Bola.com, Jakarta - Pertandingan babak penyisihan Grup B Piala Presiden 2015 sebentar lagi digulirkan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tepatnya pada 1-9 September. Sama seperti grup lain, Grup B diisi empat tim, yakni tuan rumah Arema Cronus, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, dan satu tim berstatus klub Divisi Utama, PSGC Ciamis.
Seperti apa persaingan yang akan tersaji di Grup B? Sebelum, Anda, pencinta sepak bola nasional menyaksikan seluruh pertandingannya secara langsung di Indosiar dan live streaming Bola.com, ada baiknya Anda mengetahui kesiapan empat kontestannya.
Bola.com sudah mempersiapkan ulasan kekuatan empat kontestan Grup B, untuk Anda:
1. PSGC Ciamis
Percaya diri jadi prinsip PSGC Ciamis dalam mengikuti Piala Presiden 2015. Datang sebagai salah satu dari tiga tim Divisi Utama di turnamen ini, PSGC yang bermarkas di Stadion Galuh, Ciamis ini, akan mengandalkan semangat tinggi untuk menghadapi kompetitor dari level Indonesia Super League (ISL).
Di Piala Presiden ini PSGC tergabung di Grup B akan menantang tim tradisi juara seperti Arema Cronus, Sriwijaya FC, dan Persela Lamongan. PSGC sadar betul mereka ditempatkan sebagai tim terbawah dalam urutan favorit Grup B.
Namun, hal itu bukan halangan buat Heri Rafni Kotari, pelatih PSGC. Pelatih yang juga anggota DPRD Kabupaten Ciamis ini menanamkan motivasi kepada para pemainnya untuk tidak takut menghadapi nama besar calon lawan. "Jika melihat calon lawan yang akan dihadapi, kami pasti dianggap bukan tim sepadan. Tapi, kami akan buktikan kalau PSGC itu ada untuk memberi kejutan," kata Heri.
Tim pelatih merasa beruntung karena tidak banyak perubahan dalam skuat untuk Piala Presiden. Para pemain juga terus berlatih bersama, meski Divisi Utama 2015 batal digelar. Namun untuk menambah kekuatan tim, PSGC mendatangkan pemain baru. Sebut saja George Oyedepo untuk bek tengah dan Osas Saha di lini depan. PSGC pun masih memiliki gelandang eksplosif musim lalu, yakni Morris Power Bayour.
"Saya sudah mengenal karakter hampir semua pemain dalam tim ini. Semangat mereka bakal mampu menutupi perbedaan level tim dengan lawan-lawan di Grup B," ujar Heri.
Bahkan PSGC merasa mereka tidak memiliki perbedaan dengan tim ISL. Sebab, musim lalu mereka nyaris promosi ke ISL jika tidak gagal dalam adu penalti melawan Pusamania Borneo FC di semifinal Divisi Utama 2014. Meski, kekalahan itu membuat PSGC harus menempuh lagi jalan yang panjang untuk bisa promosi ke ISL.
Salah satu bukti PSGC tidak kalah level dengan klub ISL terlihat saat mengalahkan Persib Bandung dalam uji coba, skor 1-0, di Ciamis (19/8/2015). Ketika itu di luar dugaan PSGC mampu menang, hingga sempat membuat Persib ketar-ketir dengan kekuatan tim. Alhasil,Persib langsung memanggil kembali Konate Makan dan Vladimir Vujovic.
Lalu soal target di Piala Presiden ini, PSGC tetap ingin melaju ke delapan besar. "Minimal kami ingin menyampaikan kepada masyakarat kalau PSGC itu pantas diperhitungkan di persepakbolaan nasional," tutur Heri.
Formasi ideal: (4-5-1)- Irvan; Dedeyan Surdani, Abdul Basid, George Oyedepo, Julia; Bima Ragil, Budiawan, Morris Power, Andi Dwi Kurniawan, Budiman; Osas Saha
Pemain Masuk: Osas Saha, George Oyedepo, Dimas Galih
2. Persela Lamongan
Seperti kebanyakan tim lain yang memiliki waktu persiapan pendek, begitu pula dengan Persela Lamongan. Tidak ada persiapan istimewa yang dilakukan tim kebanggaan LA Mania ini. Bahkan sebelum memulai persiapan, mereka sudah dipastikan kehilangan pelatih di ISL 2015, yaitu Iwan Setiawan. Pelatih tersebut memilih kembali bergabung dengan Pusamania Borneo FC.
Namun, manajemen klub ini selalu punya pengganti yang seolah sudah jadi langganan. Dia tidak lain adalah Didik Ludiyanto yang sudah kerap jadi pelatih sementara atau caretaker saat ada pelatih kepala berhalangan atau dipecat di tengah musim. Sekarang, di Piala Presiden, Didik diharapkan bisa membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih kepala dengan membawa Persela berbicara banyak di turnamen ini.
