Bola.com, Jakarta - Sudah hampir lima bulan lamanya sepak bola Indonesia terkena sanksi pembekuan oleh FIFA. Mimpi buruk bagi seluruh pelaku sepak bola di Tanah Air ini terjadi tepatnya pada 30 Mei 2015 atau 1,5 bulan sejak hubungan Kemenpora dan PSSI mulai tak harmonis.
Keinginan Menpora Imam Nahrawi melakukan perbaikan di kompetisi nasional demi prestasi sepak bola Indonesia yang lebih baik, berbenturan dengan PSSI. Imbasnya, FIFA melihat hal itu sebagai sebuah intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap anggotanya. Alhasil, Indonesia dibekukan FIFA hingga saat ini.
Tanda-tanda membaiknya hubungan Kemenpora-PSSI sejauh ini belum tampak. Menpora Imam Nahrawi dan Presiden PSSI, La Nyalla Mattalitti, sempat terlihat berjabat tangan di sela-sela pembukaan Piala Presiden di Bali, Agustus lalu. Ketika itu, publik berharap hubungan keduanya membaik sehingga kondisi sepak bola Indonesia kembali normal lagi.
Hanya, keinginan itu hingga saat ini belum terwujud. Sebaliknya, sepak bola Indonesia kembali bersiap menuai kerugian akibat sanksi FIFA itu. Setelah timnas di sejumlah level gagal mentas sejumlah ajang, eksistensi klub terbaik Indonesia di pentas internasional perlahan juga bakal menghilang.
Seperti diketahui, sesuai penghitungan koefisien yang diterapkan AFC pada 2014, Indonesia mendapatkan jatah satu klub tampil di Liga Champions Asia (dari pre-play-off putaran kedua) dan satu jatah bermain di Piala AFC (langsung di putaran final) untuk musim 2015-2016.
Slot itu sama persis seperti yang dimiliki Indonesia pada tahun lalu. Alokasi peserta untuk Liga Champions Asia dan Piala AFC ditetapkan AFC sekali dalam dua tahun. Penilaian koefisiensi akan diperbarui AFC untuk musim 2017 dan 2018.
Pada tahun ini Indonesia mengirimkan Persib Bandung sebagai juara ISL menjalani pre- play-off putaran kedua Liga Champions Asia 2015 dan Persipura tampil di Piala AFC 2015. Status Persib adalah sebagai juara ISL 2014 serta Persipura sebagai runner-up ISL 2014.
Hasilnya, Persib gagal melaju ke play-off setelah dihadang Hanoi T&T dengan skor 0-4 dalam pertandingan yang dimainkan di Stadion My Dinh, Hanoi (10/2/2015). Persib lantas "terbuang" dan tampil di putaran final Piala AFC bersama Persipura. Persib sukses melaju dari Grup H, Persipura juga lolos ke fase gugur dari Grup E. Hanya, langkah keduanya terhenti di fase gugur.
Bila tidak ada kesepahaman antara Menpora dan PSSI dalam waktu dekat, tampaknya Indonesia harus merelakan klub terbaik tak bisa mentas di level Asia pada 2016. Pasalnya, seperti kebiasaan selama ini pendaftaran peserta untuk Liga Champions dan Piala AFC ditutup pada Desember. Itu berarti, hanya tersisa kurang dari tiga bulan untuk Indonesia menuntaskan konflik sepak bola nasional agar FIFA mengangkat sanksi terhadap PSSI. Baru dengan begitu, klub Indonesia bisa kembali eksis di kancah Asia.
Di sisi lain, kendati FIFA mencabut sanksinya sebelum tenggat waktu pendaftaran, ada problem lain yang bisa jadi menunggu di depan. Siapa yang akan mewakili Indonesia nantinya mengingat kompetisi nasional musim 2015 tidak menghasilkan juara? ISL 2015 seperti diketahui dihentikan PSSI dengan alasan force majeure sebagai dampak konflik dengan Menpora.
Sekarang pertanyaannya, bila jatah klub Indonesia di Asia dicoret, negara mana yang akan mendapat durian runtuh menggantikan Indonesia?
Baca Juga :
Delegasi FIFA Datang ke Indonesia Paling Lambat Desember 2015
Tim Transisi Siap Sambut Kedatangan FIFA dan AFC
Kabar Buruk, Indonesia Resmi Tempati Peringkat Terburuk di FIFA