Bola.com, Surabaya - Perhatian publik sepak bola Indonesia dipastikan tertuju ke Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (3/10/2015) petang. Pada saat itu dua tim kuat di pentas sepak bola nasional, Arema Cronus dan Sriwijaya FC bentrok di partai pertama semifinal Piala Presiden 2015.
Sebelum menyaksikan laga yang diprediksi seru ini, bola.com menyiapkan analisis jelang pertandingan menurut Subangkit. Subangkit merupakan salah satu pelatih senior di Tanah Air. Rekam jejaknya dalam melatih sejumlah klub di Indonesia tak perlu diragukan lagi. Bahkan, Subangkit pernah melatih Laskar Wong Kito pada ISL 2014.
Berikut analisis Subangkit:
Meski tanpa kehadiran tiga pilar utamanya, Samsul Arif, Ferry Aman Saragih, dan Juan Revi Auriqto yang terpaksa absen, Arema Cronus tetap bakal bisa mengalahkan Sriwijaya FC pada leg pertama semifinal Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Sabtu (3/10/2015) petang ini.
Padahal, sebelumnya tim besutan Joko Susilo ini juga kehilangan kapten tim Ahmad Bustomi yang hingga kini belum pulang dari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
"Lini tengah Arema memang bermasalah tanpa Ahmad Bustomi, Juan Revi, dan Ferry Aman Saragih. Mereka masih punya Gede Sukadana dan Morimakan Koita. Tapi, apakah mereka bisa tampil konsisten selama 90 puluh menit, itu yang mungkin bisa jadi masalah karena siapa pun tak tahu kendala yang terjadi di permainan. Arema harus menyiapkan pemain cadangan yuntuk menggantikan para gelandang yang tiba-tiba harus keluar karena sesuatu hal," tutur Subangkit.
Soal absennya Samsul Arif, lanjut Subangkit memang bisa mengurangi daya dobrak Arema karena selama ini pemain asal Bojonegoro itu memiliki teknik dan akselerasi untuk menembus pertahanan lawan.
"Tanpa Samsul lini depan Arema bisa agak tumpul karena Samsul tak hanya pandai mengobrak-abrik pertahanan lawan, tapi juga punya naluri gol bagus. Dia pun bisa memberi umpan-umpan matang kepada Gonzales. Namun tanpa Samsul, Arema masih punya banyak pemain sayap bagus seperti Arif Suyono maupun Alfaridzi. Jadi sektor ini relatif lebih aman dibanding pos gelandang," tuturnya.
Subangkit tetap yakin faktor kehadiran Aremania di stadion bisa menyuntik semangat bertarung para pemain. Modal ini yang akan menutupi kekurangan materi pemain karena banyak pemain yang berhalangan tampil.
"Anak-anak Arema pasti tak mau dipermalukan di hadapan pendukungnya. Aremania tak ingin tim kesayangannya kalah. Ini sebuah simbiosis yang sangat menguntungkan bagi Arema saat menghadapi Sriwijaya FC. Saya optimistis Arema tetap menang. Meski skornya tak terlalu besar dibandingkan fase penyisihan grup lalu," ujarnya.
Soal Sriwijaya FC, Subangkit menyebut tim asuhan Benny Dollo ini punya materi bagus di semua lini. Mantan pelatih SFC di ISL 2014 ini menganalisa Titus Bonai dkk. akan lebih banyak bertahan dan disiplin menjaga daerah daripada bermain terbuka.
"Benny Dolo pasti menginstruksikan pemainnya untuk menguasai lini tengah karena dia tahu sektor ini, Arema agak lemah. Sriwijaya akan lebih mengutamakan pertahanan. Setelah menguasai bola, mereka akan melakukan serangan balik dengan umpan-umpan daerah mengandalkan Titus Bonai dan Patrich Wanggai karena keduanya punya kecepatan dan teknik bagus," papar Subangkit.
Pelatih berusia 55 tahun ini menyoroti pertahanan SFC sangat tangguh karena punya bek-bek mumpuni. Abdoulaye Maiga tak akan pernah beranjak dari posisinya karena dia harus mengawal Cristian Gonzales.
"Kalau Gonzales dimatikan, itu yang bisa jadi masalah. Peran Lancine Kone akan sangat vital, baik sebagai gelandang serang maupun penyerang kedua. Selama ini Arema banyak bertumpu pada Gonzales. Karena dia bisa jadi tembok, sekaligus penyerang berbahaya," ucap Subangkit.
Baca Juga:
Prediksi Arema vs Sriwijaya FC: Jual Beli Serangan di Kanjuruhan
Nyaris Kena ISPA, Pemain SFC Akhirnya Hirup Udara Segar di Malang
Sriwijaya FC tanpa Asisten Pelatih di Semifinal Piala Presiden