4 Kelemahan yang Bisa Bikin Persib Kalah dari Borneo FC

oleh Ario Yosia diperbarui 20 Sep 2015, 12:04 WIB
Persib Harus Berani Lebih Menyerang Di leg kedua semifinal Piala Presiden 2015 (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Berstatus sebagai sebagai tim juara kompetisi Indonesia Super League (ISL), Persib Bandung tampil sebagai tim yang amat superior di Piala Presiden 2015. Mereka menyapu bersih tiga laga penyisihan Grup A dengan kemenangan. Gawang Maung Bandung pun masih perawan, belum dijebol lawan. Tapi sejatinya Persib tak sekuat yang dibayangkan banyak orang.

Tim asuhan Djadjang Nurdjaman masih memiliki sederet kelemahan yang bisa dimaksimalkan tuan rumah Pusamania Borneo FC yang menjadi lawan Tim Pangeran Biru di leg pertama perempat final Piala Presiden 2015 di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (20/9/2015). Apa saja titik lemah yang bisa jadi sandungan bagi Atep dkk.?

Advertisement

1. Rekor Buruk di Stadion Segiri

Pemain Persib, Zulham Zamrun merayakan gol ketiga yang dicetaknya ke gawang Martapura F.C pada laga Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Kamis (10/9/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Stadion Segiri, Samarinda, bukan tempat yang ramah bagi Persib. Sejak 2010 Tim Maung Bandung selalu kalah saat berlaga di stadion berkapasitas 30 ribu orang tersebut.

Stadion Segiri sebelum dipakai oleh Pusamania Borneo FC menjadi kandang Putra Samarinda (kini Bali United Pusam). Saat bersua Pusam di Samarinda, Persib selalu kalah.

Pada 19 Januari 2010 Persib takluk dengan  skor 1-2. Selanjutnya setahun berselang atau tepatnya 20 Januari 2011  mereka kalah lagi dengan skor 0-1. Persib kembali menelan pil  pahit pada 17 Januari 2012 dengan skor 1-2. Skor kekalahan identik kembali ditelan Tim Pangeran Biru pada 16 Februari 2013. 

Pada musim 2014 kedua tim tidak bersua karena berada di grup berbeda (ISL menggunakan format pembagian dua wilayah). Sejatinya di pentas kompetisi Persib belum sempat berjumpa penghuni baru Stadion Segiri, Pusamania Borneo FC yang baru mentas di kompetisi kasta  tertinggi pada musim 2015.

Duel yang melibatkan kedua tim hanya  terjadi di level uji coba menjelang kompetisi Indonesia Super League 2015 pada 6 Januari. Kala itu tim asuhan Djadjang Nurdjaman menang dengan skor telak 3-0.

Jika melihat rekor pertandingan Pusamania Borneo FC di Divisi  Utama musim 2014 lalu julukan jago kandang layak disematkan ke klub  asuhan Iwan Setiawan. Mereka menyapu bersih 14 laga kandang kompetisi kasta kedua tanpa sekali pun meraih hasil seri atau kalah.

Klub-klub lain yang pernah bertandang ke Segiri, menyebut Borneo FC amat sulit ditaklukan di kandangnya. Teror psikologis dari para pendukung Borneo FC sering jadi gangguan fokus tim tamu.

2. Skuat Tidak Lengkap

Gelandang Dedi Kusnandar dipastikan absen memperkuat Persib Bandung melawan Pusamania Borneo FC di babak delapan besar Piala Presiden 2015. (Persib.co.id)

Persib bertandang ke Samarinda tidak dalam kondisi full team. Dua pemain pilar, Dedi Kusnandar (gelandang jangkar) dan M. Ridwan (penyerang sayap kanan), ditinggal di Bandung karena problem cedera.

Catatan tambahan Ilija Spasojevic (striker), Supardi (bek sayap kanan), Zulham Zamrun (penyerang sayap kiri), baru pulih dari cedera. Amat mungkin mereka tidak akan bermain pada level terbaiknya.

3. Taktik yang Mudah Terbaca

Pelatih Persib, Djadjang Nurjaman, kurang berani merubah komposisi starting eleven. (Istimewa)

Djadjang Nurdjaman tipikal pelatih yang bermain aman. Ia jarang melakukan rotasi ekstrem di jajaran skuat inti Persib. Komposisi pemain yang itu-itu saja bisa jadi bumerang.

Beberapa pemain yang tampil bagus di penyisihan macam Zulham Zamrun, Makan Kanote, atau Ilija Spasojevic yang akan kembali diberdayakan di perempat final bakal jadi incaran kubu lawan. Jika Djadjang tidak cerdik mengantisipasi dengan menyiapkan pemain serep yang bisa merubah permainan maka akan berbahaya.

Patut diingat Iwan Setiawan, pelatih Borneo FC dikenal punya banyak skenario taktik. Pelatih lulusan KNVB itu dikenal jago bersiasat saat timnya mengalami kebuntuan.

4. Firman Mulai Loyo

Firman Utina dihentikan gerakannya oleh pemain Persiba Balikpapan dalam turnamen Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Rabu (2/9/2015). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Firman Utina menjadi poros permainan lini tengah Persib. Ia pengatur tempo sekaligus pelayan para striker dengan umpan-umpan terukurnya.

Hanya stamina Firman jadi momok. Lama absen tak bertanding membuat tubuh gelandang yang kini berusia 33 tahun telihat tambun. Di fase penyisihan permainan Firman sering kedodoran begitu memasuki menit 60 pertandingan.

Persib sendiri juga memiliki Makan Kanote, yang bisa difungsikan menggantikan peran Firman. Gelandang asal Mali itu amat kuat saat menyerang, namun ia bukan tipikal pemain yang bisa mengatur tempo permainan sebaik Firman.

Akan sangat berbahaya jika Kanote, yang dikenal sebagai pemain bergaya cepat, untuk terus memaksa rekan-rekannya bermain tempo tinggi. Situasi berbeda jika Firman yang menempati posisi sebagai dirigen permainan.

Ada sosok gelandang lain yang terasa pas mengisi posisi Firman jika ia kelelahan, yakni M. Taufik. Hanya ia bakal dapat peran baru jadi jangkar mengisi kekosongan Dedi Kusnandar.

Baca Juga:

Video: Momen Berkesan Zulham Zamrun Penyerang Persib Bandung

Zulham "ZZ54" Zamrun Minta Persib Waspadai PSM, Borneo, Arema

Tandang ke Samarinda, Persib Justru Makin Percaya Diri