Bola.com, Jakarta - Minggu (27/9/2015), Bali United akan menjamu Arema Crounys di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, di leg kedua babak perempat final Piala Presiden 2015. Arema yang merupakan runner-up Grup C bisa dikatakan beruntung karena mereka terhindar dari pertemuan dengan tim yang besar secara tradisi, namun Bali United jelas bukan tim yang bisa dipandang sebelah mata. Skuat asuhan Indra Sjafri menunjukkan performa impresif sepanjang turnamen Piala Presiden.
Meski pada pertemuan pertama, yang dilangsungkan Sabtu (19/9/2015) Singo Edan unggul tipis 2-1 atas Serdadu Tridatu, keunggulan tipis itu tidak serta merta membuat Arema bisa berpuas diri. Bali United punya satu tabungan gol tandang yang bisa saja membuat Arema menyudahi petualangannya di Piala Presiden lebih awal.
Pada tulisan kali ini, Labbola akan menganalisis pra-pertandingan leg kedua pertemuan kedua tim ini dari sudut pandang statistik. Berikut ulasannya:
Statistik Leg Pertama: Arema unggul tipis atas Bali United
Pada babak pertama pertandingan pertama, Bali United sesungguhnya memperlihatkan bahwa mereka mampu meladeni gaya bermain Arema. Jual-beli serangan sempat terjadi di menit-menit awal. Beberapa peluang dari Hendra Sandi dan Sultan Samma sempat membahayakan gawang Kadek Wardana, namun setelah Arema mulai mampu menemukan ritme permainan, Arema mulai agresif.
Tercatat di pertandingan pertama, Arema mampu melepaskan total 17 tembakan, dengan empat di antaranya tepat ke gawang. Sementara Bali United berhasil melepaskan 10 tembakan dan tiga di antaranya mengarah ke gawang.
Pertarungan kedua tim ini sebenarnya lebih terlihat di lini tengah, karena tidak ada tim yang begitu dominan menguasai lini tengah. Arema bersama pemain tengah dengan nama besar, unggul 54% berbanding 46% dalam hal penguasaan bola atas lini tengah kolektif Bali United. Total jumlah umpan yang dilepaskan pemain-pemain Singo Edan sepanjang pertandingan adalah 400 dengan rasio umpan sukses 73%, hanya unggul tipis atas 339 jumlah umpan pemain-pemain Bali United, dengan persentase kesuksesan lebih baik, yaitu 75%.
Memang secara umum, jika menengok statistik kedua tim nyaris seimbang, namun malam itu Arema lebih baik, terutama di babak kedua. Setelah sempat dijebol oleh penalti Lerby Eliandri. Pasca-water break babak kedua, Arema bisa mendapatkan celah untuk menyerang, sehingga dua gol sukses diciptakan atas nama Hendro Siswanto, yang masuk sebagai pemain pengganti, dan Samsul Arif.
Statistik Sejauh Ini: Bali kolektif, Arema agresif
Dalam tulisan mengenai review penampilan Bali United sepanjang babak penyisihan oleh Labbola, salah satu kunci tim ini adalah kolektivitas yang sudah mereka bentuk sejak awal kompetisi Liga Super Indonesia 2015. Meski bermaterikan pemain-pemain lokal dan pemain lokal Bali, skuat asuhan Indra Sjafri mampu sejauh ini menjadi tim dengan rata-rata penguasaan bola tertinggi di Piala Presiden, yaitu, 63%. Sedangkan calon lawan, Arema, sejauh ini rata-rata menguasai bola 60%.
Filosofi bermain bola pendek khas Indra Sjafri juga sudah mulai membentuk citra Serdadu Tridatu, rata-rata setiap pertandingan, para awak Serdadu Tridatu melepaskan 467 umpan setiap pertandingannya, dengan tingkat kesuksesan mencapai 87%. Sedangkan, Arema, rata-rata melepaskan 401 umpan setiap pertandingannya dengan tingkat kesuksesan, 80%.
Jika kolektivitas dan penguasaan lini tengah adalah kekuatan utama Bali United, agresivitas adalah kekuatan Arema. Bermaterikan pemain bintang lima di lini depan, sudah barang tentu lini depan adalah lini terkuat tim asuhan Joko “Gethuk” Susilo ini. Arema sejauh ini sudah melepaskan 67 tembakan ke gawang dari empat pertandingan sejauh ini, berbanding dengan Bali yang baru melepaskan 50 tembakan.
Hanya, kendala Arema di sepanjang babak penyisihan adalah susahnya membongkar pertahanan tim yang bermain dengan pendekatan gaya “parkir bus”, sehingga sejauh ini Arema baru mencetak tujuh gol, satu angka lebih sedikit dari gol yang sudah dicetak Bali United. Namun, pendekatan gaya bermain Bali United yang bisa dikatakan anti-parkir bus, jadi celah bagi lini tengah dan lini depan Singo Edan untuk menciptakan lebih banyak peluang.
Pemain Kunci: Bayu Gatra dan Lancine Kone
Bayu Gatra Sangiawan adalah salah satu pemain sayap bertalenta yang dimiliki Indonesia, Bayu adalah salah satu produk Persisam Putra Samarinda yang dibawa hijrah ke Bali. Di bawah arahan Indra Sjafrie, Bayu dianggap sebagai salah satu pemain pembeda. Mantan pemain Timnas U-23 ini sejauh ini sudah bermain sebanyak tiga kali, atau jika dihitung lewat satuan menit, pemain berusia 23 tersebut sudah bermain 269 menit. Dan sejauh ini sudah memproduksi satu gol.
Pemain sayap kelahiran Jember ini pun bisa dibilang cukup baik dalam mendistribusikan bola dari sayap. Sejauh ini Bayu sudah melepaskan empat kali umpan silang sukses dari delapan kali percobaan yang dia lakukan. Selain itu Bayu juga sukses empat kali melewati pemain lawan.
Di kubu tim tamu, salah satu pemain yang akan diharapkan menjadi seorang pembeda adalah Lancine Kone. Pemain asal Mali tersebut sejauh ini sudah mencetak tiga gol atau terbanyak di antara pemain Singo Edan lainnya. Pemain pinjaman dari Persipura itu juga sukses melepaskan delapan tembakan ke gawang sejauh ini, dengan tingkat akurasi tembakan 67%. Selain itu, Lancine Kone juga acap turut serta dalam membangun serangan dengan tercatat sejauh ini sudah melepaskan 136 umpan sukses.
Pertandingan Minggu ini, tentu akan menjadi pertandingan yang menarik. Bali United yang bertindak sebagai penjamu sudah pasti akan bermain menyerang sembari berusaha mengejar defisit gol, namun Arema jelas tidak akan bermain “parkir bus”, karena kedalaman skuat yang dimiliki Singo Edan di atas kertas mampu meladeni permainan para pemain Serdadu Tridatu. Menarik ditunggu, siapa yang mampu menimilasir jumlah kesalahan, akan menjadi tim terbaik malam itu.