Bola.com, Kudus - Grand Final Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis, di Kudus, seharusnya diikuti 114 peserta. Namun, 10 anak memutuskan tidak hadir karena berbagai alasan.
Saat pendaftaran ulang grand final, Jumat (4/9/2015), diketahui 10 anak yang absen tersebut merupakan finalis dari audisi umum Medan, Balikpapan, Makassar, Purwokerto, dan Makassar.
Salah satu peserta yang tak hadir adalah Arindi Nurul Amalia Asman (peserta U-15) asal Makassar. Menurut sang kakak, Ade Nurul, Arindi batal berangkat ke Kudus karena ada kegiatan sekolah yang tidak bisa ditinggalkan.
“Dia memang lolos dan seharusnya berangkat ke Kudus. Tapi ada acara di sekolah, tidak dapat izin untuk ke Kudus,” kata Ade, saat dihubungi Bola.com melalui telepon.
Arindi sangat kecewa membuang kesempatan berebut beasiswa bulutangkis dari Djarum. Padahal dia serius ingin menekuni bulutangkis dan beasiswa tersebut dianggap bisa menjadi jalan untuk meraih prestasi lebih baik. Sebelum ikut audisi beasiswa Djarum, Arindi sudah malang melintang mengikuti kejuaraan di wilayah Sulawesi Selatan. “Kami keluarganya cuma bisa menghibur. Kami bilang semoga ada kesempatan lagi tahun depan,” kata Ade.
Lain lagi cerita Annestia Rosalina Zendrato, pebulutangkis U-15 asal Pekanbaru yang lolos dari audisi Medan. Dia gagal berangkat karena tak ada keluarga yang bisa mengantar ke Kudus. Selain itu, mereka juga kekurangan ongkos untuk membiayai keberangkatan ke Jawa Tengah.
Masing-masing peserta audisi sebenarnya mendapat subsidi biaya transportasi dari pihak Djarum. Peserta dari luar Jawa mendapatkan Rp 2 juta per orang, sedangkan peserta dari Jawa memperoleh Rp 1 juta per orang.
“Ya memang dapat subsidi tapi masih kurang. Selain itu karena bertepatan dengan acara hajatan saudara di Tapanuli. Adik ipar saya menikah, jadi tidak ada yang bisa menemani ke Kudus. Kalau misalnya anak saya laki-laki, ya saya titipkan ke orang lain. Tapi karena perempuan, saya tidak tega,” kata ayah Annestia, Yamowan Zendrato.
Menurut sang ayah, Annestia sangat sedih karena gagal mengikuti grand final. Beberapa malam terakhir sang anak selalu menangis. “Ya bagaimana lagi. Saya cuma bisa bilang supaya dia sabar, siapa tahu ada kesempatan lagi,” ujar Yamowan.
Kepala pelatih PB Djarum, Fung Permadi, mengatakan ketidakhadiran 10 pemain tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan grand final. “Karena cuma 10 orang, ya tidak signifikan. Kalau ditanya rugi atau tidak, seharusnya mereka yang rugi,” kata Fung Permadi.
Baca Juga:
29 Peserta Lolos ke Audisi Final Djarum Beasiswa Bulutangkis