Tiga Senjata PSM Makassar untuk Singkirkan Mitra Kukar

oleh Abdi Satria diperbarui 26 Sep 2015, 10:00 WIB
Para pemain PSM Makassar punya sejumlah senjata rahasia yang diyakini bisa membuat Mitra Kukar bertekuk lutut. (Bola.com/Ahmad Latando)

Bola.com, Makassar - Kalah 0-1 dari Mitra Kutai Kartanegara pada pertemuan pertama di Stadion Aji Imbut pekan lalu membuat PSM Makassar berada dalam posisi sulit. Bila ingin lolos otomatis ke semifinal, Juku Eja wajib menang dengan selisih dua gol pada leg 2 di Stadion Andi Mattalatta, Sabtu (26/09/2015).

Meski tidak mudah, Syamsul Chaeruddin dkk bisa saja mewujudkannya. Apalagi, pada pertandingan nanti, Mitra Kukar tidak bisa menurunkan pemain sayap, Hendra Adi Bayauw yang absen karena akumulasi kartu kuning. Ada tiga faktor yang jadi sumber kekuatan PSM saat menjamu Mitra Kukar. Apa saja?

Advertisement

1. Dukungan Suporter Fanatik

Di Makassar, ada empat kelompok suporter besar dengan anggota yang militan saat mendukung perjuangan Syamsul Chaeruddin dkk. Mereka adalah The Maczman, Laskar Ayam Jantan, Red Gank dan Komunitas VIP Selatan. Pekan lalu, dengan moda transportasi kapal laut dan pesawat, sekira 4000 suporter dari Makassar menyerbu Tenggarong.

Sabtu (26/09/2015), sudah dipastikan suporter akan memenuhi Stadion AMM yang berkapasitas 30 ribu penonton untuk mendukung tim tuan rumah. Empat kelompok suporter itu bersatu dengan yel-yel 'teror' dan koreografi khusus untuk menjatuhkan mental lawan.

Bagi suporter PSM, juara Piala Presiden adalah gelar impian yang harus digapai untuk jadi kado ulang tahun ke-100 Juku Eja yang jatuh pada 2 November mendatang.

Pemain Mitra Kukar bersalaman dengan pemain PSM Makassar, dalam partai perempatfinal Piala Presiden 2015 antara Mitra Kukar melawan PSM di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Sabtu (19/9/2015). (Bola.com/M. Ridwan)

2. Internal Tim Kondusif

Sejak Aksa Bersaudara, Erwin dan Sadikin jadi pemilik saham mayoritas PSM jelang LSI 2015, situasi internal Juku Eja sangat kondusif. Manajemen PSM yang dikendalikan Sumirlan (Direktur Pemasaran Semen Bosowa) sangat memerhatikan faktor non teknis untuk menjaga kebersamaan tim. Mes pemain yang nyaman dan pembayaran gaji lancar sesuai kesepakatan membuat pemain lebih fokus berjuang di lapangan.

Awalnya, manajemen PSM ingin menjadikan gelar LSI 2015 jadi target utama tahun ini. Sayang kompetisi terhenti akibat perseteruan PSSI dan Kemenpora yang belum jelas kapan berakhir. Jadi wajar kalau PSM terkesan sangat antusias menyambut turnamen Piala Presiden 2015. PSM jadi tim pertama memanggil skuat yang telah dibubarkan untuk latihan perdana.

Semangat kebersamaan yang telah terbangun membuat Juku Eja sangat percaya diri bisa bersaing di Piala Presiden. Meski materi mereka hanya mengandalkan pemain lokal yang mayoritas berasal dari Makassar.

Bek kanan Mitra Kukar, Mahdi Fahri Albaar berebut bola dengan striker PSM Makassar, Ferdinand Sinaga pada babak pertama babak 8 besar Piala Presiden di Stadion Aji Imbut, Tenggarong. (Bola.com/Muhammad Ridwan)

3. Main Keras dan Eksekusi Bola Mati Jadi Andalan

Materi pemain yang dihuni mayoritas pemain asli Makassar membuat pelatih Assegaf Razak lebih mudah mengembalikan permainan PSM lalu yakni cepat dan keras tapi tidak kasar. Di PSM hanya ada enam pemain non Makassar yakni David Ariyanto (Malang), Dimas Galih Pratama (Surabaya), Muchlis Hadi Ning Syaifulloh (Mojokerto) Agung Prasetyo, Ahmad Maulana, Ferdinand Sinaga (Medan).

Bila daerah asal jadi acuan, tidak sulit buat mereka menyatu dengan karakter khas PSM. Apalagi semua pemain mendapat perlakuan sama dari manajemen PSM. Permainan cepat ala PSM kerap membuat lawan keteteran sehingga pelanggaran kerap tercipta.

Situasi ini dimanfaatkan oleh Juku Eja yang punya eksekutor bola mati seperti Syamsul Chaeruddin, Aditya Putra Dewa, dan Ferdinand Sinaga. Ketiganya sudah mencetak satu gol dan lewat proses bola mati. Total, empat dari lima gol PSM di Piala Presiden lahir dari bola mati.

Baca juga :

Mitra Kukar Tanpa Pemain Pinjaman Semen Padang Saat Meladeni PSM

Tandang ke Markas PSM, Mitra Kukar Menginap di Hotel Favorit SBY

Kisah Zulkifli Syukur, Anak Makassar yang Tak Pernah Gabung PSM