Bola.com, Jakarta - Menjalani musim keduanya di Inggris, pelatih Manchester United, Louis Van Gaal, kembali melakukan pembelian besar-besaran dalam upaya mengembalikan kejayaan tim asal barat daya Inggris tersebut.
Sebanyak empat pemain, yaitu Matteo Darmian, Morgan Schneiderlin, Batian Schweinsteiger, dan Memphis Depay sudah didatangkan ke Old Trafford dengan biaya transfer kurang lebih sebesar 75 juta poundsterling. Dengan tambahan lain, penjaga gawang Sergio Romero didapatkan secara gratis.
Target utama Van Gaal adalah MU bisa kembali menjuarai liga setelah pada musim lalu hanya mampu finis di posisi empat besar klasemen akhir. Namun begitu, dia tetap memenuhi target yakni membawa tim peraih 20 gelar juara Premier League ini berlaga di Liga Champions musim 2015-2016.
Tiga laga sudah dijalani oleh MU di Premier League musim ini. Hasilnya, dua kemenangan dan satu kali imbang berhasil diraih oleh Wayne Rooney dkk. ditambah gawang Sergio Romero belum sekalipun kebobolan.
Pertanyaan besarnya adalah, apakah seluruh pembelian Van Gaal memberikan dampak yang signifikan bagi performa tim? Berikut ulasan mengenai statistik pemain pemain baru Manchester United di tiga laga awal Premier League:
***
Memphis Depay
Manchester United memenangi perburuan wonderkid asal Belanda ini dengan mengalahkan rival berat mereka, Liverpool. Kedekatan Louis Van Gaal dengan sang pemain disebut-sebut menjadi kunci kesuksesan transfer yang mencapai angka 24,6 juta pounds tersebut.
Keduanya termasuk ke dalam bagian tim nasional Belanda yang meraih medali perunggu di Piala Dunia Brasil 2014. Memphis awalnya diplot sebagai pemain no. 10 dalam skema 4-2-3-1 yang diusung Van Gaal musim ini.
Namun setelah serangkaian uji tanding dan partai perdana Premier League, Depay dikembalikan ke posisi naturalnya di sayap kiri. Pemain 21 tahun ini merupakan inverted winger, di mana dirinya ditempatkan di sisi kiri lapangan meskipun kaki terkuatnya adalah kaki kanan.
Meskipun tampil mengesankan di babak playoff Liga Champions, termasuk mencetak dua gol ke gawang Club Brugge pada leg pertama, di Liga Inggris, pencetak gol terbanyak Eredivisie musim lalu ini masih sulit menemukan permainan terbaiknya.
Dari tiga laga perdana, dia sudah melakukan 14 tembakan tapi hanya tiga di antaranya yang menemui sasaran, atau dengan kata lain akurasi sepakannya berada di angka 43%, dan belum mencetak sebiji gol pun.
Padahal musim lalu, dirinya mencetak 22 gol dalam 30 penampilanya di Eredivisie. Memphis juga belum menunjukan kelebihannya dalam hal menggiring bola, karena sejauh ini baru mencatatkan delapan dribel sukses dari tiga pertandingan, atau dengan kata lain 2,7 dribel setiap pertandingannya.
Akan tetapi, pemain kelahiran Moordrecht, Belanda ini sudah bisa menyesuaikan diri dengan taktik Van Gaal yang mengutamakan penguasaan bola, di mana dirinya mencatatkan 81% operan sukses dengan rincian 87 berhasil dari 108 kali percobaan, termasuk dua di antaranya adalah operan kunci.
***
Matteo Darmian
Semenjak ditinggal pensiun Gary Neville, pos bek kanan Manchester United sering menjadi bulan-bulanan serangan lawan. Belum ada lagi pemain yang bisa menggantikan peran Neville yang merupakan salah satu personil Class of 92.
