Bola.com, Bangkok - Seusai ketidakharmonisan yang sempat melanda internal tim pelatih timnas putra Thailand tuntas, giliran timnas putri Negeri Gajah Putih itu yang dirundung masalah. Manajer timnas putri Thailand mundur dari jabatannya, hanya satu hari setelah sang pelatih mundur.
Manajer timnas putri Thailand, Nuanphan Lamsam, mengundurkan diri dari jabatan yang diembannya sejak enam tahun lalu menyusul kegagalan timnas putri lolos ke Olimpiade Musim Panas 2016 Rio de Janeiro. Padahal, timnas senior putri Thailand, yang juga dimanajeri Nuanphan, tampil di Piala Dunia Wanita 2015.
Pengunduran diri yang dianggap mengejutkan itu dilakukan Nuanphan pada Rabu (23/9/2015) atau sehari setelah pelatih kepala timnas putri, Nuengruethai Srathongwien, mundur. Sang pelatih kepala mundur tak lama setelah timnas yang dilatihnya kalah 0-2 dari Vietnam di putaran kedua babak kualifikasi Olimpiade 2016 zona Asia.
Kekalahan itu membuat langkah Thailand terhenti alias gagal melaju ke putaran final yang akan dimainkan mulai 29 Februari 2016 di Jepang. Kekalahan itu membuat Thailand hanya berada di peringkat ketiga di babak kualifikasi putaran kedua, dan sebaliknya, Vietnam yang melaju ke putaran final fase kualifikasi itu.
Bagi Thailand, hasil itu dianggap pukulan telak. Tak pelak, Nuengruethai Srathongwien, merasa bertanggung jawab dan memutuskan mundur. Hal sama dirasakan Nuanphan. Sesaat setelah tiba kembali di Bangkok, Nuanphan langsung mengadakan sesi konferensi pers mengumumkan pengunduran dirinya.
"Saya merasa perlu bertanggung jawab atas kegagalan ini. Kami berada di bawah tekanan untuk mendapatkan tiket bermain di Olimpiade setelah tampil di Piala Dunia lalu,"ucap Nuanphan, seperti dikutip di Bangkok Post.
Hanya, tak sekadar rasa tanggung jawab yang membuat sang manajer memutuskan langkah itu. Nuanphan menyebut tidak adanya dukungan memadai dari Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) serta Thailand Premier League (TPL) juga jadi penyebab kegagalan ini.
"TPL berjanji akan menyelenggarakan liga (untuk klub wanita), tapi hingga sekarang belum terealisasi. Padahal, Vietnam, Jepang, Korsel, dan Tiongkok memiliki liga (wanita) yang kompetitif. Saya sedih dengan kurangnya dukungan ini," kata Nuanphan, yang menyebut sudah mengeluarkan dana 100 juta baht (setara Rp 40, 3 miliar) selama enam tahun jadi manajer timnas putri Thailand.
Sumber: Bangkok Post
Baca Juga :
Lakukan Tekel Horor, Pemain Muda Vietnam Dihukum 6 Bulan
Legenda Sepak Bola Thailand Minta Maaf, Timnas Harmonis Lagi
Paspor Disita Suami, Kapten Iran Gagal Main di Kejuaraan Asia