Bola.com, Malang- Tujuh pemain Timnas Indonesia tengah menjalani pra-pendidikan di korps TNI Angkatan Darat. Mereka adalah enam eks pemain Timnas U-23 yang tampil di Kualifikasi Piala AFC U-23 dan SEA Games 2015, yakni Ahmad Nufiandani, Teguh Amiruddin, Ravi Murdianto, Manahati Lestuten, Wawan Febriyanto, dan Abduh Lestaluhu. Satu lagi adalah striker Timnas U-19, M. Dimas Drajad.
Saat ini, mereka tengah berjuang keras untuk lolos tes dan menjadi anggota TNI. Teguh dkk. sudah lolos tes administrasi dan kini menjalani pra-pendidikan. Mereka bergabung di markas Resimen Induk Kodam III/Siliwangi, Bandung. Rindam III/Siliwangi adalah komando pelaksana di tingkat Kodam yang berkedudukan langsung di bawah Pangdam III/Siliwangi.
Mereka telah memulai pra-pendidikan yang digelar sejak Sabtu (5/9/2015). Dalam tiga hari terakhir, mereka merasakan pengalaman baru, yakni kehidupan menjadi pemula di dunia militer. Menurut M. Dimas Drajad, perjuangan menjadi tentara lebih berat dibanding saat menjadi pemain sepak bola.
"Sebenarnya sama-sama berat, tapi menjadi tentara bersifat lebih resmi dan kami harus lebih disiplin," kata Dimas, mantan striker Timnas U-19 era Indra Sjafri itu.
Kena Flu dan Batuk
Bukan perkara mudah untuk menjalani pendidikan di TNI. Selain harus siap fisik dan mental, kesehatan juga harus diperhatikan. Meski sudah merasa fit, faktor cuaca juga bisa berpengaruh. Seperti yang terjadi pada Senin (7/9/2015), akibat cuaca yang kurang bersahabat, para pemain itu sudah tumbang diserang flu dan batuk.
"Mungkin karena musim peralihan, kadang dingin lalu panas. Semua batuk-batuk sekarang," kata Teguh Amiruddin.
Untung, semangat untuk jadi TNI tidak luntur. Mereka tetap mengikuti berbagai acara yang diberikan panitia pra-pendidikan. Mulai latihan fisik dengan berlari pagi dan sore, sampai kegiatan class room tentang pengenalan tugas-tugas TNI.
"Ini pengalaman baru dan sangat seru, kami tetap antusias meski sakit," imbuh kiper asal Malang itu.
Pra-pendidikan itu akan berlangsung hingga 17 September. Setelah itu, baru pendidikan yang sebenarnya akan dilewati. Selama pendidikan, tentu mereka meninggalkan hingar bingar sepak bola.
"Pendidikannya bersamaan dengan peserta lain yang lewat jalur umum. Jadi, 17 September nanti semua baru pendidikan selama lima bulan," jelasnya.
Menjaga Warisan Bapak
Lantas, apakah mereka akan kembali ke dunia sepak bola setelah mengikuti pendidikan militer? Teguh mengaku akan kembali. Namun, ke mana klub tujuannya masih belum pasti. Untuk saat ini, prioritas Teguh adalah karier di TNI. Ia sudah memikirkan matang-matang soal masa depannya itu.
"Tergantung izin ke komandan nanti bagaimana," jawab dia.
Sementara, Dimas yang masih berusia 18 tahun merasa jalannya di sepak bola masih panjang. Ia akan fokus belajar di markas TNI AD, tapi dalam hati kecilnya tak mau meninggalkan sepak bola.
Keputusan Dimas menjadi tentara cukup mendadak. Sebelumnya, Dimas ingin fokus membela Timnas U-19. Namun, sanksi FIFA untuk Indonesia membuat Timnas U-19 arahan Fachri Husaini itu batal tampil di Piala AFF U-19 2015 dan Kualifikasi Piala AFC U-19. Alhasil, ia langsung banting setir ke jalur militer.
"Sepak bola adalah impian sekaligus warisan ayah saya. Untuk itu, sampai kapan pun saya tidak akan berhenti bersepak bola," kata Dimas.
Dimas yang juga berbisnis perlengkapan olah raga di Gresik itu ingin menjaga mimpi sang ayah, almarhum M. Sulkhan. Sulkhan adalah mantan pemain Timnas PSSI Primavera dan asisten pelatih Gresik United musim 2012.
"Semoga di masa depan karier sepak bola dan militer berjalan sukses," tegas Dimas.
Teruslah berjuang, prajurit!
Baca Juga:
Wawancara Muchlis Hadi Ning Syaifulloh yang Batal Ikut Tes TNI AD