Bola.com, Motegi - Pebalap Yamaha, Valentino Rossi, mengusung misi menjuarai balapan MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Minggu (11/10/2015). Kemenangan bakal menjaga laju Rossi di jalur menuju gelar juara dunia ke-10, sekaligus memperlebar jarak atas rekan setimnya, Jorge Lorenzo.
Rossi kini masih bercokol di puncak klasemen pebalap MotoGP, namun hanya unggul 14 poin atas Lorenzo. Alhasil, satu-satunya cara untuk mengurangi ancaman Lorenzo adalah dengan naik podium tertinggi MotoGP Jepang. Namun, ada beberapa faktor yang berpotensi menjegal ambisi The Doctor.
Inilah empat faktor yang bisa menggagalkan ambisi Rossi juara di Sirkuit Motegi, seperti dirangkum Bola.com dari berbagai sumber.
1.Rekor Lorenzo di Motegi
Sepanjang era MotoGP, Jorge Lorenzo tercatat sudah tiga kali juara di Sirkuit Motegi, yaitu pada 2009, 2013, dan 2014. Ya, dua musim terakhir, pebalap Spanyol tersebut selalu berhasil mengakhiri MotoGP Jepang sebagai kampiun. Sebagai tambahan, dia juga berhasil finis kedua pada 2011 dan 2012.
Di sisi lain, Rossi baru sekali juara di Motegi pada era MotoGP. Namun, dia pernah menjadi kampiun di Jepang saat era 500 cc, tepatnya pada 2001. Meskipun baru dua kali juara, The Doctor nyaris selalu menjadi langganan podium di sini. Tercatat dia naik podium pada 2000, 2002, 2003, 2004, 2006, 2009, 2010, dan 2014.
2. Kecepatan Lorenzo
Dalam dua seri terakhir di MotoGP San Marino dan MotoGP Aragon, kecepatan Jorge Lorenzo di sirkuit sangat mencolok. Dia memecahkan rekor pole di Sirkuit Misano ini dengan catatan waktu 1 menit 32,146 detik. Rekor pole sebelumnya dipegang pebalap Honda, Marc Marquez, dengan torehan waktu 1 menit 32,915 detik.
Sayangnya, keperkasaan di sesi latihan bebas dan kualifikasi gagal dimaksimalkan saat balapan. Lorenzo malah terjatuh pada balapan yang diinterupsi hujan tersebut.
Kecepatan Lorenzo kembali terlihat di sesi latihan bebas MotoGP Aragon, dua pekan lalu. Saat itu, Jorge Lorenzo mampu melahap satu lap dengan catatan waktu 1 menit 47,517 detik. Rossi tertinggal 0,683 detik di belakangnya. Meskipun gagal meraih pole position, pebalap Spanyol tersebut akhirnya mampu menutup balapan sebagai juara.
Rossi mengakui kecepatan Jorge belakangan ini sangat mengkhawatirkan. "Pertarungan melawan Jorge sangat sulit, karena dia selalu cepat. Di semua latihan dan semua trek. Jika saya harus menggambarkan peta persaingan tahun ini, maka mengingatkan saya dengan pertarungan pada 2009 dan melawan Stoner pada 2009," kata Rossi.
3. Kengototan Duo Honda
Seri MotoGP Jepang adalah event besar bagi tim Honda. Ini adalah balapan kandang mereka. Tak heran, dua pebalap Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, ngotot mengejar kemenangan meskipun peluang mereka menjadi juara dunia sudah tertutup.
Pebalap Honda sudah lima kali juara di sirkuit ini. Adapun pesaing mereka, Yamaha, baru empat kali menduduki podium tertinggi.
“Balapan ini adalah event besar bagi Honda, jadi kami terinspirasi mempersembahkan hasil gemilang untuk Honda dan fans,” ujar Pedrosa, beberapa hari lalu.
Marquez tiba di Jepang dengan kondisi tak optimal setelah menjalani operasi akibat mengalami cedera jari tangan. Namun, sejak jauh-jauh hari The Baby Alien sudah berikrar ingin mengejar kemenangan di empat balapan tersisa, termasuk di Motegi.
Pedrosa juga punya potensi merepotkan Rossi, seperti yang dipertontonkannya di balapan MotoGP Aragon dua pekan silam. Saat itu Pedrosa dan Rossi bersaing ketat memperebutkan posisi kedua dan akhirnya duel itu dimenangi Pedrosa.
4. Cuaca Cerah
Dalam dua balapan yang diinterupsi hujan, di MotoGP Silverstone dan MotoGP San Marino, The Doctor menunjukkan kelasnya. Di Silverstone Rossi berhasil menjadi juara, sedangkan di San Marino finis di urutan kelima.
Jika balapan berlangsung dalam kondisi normal, sulit bagi Rossi untuk menyaingi kecepatan Jorge Lorenzo di MotoGP San Marino. Terbukti, Lorenzo terlihat melempem melaju di trek basah dan akhirnya malah gagal merampungkan balapan gara-gara terjatuh.
Kegagalan Lorenzo dibayar manis di Sirkuit Aragon. Di lintasan kering, pebalap Spanyol itu tak terbendung dan berhasil menjadi juara. Rossi mengakui sang rekan setim memang sangat berbahaya di lintasan kering.
Balapan di Motegi, Minggu (11/10/2015), kemungkinan tak akan direcoki hujan. Jadi, Rossi punya pekerjaan rumah bagaimana menahan laju Lorenzo yang dikenal sangat cepat di lintasan kering.
Baca Juga:
Road to Champion: Lorenzo Perkasa di Motegi, Rossi Raja Sepang