Bola.com, Roma - Banyak yang menyebutnya sebagai salah satu pesepak bola paling berbakat yang pernah dilahirkan di tanah Italia. Sembari berdansa di lapangan, kuncir belakang rambut Roberto Baggio pun bergoyang.
Sampai-sampai Roberto Baggio dengan Divin Codinonya dianggap sebagai Tuhan. Namun "Tuhan" ini bisa juga merasa kecewa dengan orang-orang di sekitarnya, mengambil jalan agama Buddha dan mengaku sempat ingin bunuh diri.
Bola.com telah menyarikan wawancara legenda Brescia dengan salah satu media ternama Italia, Corriere della Sera. Apakah Anda sudah membaca wawancara bagian pertamanya? Jika belum, Anda bisa membacanya dengan mengklik tulisan ini!
Anda memiliki karier yang berwarna. Semuanya begitu berbeda jika dibandingkan dengan sepak bola modern. Apa yang Anda tak sukai dari sepak bola di era sekarang?
Anda akan kesulitan untuk menulis jawaban dari saya. Di zaman saya, sepak bola selalu ditentukan kaki para pemain. Namun saya melihat klub-klub punya banyak pemain yang datang dan pergi. Fenomena itu membuat saya kesulitan untuk menghapal siapa bermain di klub mana.
Apa yang terjadi sekarang menurut saya tidak bagus. Jika ini terjadi dalam proses berkepanjangan, sulit bagi seorang suporter menjalin hubungan dengan klub dan para pemainnya.
Dengan adanya peraturan baru dan banyak kamera yang menangkap semua momen, kaki saya tentunya tak akan lebih sering ditendang.
Lantas menurut Anda siapa pemain terhebat di zaman modern? Baik di Italia maupun lingkup internasional?
Siapa pemain terbaik Italia hari ini? Tak diragukan lagi, Domenico Berardi. Saya sangat menyukainya. Sementara di dunia, Lionel Messi adalah pemain terhebat.
Ketika dia memutuskan untuk mencetak gol, dia akan melakukannya. Saya akan dengan senang hati bermain bersama Lionel.
Bagaimana dengan Balotelli? Sekarang dia akhirnya kembali ke AC Milan...
Saya ingin berbincang dengan Balotelli. Jika tidak menebus semuanya sekarang, masalah besar akan dihadapinya. Jika itu terjadi, ia hanya bisa melihat ke belakang dengan penyesalan.
Menurut pandangan saya, dia adalah salah satu pesepak bola terbaik di dunia. Ia terlihat ingin menghapus citranya sebagai bad boy di kalangan media.
Seusai gantung sepatu, Anda sempat bekerja sebagai direktur teknik FIGC pada 2013 . Di sana Anda menulis beratus lembar laporan agar sepak bola Italia kembali berjaya tapi akhirnya Anda mundur dari jabatan tersebut. Mengapa?
Terlalu banyak birokrasi yang bertumpu pada semua hal yang sudah lama terjadi. Saya ingin melakukan sesuatu untuk sepak bola usia dini. Setiap tahun bakat-bakat baru bermunculan tapi tak ada struktur, tak ada sistem yang bagus. Ada penyia-penyiaan bakat dan uang dalam jumlah yang besar.
Sayangnya saya harus berhadapan dengan orang-orang yang tak tahu apa-apa soal sepak bola.
Pertanyaan terakhir, siapa yang bakal mendapatkan Scudetto di akhir musim?
Siapa yang akan menjadi tim juara? Aneh rasanya menentukan tim seusai beberapa pekan saja. Kendati demikian, saya yakin Juventus punya sesuatu yang lebih ketimbang tim lainnya.
Sumber: Corriere della Sera
Baca juga:
Mancini: Inter Milan Belum Sehebat Barcelona