Bola.com, Palembang - Sejak direkrut Sriwijaya FC akhir tahun lalu, Patrick Wanggai belum menunjukkan ketajamannya bersama Laskar Wong Kito. Di turnamen pramusim Surya Citra Media Cup ataupun saat bermain kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015, eks pemain T-Team Malaysia ini kalah tajam dari Goran Ljubojevic ataupun Ferdinand Sinaga di lini depan SFC.
Namun, kini segala sesuatunya berubah saat SFC turun di turnamen Piala Presiden 2015. Dua gol sudah disarangkan oleh pemain asal Nabire Papua dan membuat dirinya menjadi top scorer sementara Sriwijaya FC di ajang ini. Benarkah resepnya karena "jimat" khusus?
Diakui Patrich gol pertamanya saat melawan Arema Cronus (5/9/2015) sangat berarti dan dipersembahkannya untuk istri serta putri semata wayangnya.
“Saya senang sudah bisa pecah telur di SFC, karena sudah cukup lama menunggu kesempatan tersebut. Di kompetisi ISL 2015 lalu saya hanya menyumbangkan dua assist dari tiga pertandingan yang dimainkan," kata striker asal Papua tersebut.
"Tapi ketika tim melawan Arema di penyisihan Grup B Piala Presiden 2015, ada rasa kecewa juga karena gol tersebut tidak mampu membawa SFC meraih poin, cuma secara umum saya sangat bersyukur sekali dan setelah itu saya percaya keran gol saya akan terus mengalir,” tambah Patrich Wanggai saat dihubungi Bola.com.
Setelah menjebol gawang Arema Cronus yang dijaga I Made Wardana, bersama pemain Sriwijaya FC lainnya Patrich Wanggai memang terlihat cukup emosional merayakan golnya.
“Tidak ada maksud khusus, spontan saya hanya ingin bersyukur kepada Tuhan. Di SFC sendiri pun, tidak masalah jika ada pemain lain yang mampu mencetak gol karena sepakbola modern semuanya punya peran yang sama,” jelasnya.
Menurut Patrich, saat masih merumput di Liga Malaysia pun, dirinya pun tidak dimainkan sebagai target man dan lebih condong ditempatkan sebagai gelandang serang di belakang striker.
“Kebetulan di SFC sekarang saya diminta bermain sebagai target man. Jika melihat permainan kami di penyisihan grup Piala Presiden ini, rasanya kami tampil jauh lebih solid dibanding kala berlaga di ISL atau turnamen prakompetisi. Semoga hal positif ini bisa dipertahankan,” ungkap pemain yang mencetak 12 gol saat di Liga Malaysia 2014 ini.
Diakui Patrich, tidak hanya dirinya pribadi, namun hampir seluruh pemain SFC saat ini kondisinya jauh lebih baik, dari sisi kebugaran fisik atau jalinan kekompakan.
“Perlu dipahami kami baru bergabung kembali 17 Agustus lalu, tapi saat ini bisa dibilang level kebugaran fisik kami telah sampai level maksimal 100 persen. Hal itu merupakan hal yang luar biasa karena bisa dibilang masa persiapan kami menghadapi Piala Presiden amat pendek," ujar mantan striker Persipura Jayapura dan Persidafon Dafonsoro tersebut.
Saat Sriwijaya FC menjajal Persela Lamongan, Patrich yang jarang dipercaya menjadi eksekutor tendangan penalti, secara khusus meminta ke duetnya di lini depan Titus Bonai untuk bisa mengeksekusi tendangan 12 pas.
"Saya bilang ke Tibo, kalau saya saya siap menendang penalti. Dan sekali lagi saya bersyukur karena mampu menyelesaikan tanggung jawab tersebut dengan baik sekaligus menambah pundi gol di Piala Presiden,” cerita Patrich.
Pemain yang mencatat 14 gol dalam 1 musim saat masih berseragam Persipura pada ISL 2013 itu pun mengatakan salah satu alasan lain mengapa dirinya kembali tajam adalah dukungan yang diberikan oleh sang istri, Maria Cecilia.
“Di saat penampilan saya tengah menurun, istri saya adalah pihak yang selalu memberikan dukungan, penyemangat, serta terus memberi keyakinan agar saya tidak putus asa,” jelasnya.
Patrich Wanggai menyebut ia punya "jimat" pembawa keberuntungan saat berlaga di Piala Presiden. Ia menggunakan sepatu yang terukir nama istrinya serta putri semata wayangnya, Patricia.
Dengan mennggunakan sepatu penuh rasa cinta tersebut sang pemain mengaku lebih bersemangat berlaga di lapangan. “Sepatu ini selalu mengingatkan saya bahwa apa yang saya lakukan untuk keluarga,” papar Patrich.
Baca Juga:
Sriwijaya FC Pulang Disambut Asap, Pindah Markas Sementara?