Bola.com, Singapura - Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) mendapat peringatan dari FIFA. Peringatan itu berkaitan dengan proses pemilihan pengurus FAS yang selama ini masih melibatkan pemerintah.
FIFA, seperti diketahui melarang keras campur tangan pemerintah dalam kehidupan domestik setiap anggotanya. Indonesia bahkan sudah dikenai sanksi badan sepak bola tertinggi dunia itu menganggap PSSI sudah "diobok-obok" oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.
Tak ingin Singapura mengalami hal sama, FIFA mengirim peringatan agar FAS segera meratifikasi statuta mereka. FAS merenspons peringatan itu. Seperti dikutip di Strait Times dan Malaysian Insider, Kamis (1/10/2015), FAS meminta waktu kepada FIFA sebelum melakukan revisi itu.
Sesuai Statuta FAS yang terakhir direvisi pada 2011, mengacu pada Pasal 19.3, seluruh anggota dalam badan kepengurusan FAS, termasuk presiden FAS, harus mendapat persetujuan dari Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Olahraga Singapura. Pasal itu yang dipersoalkan FIFA karena bertentangan dengan Statuta FIFA Pasal 13.3 (i) yang jelas melarang adanya intervensi pemerintah.
Dalam pernyataannya FAS menyatakan akan melakukan perubahan (ratifikasi) pada statuta mereka, seperti yang dinginkan FIFA itu, pada Maret 2016.
"Kami akan bekerja sama dengan FIFA untuk memastikan statuta kami sejalan dengan Statuta FIFA. Kami akan terlebih dulu meminta persetujuan seluruh anggota dan sejumlah pihak sebelum melakukan perubahan. Kami berencana melakukan perubahan ini Maret tahun depan," demikian pernyataan FAS seperti dikutip di Strait Times.
Presiden FAS saat ini, Zainudin Nordin (52 tahun), terpilih dalam pemilihan pada 2009 lalu. Malaysia Insider menulis kursi presiden FAS selalu dikuasai orang dari Partai Aksi Rakyat (People Action Party), yang menguasai pemerintahan Singapura selama 56 tahun terakhir.
Di sisi lain, proses pemilihan kepengurusan FAS dengan cara itu sebenarnya sudah diterapkan sejak 1982 sehingga agak aneh bila FIFA baru meminta FAS meratifikasi statuta saat ini. Dibandingkan negara lain, PSSI sebenarnya termasuk yang paling awal dalam meratifikasi statuta, yakni pada 2009. Akan tetapi, hal itu ternyata tak cukup karena sejak itu berbagai persoalan justru muncul di sepak bola Indonesia setelah itu. Puncaknya ketika sepak bola Indonesia terkena sanksi FIFA pada 30 Mei lalu.
FAS mau tak mau harus mendengarkan peringatan FIFA bila tak ingin bernasib sama seperti Indonesia, terkena sanksi karena dianggap ada intervensi pemerintah, yang pertaruhannya tentu sangat besar. Semisal, Timnas Singapura masih mengikuti sejumlah kualifikasi, seperti Piala Dunia 2018 serta Piala AFC U-19 2016.
Baca Juga :
Kepulauan Mariana Utara, Lumbung Gol Baru di Asia?
Gagal ke Olimpiade 2016, Timnas Putri Thailand Dilanda Konflik
Paspor Disita Suami, Kapten Iran Gagal Main di Kejuaraan Asia
Baca Juga
Erick Thohir Bertemu Presiden FIFA, Berikan PSSI Update Report dan Bahas Sepak Bola Indonesia
Bos JDT Temui Presiden FIFA, Jelaskan Proyek Timnas Malaysia: Gianni Infantino Berikan Dukungan Penelitian, Infrastruktur, dan Pengembangan
Gara-Gara Piala Dunia Antarklub 2025, FIFA Putuskan Periode Transfer Windows Jadi Tiga Kali