Bola.com, Monza - Empat tahun lalu, Jann Mardenborough belum pernah mengendarai mobil balap seumur hidupnya. Namun, pada pekan ini dia bakal menjalani lompatan luar biasa yang mungkin dulu tak berani dibayangkannya. Ya, pada akhir pekan ini Mardenborough bakal menjalani satu kali balapan di ajang GP2 Series bersama tim Carlin, di Sirkuit Monza, Italia.
Mardenborough biasanya membalap untuk Carlin di ajang GP3. Namun kesempatan mencicipi balapan GP2 datang setelah dia didaulat menggantikan posisi Sean Gelael, yang akhir pekan ini memilih berkonsentrasi di program Formula Renault 3.5 di Sirkuit Silverstone.
“Saya sangat antusias mengendarai mobil GP2 untuk kali pertama. Ini kesempatan yang tak mungkin saya tolak,” ujar Mardenborough, seperti dilansir Eurosport, Rabu (2/9/2015).
“Saya ingin pindah ke GP2 pada masa depan, jadi pengalaman ini sangat berharga. Saya ingin kompetitif, tapi tantangan di GP2 sangat berbeda dengan GP3. Ini akan jadi langkah besar, saya akan memberikan segalanya. Terima kasih Nissan dan Carlin karena telah memberikan kesempatan ini,” imbuh pria asal Britania tersebut.
Kisah Mardenborough ini mungkin merupakan salah satu cerita tergila dalam sejarah olahraga balap. Dalam tempo singkat, statusnya berubah dari hanya seorang gamer menjadi pebalap GP2, bahkan mulai disebut-sebut sebagai calon pebalap Formula 1 di masa depan.
Seperti dilansir Paddockscout, Rabu (2/9/2015), pada 2011 dia mengikuti Nissan GT Academy. Ini adalah program yang diprakarsai Nissan dan PlayStaytion untuk menemukan pebalap hebat masa depan melalui simulasi game balap, Gran Turismo. Usahanya berbuah peringkat ketiga, mengalahkan sekitar 90.000 pesaing. Poster wajahnya didaulat menjadi sampul program tersebut selama beberapa tahun, saat dia mulai membalap di ajang GT3 dan GT4 bersama Nissan.
Talenta Potensial
Setelah memenangi balapan dan naik podium di sejumlah lintasan populer seperti Spa, Nissan Global Motorsport Director, Darren Cox, menyadari telah menemukan talenta yang berpotensi menjadi pebalap hebat.
Tak butuh waktu lama sebelum Mardenborough bisa berpartisipasi di balapan Formula 3 Eropa bersama Carlin. Biasanya ini menjadi pijakan pertama, selain karting dan Formula Ford, untuk melangkah ke F1. Sejumlah pebalap pernah juga membalap untuk Carlin, seperti Sebastian Vettel, Nico Rosberg, dan Daniel Ricciardo.
Musim pertamanya di Formula 3 Eropa tak menghasilkan kemenangan atau podium. Tapi pengalaman itu mengantar Mardenborough menjadi test driver untuk Arden International di GP3 Eropa, salah satu seri untuk melompat ke ajang F1. Daniil Kvyat langsung bisa melompat dari GP3 ke ajang F1 bersama Red Bull.
Setelah sukses sebagai test driver, Mardenborough tak hanya ditawari sebagai pembalap penuh, tapi juga berhasil menarik perhatian tim Red Bull. Dia ditawari posisi sebagai salah satu pebalap di program pengembangan tim, sekaligus mendapat akses ke simulator F1 Red Bull, yang kerap disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Mardenborough menyudahi musim pertamanya di GP3 itu pada posisi kesembilan, menang sekali dan beberapa kali naik podium.
Pria Britania ini pindah tim pada 2015, kembali ke Carlin, namun masih berkompetisi di GP3. Dia juga ditawari membalap di LeMans untuk Nissan Motorsport. Laporan terbaru menyebutkan Renault berencana membeli saham mayoritan tim Lotus F1 dan berniat mencari pebalap untuk menggantian Pastor Maldonado. Untuk seseorang seperti Mardenborough, pintu ke jalur F1 kini terbuka lebar.
Renault dan Nissan bekerja sama selama beberapa tahun belakangan, baik untuk urusan mobil balap maupun sepeda motor balap. Berkat kerja sama tersebut, Mardenborough memperoleh kesempatan menjajal mobil Formula Renault 3.5 pada akhir tahun lalu.
Kans semakin cerah setelah pada pekan ini dia bakal menggeber mobil GP2 di Sirkuit Monza Italia. Fase ini sangat dibutuhkan untuk mempermulus jalannya ke arena F1. Jika itu menjadi kenyataan, cerita Mardenborough akan menjadi salah satu dongeng indah dalam sejarah balap motor.
Baca Juga:
Ingin Bangkit, Rio Haryanto Yakin Naik Podium GP2 Italia
Tim Rio Haryanto bakal Minta Klarifikasi Penalti di GP2 Belgia