Bola.com, Kudus - Seorang atlet tak cukup hanya berlatih keras supaya bisa berprestasi. Banyak aspek lain harus diperhatikan, seperti tekad kuat, kedisipilinan, pola tidur, hingga pola makan sehat.
Pengaturan menu dan pola makan juga menjadi perhatian serius Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum Kudus. Salah satu klub bulutangkis terbesar di Tanah Air ini tak main-main dalam menjaga makanan para atlet dan pelatih. Selain punya koki andal, PB Djarum Kudus juga punya ahli gizi.
Seluruh makanan untuk para atlet binaan PB Djarum dimasak di dapur asrama PB Djarum oleh tiga koki mereka. Kombinasi menu diatur cermat supaya sesuai kebutuhan gizi dan atlet tidak bosan menyantap menu yang itu-itu saja.
“Makanan yang kami sajikan kombinasi dari nasi, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah. Kami harus melakukan variasi-variasi supaya anak-anak tidak bosan,” kata kepala koki PB Djarum, Susilo, saat ditemui di dapur asrama PB Djarum, Minggu (6/9/2015).
Menyediakan makanan untuk seluruh atlet binaan membuat dapur PB Djarum selalu sibuk. PB Djarum total memiliki 88 atlet dan lima pelatih. Perinciannya, 27 atlet dewasa, 16 atlet anak putra, 13 taruna putra, 13 taruna putri, dan grup yang berusia paling kecil terdiri atas 15 putri dan 14 putra. Alhasil, bahan makanan yang harus dibeli juga banyak.
Untuk satu hari, beras yang harus dimasak mencapai 30-35 kilogram (kg). Perinciannya makan pagi 5 kg, makan siang 15 kg, sedangkan makan malam 10-15 kg. Beras yang dimasak saat makan pagi memang tak terlalu banyak karena para koki juga menyediakan roti, sereal, dan telur (dadar, ceplok maupun rebus).
Sedangkan kebutuhan daging juga cukup banyak. Untuk satu porsi makan, setiap atlet dijatah 150 gram daging. Total untuk sekali makan, koki PB Djarum harus menyediakan 10-15 kg daging.
Lain lagi untuk daging ayam. Biasanya satu ekor ayam dibagi dibagi menjadi empat potong. Kebutuhan rata-rata sekali makan sekitar 25 ekor ayam. Ayamnya pun tak boleh sembarangan, harus ayam kampung.
“Kalau udang satu orang dapat jatah 15 ekor untuk sekali makan. Totalnya 14 kilo untuk sekali makan seluruh atlet dan pelatih. Kalau ikan ya satu orang satu ekor, kecuali yang fillet satu orang sekitar 150 gram,” jelas Susilo.
Atlet Kurus
Demi mengontrol makanan yang disediakan dan juga perkembangan atlet, sebulan sekali digelar pertemuan dengan dokter gizi. Menurut Susilo, yang dibahas antara lain menu selama sebulan, makanan apa yang disukai dan kurang disukai atlet, dan laporan berat badan masing-masing pebulutangkis.
Dokter gizi selalu meminta data anak yang berat badannya kurang alias kurus. Mereka mendapatkan perlakuan khusus dalam soal makan. Jika yang lain hanya makan tiga kali sehari, anak-anak bertubuh kurus tersebut harus makan lebih sering.
“Anak yang kurus tingkat tinggi, dalam sehari harus makan empat sampai lima kali. Selain tiga kali makan pagi, siang, dan malam, mereka juga mendapat snack dan sore hari harus makan lagi. Biar berat badannya cepat naik. Mereka juga diberi vitamin khusus yaitu Cobazin 3000. Harus dikonsumsi sekali sehari,” jelas Susilo.
Layaknya anak-anak, tak jarang tiba-tiba mereka malas makan. Para koki harus kreatif. Selain terus mengubah-ubah menu makanan, mereka juga harus memaksa anak tersebut tetap makan. Kadang kala perlu bekerja sama dengan pelatih.
Atlet tak boleh dibiarkan malas makan karena itu bakal memengaruhi penampilan mereka di lapangan. Para atlet butuh tenaga besar karena harus menjalani latihan berat setiap hari dan juga supaya bisa maksimal saat bertanding.
“Setiap siang dan malam, para atlet juga wajib makan buah. Sepekan sebelum pertandingan, semua atlet mengonsumsi buah-buahan yang kadar karbohidratnya tinggi, seperti apel, pisang dan salak,” beber Susilo, yang sudah hampir 10 tahun menjadi koki PB Djarum.
Untuk lokasi makan, PB Djarum juga menerapkan kedisiplinan ketat. Seluruh atlet harus makan di ruang makan, tak boleh di kamar, kecuali mereka yang sedang mengikuti kejuaraan. Ruang makan PB Djarum, yang letaknya berhadapan dengan dapur, sangat bersih dan lapang.
Ada tujuh meja yang dikelilingi sejumlah kursi. Namun, tetap saja tidak mampu menampung 93 orang sekaligus. Oleh karena, para atlet makan bergiliran. Selain bisa dipantau, tentunya hal itu bertujuan menambah keakraban dan kekompakan para atlet.
“Pokoknya semuanya sudah disediakan di sini (ruang makan), atlet-atlet tinggal ambil. Vitamin juga kami sediakan di ruang makan. Siapa saja boleh ambil. Anak-anak harus makan di sini supaya lebih mudah memantaunya,” kata Susilo.
Baca Juga:
46 Pebulutangkis Muda Masuk Tahap Karantina Beasiswa Djarum
Beginilah Tes Fisik untuk Peserta Seleksi Beasiswa Djarum
Beasiswa Djarum: Demi Regenerasi, Atlet U-13 Lebih Banyak Lolos