih, terus menambah ilmu hal yang wajib dilakukan agar bisa lebih profesional lagi menjalani profesi ini.
Baca Juga:
Kompetisi Terhenti, David Laly Pilih Jualan Kaus