Bola.com, Kuala Lumpur - Situasi sepak bola Malaysia memanas menyusul kekalahan memalukan 0-10 dari UEA di Kualifikasi Piala Dunia 2018 (3/9/2015). Imbas kekalahan terbesar yang pernah dialami timnas berjulukan Harimau Malaya itu, fans mengamuk di pertandingan lanjutan Kualifikasi Grup A, saat Malaysia menjamu Arab Saudi di Stadion Shah Alam, Kuala Lumpur, Selasa (8/9/2015) malam.
Laga itu terpaksa dihentikan di menit ke-88 karena penonton tuan rumah yang tergabung dalam kelompok fans garis keras Ultras Malaya membuat ulah menyalakan cerawat (flare) dan kembang api di dalam stadion. Asap menyelimuti seisi stadion. Aksi itu dilakukan saat Timnas Malaysia dalam posisi ketinggalan 1-2 dari lawan.
Tak pelak insiden itu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Menpora Khairy Jamaluddin terlihat sangat berang dengan kejadian itu. Pasalnya, sehari sebelum pertandingan kontra Arab Saudi, Khairy sudah meminta pertanggungjawaban Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) atas kekalahan telak dari UEA.
Khairy tak segan menuntut orang-orang yang berada di FAM agar bersedia mundur dan meletakkan jabatan sebagai bentuk tanggung jawab, meniru jejak Presiden FAM, Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah. Pada Senin (7/9/2015), Tengku Abdullah menyatakan segera mundur dari jabatannya dan menyarankan Sekjen FAM, Datuk Seri Affandy Hamzah, menjadi presiden sementara FAM.
Namun, hal itu tak cukup bagi Menpora Khairy. Seusai pertandingan kontra Arab Saudi, seperti dikutip di The Star, Menpora ingin orang-orang lain yang mengisi FAM, semisal mereka yang berada di jajaran Komite Eksekutif, untuk ikut bertanggung jawab.
"Presiden FAM memahami situasi yang terjadi. Saya berharap jajaran pimpinan di FAM juga memiliki dan menunjukkan kepekaaan sama," ujar Khairy.
"Kita tak bisa menyalahkan situasi ini hanya pada satu orang, sementara ada banyak orang lain yang berada di level pimpinan FAM dalam periode waktu lama, tetapi tidak melakukan upaya apa pun dalam pengembangan sepak bola nasional," tuding sang menteri.
"Saya harap mereka tidak bersembunyi di balik keputusan mundur presiden mereka. Mereka harus berani maju dan bertanggung jawab atas peran mereka. Saya harap mereka melakukan hal ini dengan sukarela, daripada menunggu seseorang, termasuk saya sendiri, untuk membuat suatu perubahan yang drastis (di FAM)," ancam Khairy.
Kantor berita Malaysia, Bernama, menambahkan Menpora Khairy Jamaluddin yakin reformasi total di FAM menjadi hal yang perlu dilakukan saat ini demi menyelamatkan sepak bola di negara itu.
Tengku Abdullah pasrah dengan pernyataan itu. Pria yang menjabat sebagai presiden FAM sejak Mei 2014 itu sepakat bila FAM harus membangun kembali timnas Harimau Malaya, termasuk mengganti skuat dan pelatih, demi kebaikan sepak bola Malaysia.
Seperti dimuat di Malaysian Insider, presiden FAM yang segera mundur itu juga mempersilakan sang menteri menggunakan kekuasaannya untuk "mengobok-obok" FAM, termasuk membekukan FAM menyusul penampilan buruk yang ditunjukkan timnas.
"Kami tak bisa menghentikannya, bila dia ingin menggunakan kekuasaannya. Dia punya kekuasaan, jadi, lakukan apa yang memang harus dilakukan," ucap Tengku Abdullah.
Di sisi lain, Dollah Salleh dan para asistennya sudah meletakkan jabatan sebagai pelatih kepala timnas Malaysia, tak lama berselang usai dibantai UEA 10 gol tanpa balas. Posisi Dollah Salleh untuk sementara digantikan pelatih timnas U-23, Ong Kim Swee.
Baca Juga :
Vladimir Vujovic: Sang Pengelana Bersiap Berpetualang ke Malaysia
Petasan di Lapangan Hentikan Laga Malaysia vs Arab Saudi
Imbas Kekalahan 0-10, Suporter Malaysia Bikin Rusuh di Shah Alam