Rafael da Silva yang diproyeksikan menjadi suksesor Neville lebih sering berkutat dengan cedera. Hasilnya, beberapa kali pemain yang bukan berposisi asli sebagai bek kanan ditempatkan di posisi tersebut, mulai dari duo bek tengah Phil Jones dan Chris Smalling, hingga musim lalu winger Antonio Valencia ditarik kebelakang mengisi pos yang ditinggalkan Rafael.
Meskipun demikian, karena posisi tersebut bukan ditempati oleh pemain yang memang berposisi sebagai bek kanan, maka area tersebut sering dieksploitasi oleh tim lawan.
Tepat pada 11 Juli 2015, pilihan untuk mengisi posisi bek kanan tersebut akhirnya jatuh kepada pemain asal Italia, Matteo Darmian. Setelah sebelumnya incaran United untuk posisi tersebut Nathaniel Clyne memilih untuk bergabung dengan klub rival, Liverpool.
Darmian sendiri merupakan tipe pemain bertahan yang serba bisa, dirinya tidak hanya bisa dimainkan sebagai bek kanan, tetapi juga sebagai bek kiri. Bahkan mantan kapten tim primavera AC Milan ini bisa saja ditempatkan sebagai bek tengah.
Tiga penampilan awal pemain kelahiran Legnano ini jelas menunjukan tren positif. Kuartetnya di lini belakang bersama Chris Smalling, Daley Blind dan Luke Shaw bermain sangat impresif, termasuk membuat gawang Sergio Romero tetap perawan.
Bahkan dalam laga perdana melawan Tottenham Hotspur, pemain yang menggunakan nomor punggung 36 ini dinobatkan sebagai Man of The Match. Bermain taktis ketika membantu penyerangan dan disiplin kala menggalang pertahanan menjadi kelebihan Darmian.
Dirinya tidak terlalu sering melakukan overlap, maju membantu serangan ketika memang benar benar dibutuhkan. Terbukti tingkat kesuksesan operan Darmian adalah 86%, dengan rincian 103 operan sukses dari 120 kali percobaan.
Peformanya dalam menghentikan serangan lawan lebih ciamik lagi. Dia melakukan 10 tekel sukses, 5 intersepsi dan 13 sapuan, dan sekali melakukan blok tembakan dengan rataan 6 aksi defensif dalam setiap pertandingan.
***
Morgan Scheneiderlin
Beratnya beban Michael Carrick di lini tengah Manchester United, di mana gelandang asal Inggris itu berperan sebagai katalis yang menghubungkan lini belakang dan barisan depan.
Tugas Carrick bukan hanya mengalirkan bola tetapi juga merebut bola dan menjadi tembok pertama menahan serangan lawan sebelum masuk ke jantung pertahanan.
Partner gelandang sebelumnya tidak ada yang bermain sesuai harapan, mulai dari Anderson, Tom Cleverley, hingga Darren Fletcher yang sering berurusan dengan masalah kebugaran, ditambah usia Carrick yang makin senja membuat Van Gaal terus berburu gelandang yang sepadan untuk pasangan dirinya di lini tengah.
Gelandang dengan tekel dan intersepsi terbanyak di Premier League dalam tiga musim terakhir, Morgan Schneiderlin menjadi pilihan Louis Van Gaal sebagai pendamping Carrick menjalankan dinamo permaianan Manchester United.
Pemain kelahiran Alsace ini mampu cepat nyetel dengan partner barunya, baik ketika dipasangkan dengan Michael Carrick ataupun Bastian Schweinsteiger. Scheneiderlin bertugas mengehentikan serangan lawan sebelum masuk terlalu jauh ke area pertahanan.
Empat rataan aksi defensif dilakukan Schneiderlin dalam setiap pertandingan. Hingga pekan ketiga liga dirinya sudah melakukan 10 kali memotong bola, dan tiga kali melakukan sapuan,dan melakukan total 23 tekel.
