Bola.com, Jayapura - Kekisruhan kualifikasi PON 2016 cabang olah raga sepak bola sampai juga ke zona Papua. Sebelumnya, di saat zona lain dipusingkan dengan izin dari kepolisian perihal penyelenggaraan kualifikasi ini, panpel zona Papua bergeming dengan tetap menggelar pertandingan.
Sesuai jadwal, kualifikasi zona Papua digelar 4-8 Oktober 2015. Zona Papua nekad menggelar kualifikasi karena mereka tak bersedia disupervisi oleh Tim Transisi.
Partai pada Minggu (4/10/2015) berjalan sesuai jadwal. Panpel zona Papua juga tetap bergeming dengan menggelar pertandingan pada Selasa (6/0/2015), meski kabar izin menggelar kualifikasi sudah dicabut oleh Polda Papua, sesuai rekomendasi dari Mabes Polri.
Pada Selasa sore, laga Papua Barat vs Maluku Utara berkesudahan dengan skor 0-1 untuk Maluku Barat. Namun, laga pada Selasa malam, tim Maluku yang dijadwalkan bertanding melawan tim Papua, tak bersedia turun ke lapangan.
Pasalnya, selain sudah mendengar kabar pencabutan izin, pergantian tajuk kualifikasi PON 2016 jadi Piala Gubernur Papua, membuat tim Maluku galau.
"Kami sudah datang di stadion dan siap main melawan Papua. Tapi, tiba-tiba oleh panpel kami disodori kertas berisi surat pernyataan yang isinya pergantian nama Pra PON menjadi Piala Gubernur Papua sebagai siasat agar pertandingan tetap bisa digelar. Jelas kami menolak karena kami datang ke Jayapura untuk kualifikasi PON, bukan Piala Gubernur. Apalagi kami terima kabar izin sudah dicabut Polda Papua," ungkap Aji Lestaluhu, pelatih Pra PON Papua, Rabu (7/10/2015) pagi kepada bola.com.
Alasan pencabutan izin Polda Papua itu menurut Aji Lestaluhu paling krusial karena menyangkut keamanan dan keselamatan pemainnya.
"Pengamanan kepolisian bagian dari aturan penyelenggaraan pertandingan sepak bola. Apalagi saya lihat tak ada polisi di stadion. Jika kami mau main dan Maluku menang, risikonya sangat tinggi bagi para pemain, bila suporter tuan rumah tak mau terima kekalahan tim Papua," tutur Aji Lestaluhu.
Wakil Ketua Panpel, Rocky Babena, membenarkan pergantian tajuk pertandingan tersebut. Namun, dia menolak pernyataan tak ada keberadaan polisi di stadion.
"Ini cara kami menghormati semua pihak, terutama peserta yang jauh datang ke Jayapura. Nama Piala Gubernur hanya judulnya saja. Tapi, hasil pertandingan tetap untuk kualifikasi PON. Ini seperti pertandingan Liga Remaja dengan judulnya Piala Kapolda atau Piala Bupati. Izin memang dicabut Polda Papua, tapi tidak benar kalau tak ada polisi yang bertugas di lapangan," kata Rocky Babena.
Sesuai aturan, lanjut Rocky Babena, karena Maluku tak bersedia bermain, mereka dinyatakan WO dengan kekalahan 0-3 dari tim Pra PON Papua.
"Kami tetap bikin berita acara pertandingannya karena perangkat pertandingan juga sudah siap memimpin. Mereka yang memutuskan hasil laga WO. Maluku tak mau bertanding, maka mereka dinyatakan kalah WO dengan tiga gol," kata Rocky Babena.
Baca Juga :
Menakar Kekuatan Papua di Babak Kualifikasi PON 2016
Panpel Pra PON Papua Tak Mau Disupervisi Tim Transisi
Hasil Laga Pra PON Zona Papua Terancam Tak Diakui