Hal pertama yang dibenahi Didik adalah lini belakang. Menurutnya, lini pertahanan harus jadi fokus perhatian karena calon lawan yang akan dihadapi di Grup B memiliki barisan striker yang tajam. Arema Cronus dengan Cristian Gonzales dan Sriwijaya FC dengan Titus Bonai. PSGC Ciamis pun tidak bisa dipandang remeh karena memiliki striker Osas Saha.
"Saya punya pandangan kalau kekuatan tim itu berawal dari pertahanan yang solid. Kalau pertahanan kokoh, daya serang baru bisa berbicara," kata Didik, yang merupakan salah satu pelatih penganut paham catenaccio.
Soal materi tim, Persela masih mengandalkan mayoritas pemain yang memperkuat tim ini di ISL 2015. Mulai kiper, lini belakang, tengah, hingga depan, hampir tidak ada perubahan berarti. Dalam skuat untuk Piala Presiden ini masih ada Choirul Huda kiper abadi Persela, kemudian di barisan belakang antara lain ada Taufiq Kasrun dan Mahyadi Panggabean. Sedangkan di lini tengah salah satu pemain abadi lainnya adalah Zaenal Arifin, juga ada Arif Aryanto, Radikal Idealis. Untuk lini depan Persela mengandalkan Bijahil Calwa, Agus Salim, Eki Nurhakim.
Persela juga mendaratkan tiga pemain asing sekaligus untuk Piala Presiden ini, yakni gelandang Franck Ongfiang, striker Mamadou Diallo, dan bek tengah Banaken Bossoken.
Hampir tidak berubahnya skuat Persela dari ISL 2015, membuat tim pelatih tidak terlalu sulit dalam memadukan kembali organisasi permainan. "Tinggal membenahi masalah fisik pemain biar kuat main konsisten 90 menit," ucap Didik.
Namun, waktu persiapan yang singkat membuat Didik harus memadukan latihan teknik dan taktik dengan fisik. Tidak heran bila akhirnya tim pelatih harus jeli dalam menyusun program latihan.
Formasi ideal: (4-4-2)- Choirul Huda; Taufik Kasrun, Eki Taufik, Banaken Bossoken, Mahyadi Panggabean; Jusmadi, Franck Ongfiang, Bangkit Sabili, Arif Aryanto; Bijahil Chalwa, Mamadou Diallo
Pemain Masuk: Franck Ongfiang, Mamadou Diallo, Banaken Bossoken
3. Arema Cronus
Persiapan Arema Cronus bermain di turnamen Piala Presiden 2015 dikejutkan dengan meninggalnya pelatih kepala, Suharno, akibat serangan jantung pada Rabu (19/8/2015). Sontak, seluruh keluarga besar Arema berduka. Namun, tim berjulukan Singo Edan ini tidak mau larut dalam duka terlalu lama.
Dengan semangat membalas dedikasi dan loyalitas almarhum Suharno, skuat Arema terus mempersiapkan diri demi mengejar target juara.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap mendiang pelatih kepala, manajemen Arema tidak mencari sosok pengganti almarhum Suharno. CEO Arema, Iwan Budianto, menyatakan jabatan pelatih kepala tetap dikosongkan di Piala Presiden ini. Arema hanya menunjuk asisten pelatih Joko Susilo sebagai pelatih sementara atau caretaker untuk menjalankan tugas sehari-hari pelatih kepala.
Dengan bekal program latihan serta taktik dan strategi yang telah disusun tim pelatih sebelumnya, Joko Susilo tinggal meneruskan panduan tersebut. Sosok Joko Susilo juga sudah tidak asing buat para pemain karena sudah lama ada dalam tim pelatih Arema, bahkan jauh sebelum Suharno masuk sebagai pelatih Arema.
Dari sisi materi pemain, Arema merupakan salah satu tim yang banyak dihuni pemain kelas satu di level nasional. Di sana masih ada Cristian Gonzales, Fabiano Beltrame, Ahmad Nufiandani, Ahmad Bustomi, hingga Kurnia Meiga. Kekuatan Arema hanya hilang satu, yakni bek tengah Victor Igbbonefo, yang telanjur dipinjamkan ke salah satu klub Thailand setelah ISL 2015 dihentikan karena konflik PSSI vs Kemenpora.
Arema juga sudah tidak diperkuat duo Liberia, yaitu Sengbah Kennedy dan Yao Ruddy Abblode. Namun, mereka memang sengaja diputus kontrak karena peran dan kualitasnya tidak sesuai harapan. Sebagai gantinya manajemen dan tim pelatih Arema sepakat mendatangkan dua pemain asal Afrika lainnya, yaitu Lancine Kone dan Morimakan Koita. Lancine Kone sebelumnya memperkuat Persipura, sedangkan Morimakan Koita di Sriwijaya FC.
