Bola.com, Malang - Pertemuan kembali Sriwijaya FC dengan Arema Cronus di semifinal Piala Presiden 2015 tidak hanya membuka kenangan Benny Dollo, Lancine Kone, dan Morimakan Koita.
Tiga orang itu secara memiliki "kedekatan" khusus dengan pertemuan dua klub ini. Benny Dollo pernah menangani Arema sedangkan Kone dan Koita pernah membela SFC sebelum bergabung dengan Singo Edan di Piala Presiden ini.
Namun, ada satu lagi yang jadi perhatian kala kedua tim bertemu lagi. Untuk yang satu ini melibatkan T.A. Musafri. Pada pertemuan Arema vs Sriwijaya FC di fase penyisihan Piala Presiden Grup B (5/9/2015), T.A. Musafri sempat mendapat perlakuan tak sportif yang dilakukan Arif Suyono.
Gelandang Arema Cronus itu jadi sorotan karena melakukan pelanggaran cukup keras menjurus berbahaya bagi keselamatan Musafri di menit ke-36. Namun, aksi brutal pemain yang biasa dipanggil Keceng tersebut hanya diganjar kartu kuning wasit Kusni asal Samarinda, yang memimpin pertandingan.
Tensi meninggi karena pihak SFC sempat melakukan protes terhadap aksi tersebut. Beruntung Musafri dapat melanjutkan pertandingan usai mendapat perawatan medis.
Tidak lama setelah melakukan pelanggaran tersebut, Arif Suyono tanpa diduga ditarik keluar pelatih Arema Cronus, Joko "Getuk" Susilo. Meski ditepis oleh Getuk, banyak pihak menganggap ditariknya Arif Suyono saat itu sebagai hukuman atas tendangan kasarnya itu.
Kini saat kedua tim akan kembali bentrok di semifinal, Musafri mengaku sudah melupakan insiden tersebut dan hanya akan fokus ke pertandingan. Menurut mantan pemain PBR itu, malam hari usai laga itu, Arif Suyono sudah menelponnya secara langsung dan meminta maaf.
"Sebagai seorang muslim tentu kita harus saling memaafkan. Namun, saat berbincang saya katakan bahwa aksinya tersebut sangat membahayakan dan bisa mengancam karier pemain sepak bola," ungkap pemain asal Ternate ini.
Musafri mengingatkan Keceng untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut. "Apalagi kami berdua sudah termasuk pemain senior yang menjadi panutan pemain muda dan saat itu laga juga disiarkan langsung oleh televisi. Bagaimana jika aksi tersebut ditonton oleh anak-anak kemudian mereka menirunya," tambahnya.
Dirinya tidak menampik usai dilanggar oleh Keceng waktu itu, di dalam hatinya sempat terbesit untuk membalas aksi tersebut.
"Saya kesal sekali karena karier sepak bola saya bisa tamat jika waktu itu saya tidak refleks menjatuhkan diri. Dalam hati ada keinginan untuk membalas, namun kemudian saya sadar itu akan malah merugikan tim dan Keceng pun ditarik keluar, sehingga hal itu tidak terjadi," ungkapnya.
Di sisi lain, tendangan yang didaratkan Arif Suyono ke arah dada mendekati perut T.A. Musafri bisa berakibat fatal. Dua kejadian yang mirip, bahkan mengakibatkan Jumadi Abdi dan Akli Fairuz meninggal dunia pada 2009 dan 2014.
Baca Juga :
Musafri Rekrutan Terakhir, Sriwijaya FC Maksimalkan 21 Pemain
Penyesalan Terbesar Arif Suyono Usai Duel versus Sriwijaya FC
Ucapan Djanur soal Final Ideal Biru vs Biru Bikin SFC Panas