Bola.com, Semarang- PSIS Semarang belum bisa memastikan kapan akan mulai mengumpulkan pemain. Setelah menjuarai turnamen Piala Polda Jateng pada 2 Agustus 2015, tim berjulukan Laskar Mahesa Jenar itu belum memiliki agenda lain.
Tim sudah dibubarkan selepas turnamen itu berakhir. Beberapa pemain seperti Johan Yoga Utama, Fauzan Fajri, dan M. Yunus pun sempat memperkuat Persis Solo di ajang Piala Kemerdekaan.
Sebenarnya, manajemen berencana mengumpulkan pemain dalam waktu dekat. Namun, manajemen mempertimbangkan faktor kepastian kompetisi Divisi Utama musim depan.
“Kami tidak ingin skuat musim ini bubar. Mereka tampil luar biasa di turnamen Piala Polda Jateng. Akan tetapi kami juga harus memperhitungkan kondisi sepak bola Indonesia. Bila kompetisi musim depan belum jelas, tentu kami yang rugi,” kata Direktur Teknik PSIS, Setyo Agung Nugroho.
Manajemen akan menunggu kepastian dari PT Liga Indonesia, soal kompetisi musim mendatang. Sudah ada titik terang karena PT LI berencana memutar ISL 2015-2016. Namun, lagi-lagi, klub berada di posisi yang tidak nyaman lantaran konflik antara PSSI dengan Kemenpora. Seperti yang terjadi sebelumnya, konflik menyebabkan kompetisi dihentikan.
“Seperti yang sudah-sudah, kami belum berkompetisi tapi kompetisi sudah dihentikan. Untung saja ada turnamen, pemain bisa mendapat pemasukan meski hanya sedikit,” lanjutnya.
Meski belum bisa merealisasikan rencana mengumulkan pemain, PSIS memberi sinyal akan kembali memanggil skuat lama, termasuk tim pelatih. Mendengar kabar ini, pelatih PSIS, M. Dofir mengaku senang. Ia merasa cocok dengan Fauzan Fajri dkk.
“Bila dipertahankan, saya siap. Tapi harus ada kompetisi atau turnamen yang bisa diikuti,” kata Dofir.
Bukan hanya manajemen dan anggota tim yang galau karena kompetisi tak jelas. Stakeholder PSIS, terutama 25 klub amatir anggota juga berharap PSIS tetap eksis. Menyikapi hal itu, manajemen PSIS telah mengadakan pertemuan dengan 25 klub amatir anggota PSIS, dua pekan lalu. Dalam pertemuan itu, mayoritas klub anggota menyarankan agar PSIS fokus di pembinaan usia dini. Salah satu program yang diusulkan adalah rencana mendirikan akademi.
“Soal akademi juga harus dipastikan kondisi sepak bola Indonesia. Kami berharap konflik cepat selesai,” kata Agung.
Baca Juga:
Persiba Bantul Punya PR Besar Jelang Semifinal Piala Kemerdekaan
Ini 3 Pemain Indonesia Paling Laris dalam Sebulan Terakhir
Kisah Benny Dollo, Pelatih "Arema Masuk Desa"