Bola.com, Malang - Performa Morimakan Koita bersama Arema Cronus masih belum sesuai harapan. Selama penyisihan Grup B Piala Presiden 2015, dia hanya sekali jadi starter.
Di dua laga lainnya ia hanya berstatus sebagai pemain pengganti. Dengan status sebagai pemain asing, hal itu merupakan catatan negatif. Karena pemain asing lain yang didatangkan bersamaan dengannya, Lancine Kone tampil memukau dengan torehan tiga gol.
Namun, pelatih Arema Joko Susilo punya penilaian lain. Dia masih melihat ada potensi besar dalam diri Koita. Hanya saja itu belum muncul karena faktor minim adaptasi.
"Dia hanya dua kali latihan sebelum main di Piala Presiden. Jadi masih butuh adaptasi lagi," kata pelatih yang akrab disapa Getuk itu.
Sebelum terjun di fase perempat final Piala Presiden, pemain asal Mali itu punya kesempatan adaptasi lagi sepekan ke depan. Adaptasi Koita tak semulus Kone lantaran ia tak bisa berbahasa Indonesia.
Gelandang 24 tahun tersebut akhirnya kesulitan berkomunikasi dengan rekan-rekannya maupun tim pelatih.
Hanya Lancine Kone yang bisa jadi penyambung lidah dari pelatih dan pemain ke Koita. Kendala seperti ini yang sebenarnya juga dialami saat dia masih bermain di Sriwijaya FC. Mengingat baru tahun ini Koita bermain di Indonesia.
"Kone langsung bisa adaptasi karena sudah lama di Indonesia. Untuk Koita semoga bisa lebih cepat," imbuh Getuk.
Melihat dari performa Koita saat tampil di lapangan, bisa dibilang tak istimewa. Ia terhitung sering kehilangan bola. Itu terlihat jelas saat pertandingan pertama Grup B lawan Persela Lamongan.
Setelah itu, tim pelatih Tim Singo Edan hanya memainkan Koita di pertengahan babak
kedua lawan Sriwijaya dan PSGC Ciamis.
Baca Juga:
Babak I: Penalti Samsul Arif Bawa Arema Unggul atas PSGC