Dengan kekuatan materi pemain seperti itu, Arema yang akan bertindak sebagai tuan rumah Grup B, optimistis bisa memenuhi target terdekat, yaitu lolos ke delapan besar dengan status sebagai juara grup.
Tanpa bermaksud merehkan tim peserta lain di Grup B: Persela Lamongan, PSGC Ciamis, dan Sriwijaya FC, Arema Cronus percaya diri mampu meraup poin penuh di setiap pertandingan.
Formasi ideal: (4-4-2)- Kadek Wardhana; Johan Alfarizi, Fabiano Beltrame, Purwaka Yudhi; Benny Wahyudi, Ferry Aman Saragih, Hasim Kipuw, Ahmad Bustomi, Arif Suyono; Cristian Gonzales, Samsul Arif
Pemain Masuk: Morimakan Koita, Lancine Kone
4. Sriwijaya FC
Sriwijaya FC adalah skuat penasaran. Dibilang penasaran karena mereka adalah tim yang paling siap melakoni ISL 2015. Persiapan sudah dimulai sejak November 2014 untuk kompetisi ISL yang baru dimulai akhir Maret 2015. Apesnya, baru sebulan berjalan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia itu dihentikan PSSI. Para pemain kelas satu, plus pelatih sekaliber Benny Dollo, yang dimiliki Sriwijaya FC mau tidak mau diputus kontrak karena tidak ada aktivitas tim.
Kini, munculnya turnamen Piala Presiden 2015 membuat Sriwijaya FC kembali bergairah. Juara ISL 2011-2012 itu mencoba merangkai kembali kekuatan yang ada. Masih dipimpin pelatih Benny Dollo, tim berjulukan Laskar Wong Kito ini mampu mempertahankan sekitar 70 persen skuat yang dimiliki di ISL 2015.
Kekuatan yang hilang adalah peran tiga pemain asing dan pemain terbaik ISL 2014, Ferdinand Sinaga. Striker yang memiliki kecepatan lari di atas rata-rata itu memilih bermain di PSM Makassar, klub dari kota asal istrinya.
Selebihnya dalam pendaftaran pemain yang dilakukan manajemen Sriwijaya FC, masih ada pemain nasional sekelas Titus Bonai, Patrich Wanggai, Dian Agus Prasetyo, hingga Fachrudin. Ada juga tambahan pemain asing pengganti, yaitu Hyu Yun-koo, gelandang bertahan dari Semen Padang dan striker senior, T.A. Musafri.
Benny selalu optimistis menghadapi persaingan di Grup B Piala Presiden menghadapi PSGC Ciamis, Persela Lamongan, dan tuan rumah Arema Cronus. Dari tiga tim pesaing itu, Benny mengatakan sudah mengetahui pola permainan mereka. "Persela dan Arema sudah biasa kami hadapi. Sedangkan PSGC baru-baru mengalahkan Persib dalam uji coba. Itu harus kami waspadai," ujar mantan pelatih timnas Indonesia itu.
Dalam persiapan turun bertanding di turnamen yang jadi pramusim ISL 2015-2016 ini, tim pelatih Sriwijaya FC langsung menggabungkan menu fisik, teknik, dan taktik. Hal itu bisa dimaklumi karena waktu persiapan menuju turnamen terbilang mepet. Apalagi Sriwijaya FC sempat gamang ikut Piala Presiden karena khawatir batal digelar lagi seperti halnya ISL dan Indonesian Champions Cup. Namun, setelah beberapa kali diyakinkan pihak penyelenggara bahwa turnamen ini dijamin bisa digelar, Sriwijaya FC akhirnya mantap ikut berkiprah.
"Untuk target pastinya meraih hasil terbaik. Tapi saya menekankan kepada para pemain untuk fokus dulu di penyisihan grup. Satu per satu pertandingan harus bisa dilalui dengan permainan dan hasil positif," tutur Benny, yang juga pernah melatih Arema Malang.
Formasi Ideal: (4-2-3-1)- Dian Agus; Wildansyah, Fachrudin Wahyudi, Nanak, Jeki Arisandi; Alan Marta, Asri Akbar, Anis Nabar, Patrich Wanggai, Syakir Sulaeman; Titus Bonai
Pemain Masuk: Yu Hyun-koo, T.A. Musafri
Baca Juga :
Empat Calon Bintang Grup A Piala Presiden 2015
Adu Taktik Empat Pelatih di Grup A, Siapa Unggul?
Persib Terfavorit, 3 Klub Lain Membayangi dengan Ketat