Bola.com, Malang - Arema Cronus berlaga di Piala Presiden 2015 diiringi masalah. Prahara dualisme klub sampai saat ini belum mencapai titik temu. Perkembangan terbaru menyebutkan kehadiran dua sosok penting Nirwan Dermawan Bakrie alias NDB dan Darjoto Setyawan, saat pertandingan Arema kontra Bali United pada leg pertama perempat final Piala Presiden 2015 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (19/9/2015) silam, memberi sinyal bakal adanya gebrakan menyatukan pihak-pihak yang bertikai di Tim Singo Edan.
“Pertemuan Nirwan Bakrie, Pak Darjoto, dan Pak Rendra Kresna, adalah babak lanjutan terkait pelurusan legalitas Arema,” tutur Iwan Budianto seperti yang dilansir akun Facebook resmi Arema.
Jika Darjoto mau turun gunung diharapkan ia bisa menggebrak melakukan pembaruan kepengurusan yayasan Arema Indonesia yang diakui Departemen Hukum dan HAM (Depkumham). Kepengurusan baru diharapkan bisa membereskan legalitas kepemilikan klub.
Termasuk di antaranya mengurai kebenaran soal saham tujuh persen di Yayasan Arema yang menjadi hak anak kandung atau ahli waris almarhum Lucky Acub Zaenal.
“Kalau punya tujuh persen, ya harusnya mengaku cuma punya tujuh persen. Jangan tiba-tiba tujuh persen jadi 70 persen, karena pembina yayasan tidak pernah jual saham kepada siapa pun,” ujar Iwan Budianto yang berstatus sebagai CEO Arema Cronus saat ini.
Status Darjoto yang masih sah sebagai pembina Arema di mata hukum memberi keleluasaan baginya untuk membentuk dewan pengurus yayasan baru. Dari pertemuan Darjoto dan Nirwan Bakrie di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu, Iwan membocorkan sedikit informasi.
“Intinya, Pak Nirwan ingin Pak Darjoto tetap menjabat sebagai pembina yayasan Arema, sehingga legalitas dan rekonsiliasi kini sepenuhnya ada di tangan Pak Darjoto,” papar Iwan.
Iwan Budianto juga menegaskan, andai Darjoto telah membuat keputusan untuk membuat Perseroan Terbatas (PT) baru, manajemen Arema saat ini bakal legowo. Termasuk, apabila Darjoto tidak menunjuk dirinya dan segenap pengelola klub saat ini, sebagai bagian dari PT baru nantinya.
“Kalau pun saya nanti tak dipercaya mengelola Arema lagi, saya legowo. Yang penting tugas saya sudah selesai yakni menjaga eksistensi Arema sampai hari ini dan dualiasme berakhir,” tutup sosok kunci di Persik Kediri saat juara Liga Indonesia musim 2003 dan 2006.
Baca Juga:
Catatan Hattrick "El Loco" Gonzales Selama 13 Tahun di Indonesia
Penyesalan Terbesar Arif Suyono Usai Duel versus Sriwijaya FC
Ada Kejutan Amplop Berisi Bonus di Sesi Latihan Arema Cronus