Bola.com, Makassar- Penyelenggaraan babak kualifikasi PON 2016 cabang sepak bola semakin ruwet. Tim Pra PON Sulawesi Selatan memutuskan kembali ke Makassar setelah panpel zona Sulawesi I dengan tuan rumah Sulawesi Barat di Stadion M.S Mengga Polewali, Mandar tidak mendapat izin keramaian dari kepolisian.
"Sebenarnya panpel menawarkan kami bertanding. Tapi, statusnya hanya laga ekshibisi. Jelas kami tolak. Kami tidak ingin mengambil risiko dengan memaksakan diri bertanding tanpa legalitas," ujar Erwin Hatta, manajer Sulsel kepada bola.com, Minggu (04/10/2015).
Erwin mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak selain hanya bisa pasrah. Padahal, sebagai manajer, dirinya sudah mengeluarkan dana besar untuk membiayai tim sejak persiapan sampai ke Sulbar.
"Waktu, pikiran dan dana sudah kami curahkan untuk persiapan tim. Tapi, semuanya jadi sia-sia karena kami tidak jadi bertanding," tutur Erwin.
Sikap pasrah juga ditunjukkan oleh pelatih Sulsel, Riono Asnan. Menurut eks pelatih Persijap Jepara ini, skuatnya sudah sangat siap untuk berebut juara grup dengan Sultra dan Sulbar.
"Tapi, mau bagaimana lagi kalau tidak ada izin. Sebagai pelatih, saya tentu sangat kecewa," papar Riono.
Riono enggan berkomentar banyak terkait agenda dan progam skuatnya pasca-gagal bertanding di Pra PON. "Nanti setiba di Makassar, saya akan membicarakan hal ini kepada manajemen. Biarlah mereka yang memutuskan tim ini mau diapakan," jelas Riono.
Hal senada dikatakan kapten Sulsel, Ahmad Hisyam Tolle. Dikonfirmasi bola.com, eks gelandang Pusamania Borneo FC ini mengaku bingung. "Saya ikut saja dengan agenda tim. Mau tetap berlatih atau libur dulu terserah pelatih. Saya dan teman-teman menunggu saja kejelasan jadwal Pra PON," tuturnya.
Sementara, panpel Pra PON Zona Sulawesi I tetap melaksanakan pertandingan mulai Minggu (4/10/2015) sore, kendati tak dapat rekomendasi dari Mabes Polri sebagai syarat menggelar babak kualifikasi di Sulbar ini.
Pada laga pertama hari ini, tuan rumah Sulbar menghadapi Sulawesi Tenggara (Sultra) pukul 16.00 WITA. Karena hanya diikuti tiga tim, maka tiap hari hanya ada satu partai yang digelar.
"Kami tetap jalan, meskipun tanpa restu dari Mabes Polri. Karena sebenarnya rekomendasi dari Polda Sulbar dan Polres Polewali sudah ada. Kami tetap melibatkan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan, sesuai aturan yang telah ditetapkan. Tiap pertandingan kami pakai 60 personel," tutur Jufrie, Sekum Asprov Sulbar yang mengurus administrasi panpel.
Terkait mundurnya Sumsel, panpel masih berusaha untuk membujuk agar mereka tidak pulang ke Makassar. "Kami sudah laksanakan proses prapertandingan, seperti undian jadwal zona ini tadi malam. Semua yang terlibat di Pra PON ini kami libatkan, baik dari kepolisian, medis, perangkat pertandingan, dan perwaklian tim. Jika teman-teman Sulsel tak mau bertanding, kami akan tetap membuat laporan apa adanya," ungkap Jufrie.
Tapi Jufrie masih berharap semua jadwal berjalan semestinya. Karena panpel masih punya waktu hingga Selasa (6/10/2015) pagi untuk mengurus izin ke Mabes Polri. Zona ini hanya menyediakan satu tiket untuk lolos langsung ke PON Jabar 2016 mendatang.
Kisruh di babak kualifikasi PON bermula dari aksi Tim Transisi yang mengirimkan surat kepada Mabes Polri untuk tidak memberikan rekomendasi izin pertandingan, apabila Asprov PSSI penyelenggara tak mau berkoordinasi dengan Tim Transisi. Asprov yang jadi tuan rumah tak mau berkoordinasi karena masih menganggap PSSI sebagai induk mereka.
Baca Juga:
Panpel Pra PON Belum Kantongi Izin, Evan Dimas Ditahan Dulu
Akhirnya Panpel Pra PON Zona Kalimantan Dapat Izin Kepolisian
Evan Dimas: "Kami Tak Akan Jadi Rendah karena Membela TIM PON"