Bola.com, Turin - If you can not beat them, join them (jika tak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka). Kata-kata ini sering terdengar ketika membicarakan transfer seorang pemain yang gagal juara di satu klub dan akhirnya pindah ke tim yang lebih menjanjikan juara. Namun ini tak berlaku bagi Antonio Di Natale. Dia memilih kalah terus menerus ketimbang meninggalkan Udinese yang dicintainya.
Di tengah bergelimangnya fulus di dunia sepak bola, banyak pemain yang menukarkan jiwanya demi kesuksesan. Cesc Fabregas, Luis Suarez, bisa jadi contohnya. Namun toh tak selamanya kesuksesan yang dicari oleh setiap orang, salah satunya adalah Di Natale. Jelas kans meraih Scudetto lebih besar bersama Hitam-Putih ala Juventus, tapi dia tak lantas meninggalkan Si Hitam Putih ala Udinese. Alasannya simpel, keluarga.
"Negosiasi bersama Juventus hanya berlangsung semenit. Saya hanya butuh waktu untuk menanyakan ini kepada keluarga saya apa yang mereka pikirkan, namun mereka memutuskan untuk tinggal di Udine."
"Saya ingin menopang tim dan kota yang sangat nyaman untuk ditinggali. Karier saya adalah hasil dari keputusan yang telah saya buat. Saya punya kesempatan untuk berganti tim. Akan tetapi saya tidak melakukannya dan tak ada rasa penyesalan," jelas Di Natale kepada Corriere dello Sport.
Pada 24 November 2014, pria yang sempat hijrah ke Empoli ini melakoni penampilan ke-200 di Serie A dan melampaui batas 200 gol di Liga Italia. Sudah 11 tahun ia berada di Friuli, tapi di usia 37 tahun dia tak menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti. Entah karena itu atau bukan, Di Natale justru kerap kerepotan membobol gawang Juventus, klub yang pernah ditolaknya. Boleh saja dia mencetak 14 gol pada musim lalu, tapi tak ada satu pun yang berakhir di gawang Gianluigi Buffon. Bahkan terakhir kali dia melakukannya adalah lima tahun lalu.
Situasi sekarang yang dialami Juventus bisa jadi kesempatan emas bagi Di Natale saat kedua tim berjumpa di Juventus Stadium, Minggu (23/8/2015) pukul 23.00 WIB. Mengapa tidak? Si Nyonya Tua melepas tiga pilar utamanya yakni Andrea Pirlo, Carlos Tevez dan Arturo Vidal. Sebagai gantinya, pelatih Juventus, Max Allegri, memastikan Simone Padoin akan berperan sebagai "Pirlo" di laga nanti.
"Simone Padoin akan bermain di depan lini pertahanan. Dia telah melakukannya musim lalu dan merupakan pemain yang multifungsi, jadi saya pikir keberadaannya menguntungkan bagi setiap pelatih."
"Kontra Udinese yang sulit ditaklukkan membuat kami harus mengontrol pertandingan. Itu harus dilakukan karena mereka adalah tim yang bisa membuat lawannya bermain buruk. Hal paling penting adalah tiga poin di awal musim dan berupaya memaksimalkan peluang yang didapat. Selain itu situasi bola mati juga harus dimanfaatkan," jelas Allegri dalam konferensi pers menjelang laga.
Andai perjudian Allegri gagal, artinya lini tengah pasukan Stefano Colantuono bisa lebih mengeksplorasi ruang kosong yang kemungkinan cukup terbuka. Imbasnya Di Natale mungkin bisa mendapatkan satu-dua umpan yang bisa menghukum Buffon yang lengah.
Akan tetapi perlu diperhatikansaat Juve memenangi Supercoppa beberapa pekan yang lalu, Mario Mandzukic dan Paulo Dybala mencatatkan nama di papan skor. Performa itu menunjukkan mereka tak butuh waktu lama untuk mengerti satu sama lain. Hasilnya, Juventus bisa menang dengan nyaman, mungkin dengan skor 3-1. Pertandingan ini bakal berat bagi Udinese namun bisa jadi Di Natale akan melakoni aksinya sebagai benang merah.
Head to Head
01/02/15 Udinese 0 – 0 Juventus
14/09/14 Juventus 2 – 0 Udinese
15/04/14 Udinese 0 – 2 Juventus
02/12/13 Juventus 1 – 0 Udinese
20/01/13 Juventus 4 – 0 Udinese
Prediksi formasi:
Juventus: Buffon, Barzagli, Lichtsteiner, Evra, Bonucci, Caceres, Marchisio, Pogba, Sturaro, Mandzukic, Dybala
Karnezis, Danilo, Heurtaux, Edenilson, Piris, Ali Adnan, Agyemang-Badu, Guilherme, Bruno Fernandes, Di Natale, Thereau
Baca juga:
Sejarah Kejayaan Juventus Sejak Tahun 1897 hingga Sekarang
Juventus Tanpa Marchisio di Laga Pembuka Serie A
Feature: Lepas Vidal, Juventus Masih Bisa Disebut Waras?
Baca Juga