Bola.com, Kediri - Kesuksesan Persinga Ngawi tampil sebagai runner-up Piala Kemerdekaan 2015 membuat beberapa klub yang berada di lintas selatan (jalur pantai selatan) Jatim merasa iri.
Di saat klub-klub di jalur selatan ada yang terdegradasi, bahkan mati suri, prestasi Persinga memantik reaksi positif. Padahal dari segi sejarah dan catatan rekor, klub berjuluk Laskar Ketonggo itu masih kalah mentereng dibanding Persik Kediri yang pernah jadi kampiun Liga Indonesia dua kali, pada 2003 dan 2006 lalu.
Di wilayah selatan Jatim, dua klub telah terlempar ke Liga Nusantara seperti Persenga Nganjuk dan Perseta Tulungagung. Bahkan nasib Persik lebih miris. Tim berjulukan Macan Putih itu diragukan bisa bangkit karena dualisme kepemilikan PT Bola Mandiri.
"Peta kekuatan sepak bola lintas selatan sekarang bergeser ke barat. Persinga sangat konsisten prestasinya, meski belum pernah jadi juara di tingkat nasional. Tapi, mereka selalu tampil di final sejak Divisi Tiga. Hal ini harus diacungi jempol dan kami harus merasa iri dengan Persinga," ucap Barnadi, Ketua Umum Persik sekaligus Ketua Askot PSSI Kota Kediri.
Di eks Karesidenan Kediri, tinggal PSBK Kota Blitar dan PSBI Kabupaten Blitar yang masih eksis. Persik, Perseta, dan Persenga sedang terpuruk.
"Kalau dilihat faktor bisnis dan ekonomi, sebenarnya wilayah ini lebih maju dibandingkan Madiun dan sekitarnya. Tapi, saya lihat keseriusan pejabat daerah di sana membuat klub seperti Persinga bisa prestasi," lanjut Barnadi.
Rasa iri juga dialami petinggi Madiun Putra FC (MPFC). Dalam sejarahnya, MPFC dan Persinga memiliki tingkat persaingan tinggi baik di bidang olahraga maupun sosial.
"Kami lebih dulu berprestasi di tataran sepak bola nasional. Namun, kini MPFC telah dilampaui Persinga. Kami harus membenahi manajemen dan skuat MPFC bila ingin bersaing dengan Persinga. Kegagalan kami di Piala Kemerdekaan lalu karena MPFC masih mengandalkan pemain lama yang kini sudah termakan usia. Sementara kontestan lain sudah punya pemain muda berlatenta dengan energi besar," tutur Harminto, Wakil Ketua Umum MPFC.
Bila tak segera berbenah, dua hingga tiga tahun lagi MPFC akan makin tertinggal jauh dari rival utamanya itu. "Tiga tahun terakhir, skuat MPFC lebih banyak mengambil pemain dari luar daerah. Padahal, hal itu butuh biaya besar dari segi ekonomi. Kami harus serius membina pemain muda untuk skuat MPFC masa datang," ujar Harminto.
Baca Juga :
Langkah Strategis Manajemen Persinga Manfaatkan Uang Rp 1 Miliar
Gagal Pecahkan Kutukan Runner-up, Manajer Persinga Minta Maaf
Soal Bonus Motor, Persinga: "Kami Tak Punya Uang Sebanyak Itu!"