Baru Dua Kali Bertemu, Djanur vs Bendol Berimbang

oleh Tengku Sufiyanto diperbarui 14 Okt 2015, 16:01 WIB
Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman memiliki rekor pertemuan yang berimbang dengan pelatih Sriwijaya FC, Benny Dollo, jelang pertemuan keduanya di final Piala Presiden 2015. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Persib Bandung bersiap menghadapi Sriwijaya FC di laga final Piala Presiden 2015, Minggu (18/10/2015). Keberhasilan kedua tim melangkah ke partai puncak turnamen gagasan Mahaka Sport and Entertaiment tersebut tidak terlepas dari taktik dua sosok pelatih dari kedua klub masing-masing. Ada Djadjang Nurdjaman di kubu Persib, dan Benny Dollo di kubu Sriwijaya FC.

Djadjang Nurdjaman berhasil membawa Persib melaju ke partai final Piala Presiden setelah menyingkirkan Mitra Kukar dengan agregat 3-2 di semifinal. Sementara, Benny Dollo mengantarkan Laskar Wong Kito ke laga final Piala Presiden usai mengalahkan Arema Cronus dengan agregat 3-2.

Advertisement

Laga final Piala Presiden merupakan pertemuan ketiga kedua pelatih. Sebelumnya, pertemuan terakhir kedua pelatih terjadi di sepanjang gelaran ISL 2014. Saat itu, Djanur sudah menangani Persib, dan Bendol sebagai pelatih Persija Jakarta.

Hasilnya dari dua pertemuan terakhir, baik Djadjang Nurdjaman dan Benny Dollo selalu menuai hasil imbang saat kedua klub yang mereka arsiteki bertanding. Pertemuan pertama Djanur dengan Bendol terjadi di paruh kedua musim 2013-2014, kedua pelatih hanya mampu membawa timnya bermain imbang 1-1 dalam duel klasik Persib kontra Persija.

Selanjutnya, kedua pelatih kembali bertemu di duel klasik Persib vs Persija dalam babak penyisihan wilayah barat ISL 2014. Ketika itu, kedua pelatih harus puas membawa timnya bermain imbang tanpa gol.

Dari segi prestasi, Bendol boleh berbangga. Ia pernah mengantarkan Pelita Jaya menjadi juara Galatama sebanyak tiga kali, pada musim 1988-1989, 1990, dan 1993-1994.

Pelatih Sriwijaya FC, Benny Dollo respek dengan para pelatih muda yang berkiprah di Piala Presiden 2015. (Bola.com/Riskha Prasetya)

Selanjutnya, pelatih kelahiran Manado tersebut pernah membawa Arema Cronus menjadi juara Copa Dji Sam Soe pada tahun 2005 dan 2006. Pada tahun 2008.

Namun, Benny Dollo harus mengangkat topi untuk Djanur. Pasalnya, pelatih kawakan berusia 65 tahun tersebut belum mampu membawa tim yang ditukanginya menjadi juara kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Pemain Persib menggotong pelatih Djadjang Nurdjaman merayakan kemenangan atas Mitra Kukar pada laga leg kedua semi final Piala Presiden di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (10/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Meski baru seumur jagung, karier kepelatihan Djanur cukup mentereng dalam beberapa tahun belakangan ini. Setelah berhasil membawa Persib menjadi juara era Perserikatan tahun 1986 dan 1989-1990 sebagai pemain, Djanur langsung menjadi asisten pelatih Persib, Indra Thohir di era Liga Indonesia. Ia berhasil membawa Maung Bandung menjadi juara di era Perserikatan terakhir tahun 1994 dan Liga Indonesia Pertama tahun 1995. Teranyar, Djanur berhasil membawa Persib menjadi juara ISL 2014.

 Baca Juga :

39 Undangan Hadiri Rapat Final Piala Presiden di Polda Metro

Djanur Lebih Khawatirkan Keamanan Bobotoh daripada Skuat Persib

Tunggu Mabes Polri, Final Piala Presiden Belum Pasti di Jakarta