Bola.com, Jakarta - Selepas tersingkir dari ajang Piala Presiden 2015 Persija Jakarta praktis tak menjalani aktivitas apa-apa. Bisa dibilang Tim Macan Kemayoran membubarkan diri, karena pemilik klub, Ferry Paulus tidak memiliki cukup dana untuk menjalankan kegiatan operasional Persija saat kevakuman kompetisi. Dibanding meratapi nasib dengan situasi ini, salah satu pemain andalan Persija, Ismed Sofyan memilih relaks pikiran. Ia merasa selalu ada hal positif di balik kondisi sulit.
Ismed Sofyan yang kini menganggur memilih menghabiskan kesehariannya bersama keluarga. Hal yang ia akui sulit dilakukan saat aktivitas kompetisi berjalan. Pemain berdarah Aceh tersebut tak merasa khawatir tak mendapat penghasilan dari berlaga di lapangan hijau. Selain memiliki tabungan uang kontrak musim-musim sebelumnya, Ismed punya usaha butik pakaian muslim di sebuah ITC di kawasan Jakarta Timur.
Bisnis pakaian ini sudah ditekuni Ismed bareng istrinya Cut Ita sejak beberapa tahun silam. Usaha ini pun membuat kondisi ekonomi Ismed tidak goyang. Asap dapur keluarganya bisa tetap ngebul.
"Begitu tim Persija dibubarkan saya kembali ke keluarga. Saya menikmati waktu bersama mereka sekarang," kata pria berusia 36 tahun itu saat dihubungi Bola.com, Minggu (4/10/2015).
"Selain itu kegiatan lain saya sekarang adalah bermain sepak bola dengan teman-teman komplek saya. Itu saya lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh saya," ujar sang bek sayap kanan menambahkan.
Namun, ketika ditanya apakah tunggakan gajinya sudah dibayarkan manajemen klub, Ismed tidak mau berkomentar. Sebab menurutnya, hal itu lebih baik ditanyakan langsung ke manajemen Macan Kemayoran.
"Saya tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena manajemen yang pantas untuk mengasih jawabannya. Saya no comment tentang ini," ujar Ismed yang bermukim di kawasan Mekarsari, Cimanggis, Depok itu.
Presiden Persija, Ferry Paulus, menjanjikan utang gaji pemain (kisaran empat sampai lima bulan) dilunasi jika tim Macan Kemayoran lolos ke semifinal Piala Presiden. Hitung-hitungannya, Persija medapat pemasukan dari pihak penyelenggara senilai Rp 600 juta (uang partisipasi di fase grup dan transportasi), pihak sponsor, dan peluang menggelar laga di kandang jika tembus ke empat besar.
Ironisnya jangankan lolos ke semifinal, Persija terpuruk di posisi buncit penyisihan Grup C. Soal apakah gaji ke pemain dan ofisial sudah dilunasi masih tanda tanya. Manajemen Persija memilih menutup diri dari media.
Baca Juga:
Ketum Jakmania Minta Manajemen Persija Tetap Lunasi Gaji Pemain
Persija Bentuk Tim Baru, Nasib RD Masih Tanda Tanya
Rapor Persija Usai Tersingkir di Piala Presiden, Serba Negatif?