Bola.com, Solo - Masih ingat dengan sosok Kas Hartadi, mantan pelatih Sriwijaya FC yang sukses menghadirkan juara Indonesian Super League (ISL) di musim 2011/2012? Sang arsitek kini menetap di Solo dengan aktivitas baru yang amat menarik.
Setelah hengkang semusim seusai mengantar Tim Laskar Wong Kito juara kompetisi kasta tertinggi, Kas Hartadi yang notabene eks pilar Timnas Indonesia yang menjadi kampiun SEA Games 1991 itu, kemudian turun kelas membesut dua tim Divisi Utama, Persikabo Bogor dan Cilegon United.
Konflik antara Menpora dan PSSI saat ini membuat kompetisi berbagai level terhenti, kini Kas Hartadi pun memutuskan beristirahat sementara di kampung halamannya di Solo.
Saat ditemui bola.com di rumahnya yang terletak di bilangan Krawasan Solo Baru, sosok Kas Hartadi terlihat tak berubah. Ia masih jadi pribadi yang ramah dan murah murah senyum.
“Saya lagi siap-siap mau ikut main di turnamen U-45 Sukoharjo Cup, saya sendiri memperkuat PS UL (Usia Lanjut) Krawasan. Lumayan bisa nostalgia dan cari keringat sama teman-teman sewaktu kecil dulu,” ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya, selain bermain bersama PS UL Krawasan, dirinya juga aktif melatih Polres Sukoharjo Solo Baru setiap dua kali dalam seminggu.
“Saya diminta Kapolresnya untuk melatih para polisi. Karena sekarang tidak ada kesibukan lain maka saya terima. Jadi saya dapat pengalaman baru juga, kalau selama ini hanya melatih pemain muda dan profesional. CV saya bertambah dengan melatih para penegak hukum,” cerita Kas Hartadi penuh semangat.
Pelatih yang mendapat julukan Kashardiola sewaktu membawa SFC juara ini mengajak bola.com untuk melihat-lihat akademi sepak bola yang dikelolanya, Kas Hartadi Football Academy. Sebanyak 13 pemain muda yang kebanyakan berasal dari Sumatra Selatan menjadi muridnya dan berlatih setiap hari.
“Sekarang saya punya 13 murid, 10 di antaranya berasal dari beberapa kabupaten di Sumsel seperti Tanjung Enim, Lahat atau Muba. Sementara sisanya berasal dari Solo,” jelas ayah dari Eric Cantona ini.
Setiap harinya, para siswanya tersebut digembleng selama dua sesi latihan yakni di pagi dan sore hari. “Kalau pagi, mereka start latihan pada pukul 4 subuh hingga jam 6 pagi. Karena sekolah mereka cukup dari mess, jadi kami mengakalinya dengan memajukan jadwal latihan. Sementara untuk sore mereka berlatih mulai pukul 15.00 WIB hingga selesai,” paparnya.
Meski baru berumur seumur jagung, namun Kas Hartadi berambisi membawa anak didiknya ke level tinggi seperti ISL ataupun Timnas Indonesia.
“Saya tidak pernah menjanjikan mereka apapun, namun saya percaya jika mereka mau bekerja keras dan bersungguh sungguh dalam latihan, maka mereka bisa menjadi pemain sepak bola profesional. Untuk sekarang mereka kami matangkan terlebih dulu, karena usianya pun masih sangat muda sekitar 14-17 tahun, jika sudah siap maka saya siap salurkan ke
klub-klub di Indonesia,” ujar Kas Hartadi menjelaskan.
Salah satu murid Kas Hartadi Football Academy, M Farhan Tihani asal Tanjung Enim mengaku sengaja meninggalkan kampung halamannya dan menimbailmu dengan pelatih yang melambung namanya saat melatih SFC tersebut.
“Saya direkomendasikan oleh pelatih saya di Tanjung Enim, sekarang fokus saya adalag berlatih dan bekerja keras disini. Apalagi coach Kas Hartadi merupakan mantan pemain timnas dan karier kepelatihannya juga cukup sukses. Disinipun saya tidak merasa kesepian karena banyak teman-teman asal Sumsel yang juga punya impian sama, mohon doanya agar kami sukses nantinya,” ujar Farhan yang saat ini masih duduk di kelas 2 SMU.
Kas Hartadi berharap suatu saat bisa kembali berkiprah menangani klub profesional dan mengulang kisah sukses juara bersama Sriwijaya FC. "Ya semoga saja konflik antara Kemenpora dan PSSI segera selesai. Capek ribut terus, sepak bola Indonesia jalan di tempat," ungkapnya sembari mempersilahkan bola.com menyeduh teh hangat buatan istrinya.
Baca Juga:
Kesetiaan Singa Mania di Kisah Cinta "LDR" dengan Sriwijaya FC
Sudah Bergabung Lagi, Titus Bonai Siap Meneror Arema
Asisten Pelatih Arema Prediksi Sriwijaya FC Bikin Kejutan Lagi