Dirinya juga sukses memenangkan duel udara sebanyak dua kali dari tiga percobaan, atau dengan kata lain 67% kesuksesan duel udara. Bukan hanya itu, Scheniderlin juga berperan besar dalam mengalirkan bola yang menjadi kunci skema dominasi penguasaan bola ala Van Gaal.
Dia juga bahkan mencatatkan 90% akurasi operan, dengan rincian 176 operan sukses dari 196 percobaan. Bahkan jumlah total operan yang dilakukan oleh Schneiderlin jauh melebihi jumlah yang dihasilkan oleh Carrick, di mana gelandang Inggris ini hanya menghasilkan 110 operan dalam tiga pertandingan.
***
Bastian Schweinsteiger
Kedatangan kapten tim nasional Jerman ini ke Old Trafford, terlihat sebagai suksesor jangka pendek Michael Carrick. Basti, begitu pemain ini akrab disapa, sebetulnya bisa dimainkan bersamaan dengan gelandang Inggris tersebut.
Apalagi pengalaman dari pemain yang membantu Jerman meraih gelar juara dunia tahun lalu ini pun menjadi nilai tambah bagi skuat MU yang berkomposisikan campuran antara pemain muda dan pemain senior.
Dari tiga pertandingan awal Premier League, Basti hanya baru sekali dimainkan sebagai pemain inti. Hal ini sangat wajar. Bukan saja karena sang pemain baru sembuh dari cedera, tetapi juga karena adanya perubahan yang sangat ekstrem dari iklim permainan.
Sebab, Schweinsteiger hampir dua dekade bermain di Bundesliga. Dengan iklim Premier League yang terkenal cepat dan mengutamakan ketangguhan fisik membuatnya harus menyesuaikan diri.
Meskipun demikian, kekasih dari petenis Ana Ivanovic ini tetap menunjukan kelasnya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia. Dari total 120 menit yang sudah di jalani, Basti mencatatkan 84% akurasi operan, dengan rincian hanya 84 operan pendek sukses dan 8 operan jauh sukses dari total 112 kali percobaan.
Dirinya juga mencatatkan 5 intersepsi dan 5 sapuan di tiga laga awal Premier League, dengan tambahan catatan tiga aksi defensif dan 1,3 tekel sukses dalam setiap pertandingan.
Perbedaan gaya bermain Bundesliga dan Premier League ini jugalah yang membuat dirinya menerima kartu kuning di laga debut ketika berhadapan dengan Tottenham Hotspurs dan hingga kini sudah melakukan 6 kali pelanggaran.
***
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Van Gaal dalam memenuhi ambisinya untuk mengembalikan trofi Premier League ke sisi merah kota Manchester. Bukan hanya problem mengenai ketajaman sang kapten Wayne Rooney sebagai ujung tombak, tetapi juga mengenai peforma pemain pemain barunya.
Memphis jelas harus lebih menyesuaikan diri dengan skema Van Gaal yang lebih mengutamakan penguasaan bola, Darmian harus lebih cermat lagi dalam melakukan marking terhadap lawan, Schmildfield, duo Schneiderlin dan Schweinsteiger harus lebih kompak lagi dalam mengatur irama permainan.
Bahkan penjaga gawang Sergio Romero yang belum pernah kemasukan pun harus memperlancar Bahasa Inggrisnya, agar lebih mudah mengomandoi lini pertahanan. Apalagi lawan yang akan dihadapi oleh The Red Devils di pekan keempat liga adalah Swansea City.
The Swans terkenal kompak dan selalu merepotkan. Belakangan, bomber mereka Bafetimbi Gomis sedang on-fire. Mengalahkan Swansea City di kandang mereka sendiri pastinya menjadi modal berharga Van Gaal untuk mengarungi 34 sisa pertandingan ke depan.
Baca Juga:
Belletti: Neymar ke MU? Mustahil
Van Gaal: Barca dan Bayern Takut Bertemu MU di Liga Champions