Bola.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengakui turnamen Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi mempunyai banyak kekurangan. Ia beralasan pihak penyelenggara masih minim pengalaman dalam menggelar turnamen seperti Piala Kemerdekaan.
Turnamen yang diikuti 24 klub Divisi Utama telah bergulir sejak Sabtu (15/8/2015) lalu. Diharapkan bisa memberikan hiburan bagi pencinta sepak bola Indonesia karena terjadinya kekosongan kompetisi, turnamen Piala Kemerdekaan justru memunculkan beberapa masalah.
Pada beberapa pertandingan diwarnai dengan insiden pemukulan pemain kepada wasit. Salah satu laga yang dinodai tindakan tidak sportif itu terjadi di pertandingan Persebo Bondowoso dan Persekap Pasuruan, Sabtu (19/8/2015).
Tak sampai di situ, klub-klub peserta Piala Kemerdekaan juga mengancam mogok bermain. Alasan mereka adalah belum turunnya match fee. Padahal sudah lebih dari separuh jumlah partai di babak penyisihan berjalan, namun tim rata-rata baru menerima satu kali match fee.
"Saya akan lakukan evaluasi semuanya. Mungkin karena ini juga pengalaman pertama dalam menggelar turnamen tentu saja masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki," kata Imam di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (24/8/2015).
"Hal ini tidak boleh terulang pada putaran berikutnya. Jika ada keluhan dari bawah, saya kira wajar saja karena ada soal-soal yang menjadi komitmen awal yang tidak terpenuhi," tambah pria yang juga merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Baca juga :
Jadwal Lengkap Piala Kemerdekaan, Senin (24/5/2015)
Piala Kemerdekaan: Cetak Gol Kontroversial, Persiba ke 8 Besar