Wawancara Dimas Galih: Mimpi Cetak Rekor di PSM

oleh Abdi Satria diperbarui 17 Sep 2015, 15:00 WIB
Kiper PSM Dimas Galih Pratama bersama Nurul Fadillah (istri) dan Iker Pratama Febrian (anak). (Bola.com/Ahmad Latando)

Bola.com, Makassar- Berkat aksi impresifnya sebagai kiper utama PSM Makassar di fase grup Piala Presiden, Dimas Galih Pratama menjelma jadi idola baru fan Juku Eja. Padahal, saat pertama kali bergabung di PSM pada ISL 2015, Dimas berstatus kiper ketiga di bawah Markus Haris Maulana dan Fauzi Toldo.

Tidak mudah buat alumni SAD Uruguay 201 ini mendapat kepercayaan jadi kiper utama. Tapi, eks kiper Persebaya 1927 dan Persijap Jepara tidak patah arang. Akhirnya kesempatan itu datang saat manajemen Juku Eja tidak lagi memakai jasa Markus dan Fauzi di Piala Presiden.

Advertisement

Dimas pun tidak membuang peluang untuk unjuk aksi. Dari tiga laga PSM di Grup D, kiper kelahiran 23 November 1992 ini tidak pernah kebobolan. Suami Nurul Fadillah dan ayah dari Iker Pratama Febrian ini tercatat enam kali melakukan penyelamatan gemilang. Sukses membawa PSM ke perempat final membuat Dimas mengaku punya impian besar bersama Juku Eja. Apa saja? Berikut penuturannya kepada Bola.com:

Anda dinilai sebagai salah satu kunci keberhasilan PSM melangkah ke perempatfinal Piala Presiden 2015. Ada komentar terkait hal ini?

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi apresiasi terhadap penampilan saya di Piala Presiden. Tapi, bagi saya, keberhasilan ini adalah milik tim. Saya ini adalah bagian kecil dari tim. Tanpa dukungan rekan satu tim, saya ini bukan siapa-siapa.

Faktanya, Anda kini jadi idola baru publik Makassar. Merasa terbebani dengan status ini?

Saya tidak terbebani. Saya malah semakin termotivasi untuk berusaha tampil bagus bersama PSM. Saya ingin membawa PSM juara di Piala Presiden. Jadi kiper utama Juku Eja adalah momentum terbaik dalam karir sepak bola saya. Tentu saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

Seperti apa arti PSM buat Anda?

PSM adalah klub tertua dengan tradisi juara yang kental di Indonesia. Tidak mudah jadi starter di Juku Eja. Apalagi, awalnya saya datang ke Makassar hanya berstatus sebagai kiper pelapis. Tapi, saya tidak pernah pesimistis. Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri. Pernah berguru di SAD Uruguay lalu jadi kiper di Persebaya 1927 dan Persijap Jepara plus masuk seleksi timnas U-23 membuat saya percaya kesempatan akan tiba asal tetap fokus dan berlatih keras bersama tim.

Suporter dan manajemen ingin menjadikan gelar Piala Indonesia sebagai kado ulang tahun PSM ke-100, 2 November 2015. Anda yakin bisa mewujudkannya?

Ini bukan soal yakin atau tidak. Seluruh elemen tim di PSM sudah sepakat dan memiliki tujuan sama untuk jadi juara Piala Presiden. Tekad inilah yang membuat kami merasa termotivasi untuk bersaing di ajang ini meski hanya dihuni pemain lokal.

Terakhir, apa rencana Anda pasca Piala Presiden?

Saya berharap tetap di percaya jadi kiper utama PSM di ISL musim depan. Selain suporternya yang fanatik, di PSM semua mendapat perlakuan sama. Tidak ada istilah senior atau junior. Kebersamaan inilah yang membuat saya betah di Makassar.

 

Baca Juga: 

Mitra Kukar Wajib Waspadai Dua Gelandang Mesin Permainan PSM

Ini Daftar 34 Pemain yang Diboyong PSM untuk Ladeni Mitra Kukar

Wawancara Ferdinand Sinaga: Mitra Kukar Tak Sekuat Musim Lalu