5 Fakta Unik F1 GP Singapura

oleh Diya Farida diperbarui 17 Sep 2015, 18:40 WIB
UNIK - Selain balapan di malam hari, GP Singapura masih memunyai 5 fakta unik, yang sejatinya merupakan tantangan tersendiri bagi para pebalap.(Formula 1)

Bola.com, Singapura - Sebagai salah satu seri balap alias grand prix (GP) yang digelar malam hari, wajar bila masyarakat umum mengira bahwa satu-satunya kesulitan F1 GP Singapura ialah membalap di bawah siraman cahaya artifisial. Namun, tahukah Anda, F1 GP Singapura masih punya 5 fakta unik lain, yang sejatinya merupakan tantangan terberat bagi para pebalap.

Apa saja 5 fakta unik tersebut? Berikut penjabaran yang dirangkum Bola.com dari situs resmi F1.

Advertisement

1. Suhu Panas yang Tinggi
F1 GP Singapura boleh saja digelar di malam hari, tapi jangan salah, meskipun matahari sudah terbenam, faktanya temperatur udara Singapore City tetaplah tinggi dan lembab.

Suhu rata-rata di malam hari mencapai 30 derajat Celcius. Namun, saat pebalap berada di dalam kokpit jet daratnya, suhu ini bisa melonjak sampai dua kali lipat menjadi 60 derajat Celcius!

"Sulit menjelaskan rasanya balapan selama dua jam dalam kondisi seperti ini. Tapi, coba saja Anda berpikir duduk di dalam sauna sambil mengenakan pakaian anti-api lengkap dengan helm-nya. Jika level kepanasan tertinggi sauna ialah 10, maka level kepanasan GP Singapura ialah 7," jelas pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, kepada BBC.

Pebalap Mercedes, Nico Rosberg, berupaya menghindari dehidrasi pasca balapan di GP Singapura dengan banyak minum.(Formula 1)

2. Benturan di Sepanjang Lintasan Balap
Meski Sirkuit Marina Bay masih masuk dalam kategori layak balapan di pentas F1, faktanya sehari-hari lintasan balap ini merupakan jalan raya yang dipakai berbagai jenis kendaraan.

Mengacu pada fakta ini, tidak mengherankan bila jalan raya Marina Bay memunyai sejumlah permukaan yang membuat kendaraan, dalam keadaan kencang, jadi mengalami benturan kecil alias seperti melonjak-lonjak.

"Saat hal itu terjadi, Anda seperti dilempar-lempar dalam mobil Anda sendiri. Ada tekanan pada tulang punggung Anda, kaki Anda terus-menerus bergerak, dan Anda bergetar sepanjang balapan. Kalau sudah begini, saya hanya bisa berharap supaya sistem pengereman tidak terkunci. Gila deh, pokoknya," kata Hamilton, yang sukses memenangi dua GP Singapura.

Benturan dalam jet darat dipastikan kerap terjadi selama menjalani balapan GP Singapura.(Formula 1)

3. Jumlah Tikungan Terbanyak
Banyaknya jumlah tikungan dalam suatu lintasan balap memang memberi sensasi tantangan tersendiri bagi para pebalap. Lantas bagaimana dengan Sirkuit Marina Bay?

Fakta mencatat, Sirkuit Marina Bay memunyai total 23 tikungan. Terbanyak di antara semua sirkuit yang masuk dalam kalender balap F1 musim ini.

Padahal, total panjang lintasan balap yang harus dilahap di GP Singapura cuma 5.065 Km saja. Artinya, hampir sepanjang waktu para pebalap harus menjumpai tikungan, baik yang lambat maupun yang cepat.

"Tidak ada waktu untuk jeda, karena Anda secara konstan belok ke kiri dan ke kanan, ke kiri dan ke kanan. Rasanya seperti melakukan sprint terus-menerus, saya yakin detak jantung kami lebih tinggi di sini ketimbang di tempat lain," jelas Hamilton.

Sebagian tikungan yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pebalap menjalani balapan di GP Singapura.(Formula 1)

4. Durasi Balapan Terlama
Walau panjang lintasan balap yang harus dilahap setara dengan Sirkuit Monako, faktanya GP Singapura merupakan balapan dengan durasi paling panjang. Hal ini tidak lepas dari banyaknya jumlah tikungan di atas tadi.

Banyaknya jumlah tikungan setara dengan banyaknya aksi pengereman para pebalap. Sebagai imbas, durasi satu putaran balapan jadi lebih lambat ketimbang rata-rata durasi satu putaran balapan di sirkuit-sirkuit lain.

Dampak panjangnya? Durasi balapan GP Singapura menjadi yang terlama, dengan rerata waktu balapan mencapai 2 jam.

Rata-rata, balapan GP Singapura diselesaikan dalam durasi dua jam.(Formula 1)

5. Waktu Balapan (dan Kehidupan) Tidak Normal
Salah satu aspek terunik dari GP Singapura ialah waktu penyelenggaraan yang jatuh pada malam hari. Lewat jadwal ini, siklus kehidupan para pebalap berubah total.

Karena dituntut untuk 100 persen fit di malam hari, maka para pebalap akan menghabiskan waktu mereka di siang hari dengan tidur, dan baru akan memakan sarapannya pada siang atau bahkan sore hari.

"Memang terdengar tidak normal, tapi karena balapan dimulai pukul 8 malam, maka kami harus berusaha untuk tetap 'hidup' dalam waktu Eropa. Untuk menjamin kami tetap terjaga di malam hari," ucap pebalap Ferrari, Sebastian Vettel.

"Saya bangun tidur sekitar waktu makan siang, dan baru menyantap sarapan pada pukul 2 siang, karena di Swiss (domisili Vettel, red) waktunya menunjukkan pukul 8 pagi,"

"Memang aneh makan siang di malam hari, dan baru tidur dini hari. Tapi kami sudah melakukan hal ini selama beberapa tahun, jadi ya sekarang sudah terasa lebih normal ketimbang pertama kali dulu," tutup Vettel.

Pebalap Lotus, Romain Grosjean, tertangkap kamera tengah menguap lantaran menahan kantuk jelang balapan malam di GP Singapura.(Formula 1)

Baca juga:

Mercedes Intip Kans Samai Rekor Williams di GP Singapura

Sirkuit Diselimuti Kabut Asap, GP Singapura Tetap Dilaksanakan

Jelang F1 Singapura: Hamilton Berpeluang Samai Rekor Senna