Bola.com, Bandung - Ketidakharmonisan hubungan suporter Persib Bandung, bobotoh, dengan pendukung Persija Jakarta, Jakmania, jadi salah satu faktor mengapa keputusan venue final Piala Presiden 2015 hingga Rabu (14/10/2015) siang masih belum juga dikeluarkan panitia penyelenggara.
Sejumlah insiden negatif yang melibatkan kedua kelompok suporter di masa lalu jadi perhatian khusus seluruh pihak. Mereka tak mau mengambil risiko kejadian merugikan itu kembali terulang. Semisal, insiden pada 2013 kala Persib melawat ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, markas Persija, dalam lanjutan ISL 2013.
Pada Selasa (13/10/2015), Polda Metro Jaya bertemu dan melakukan konsolidasi dengan sejumlah pihak terkait seperti Mahaka Sports and Entertainment selaku penyelenggara turnamen, Kodam Jaya, dan perwakilan kelompok suporter tim semifinalis serta Jakmania. Namun, belum ada keputusan final yang diambil menyangkut lokasi partai final.
Dalam pertemuan itu, Jakmania yang diwakili ketuanya, Richard Ahmad, tetap merekomendasikan agar final tidak dipertandingkan di Jakarta. Bila melihat rekam jejak perseteruan Jakmania-bobotoh selama ini, kengototan Jakmania itu beralasan.
Di sisi lain, manajemen Persib terus mengimbau pendukung setia mereka untuk menjaga situasi tetap kondusif sehingga partai final bisa digelar sesuai rencana pada Minggu (18/10/2015). Manajemen Persib meminta bobotoh tidak larut dalam 'pertempuran' di dunia maya melalui jejaring sosial dengan kelompok suporter lain yang belakangan makin marak menyusul rencana Mahaka Sports memainkan laga final di Jakarta.
"Mohon bantuan kepada seluruh sobat bobotoh (Viking/Bomber/Ultras/Hooligan/FCC/Balad Persib/Jurig Persib/Bobotoh Oriental, dll) juga sobat Bonek, agar stop dulu membuat tulisan atau status di media sosial yang bernada provokatif. Semua demi kelancaran pertandingan final, Minggu, 18 Oktober," begitu pesan manajemen Persib, yang muncul di sejumlah jejaring sosial.
Imbauan itu cukup penting diberikan mengingat selama ini 'duel' antarkelompok suporter di dunia maya kerap jadi salah satu pemicu bentrokan nyata di lapangan. Persib maupun panpel dan masyarakat umum tentunya tidak berharap situasi jelang final dan pada hari H panas akibat ulah sejumlah oknum tak bertanggung jawab.
Berikut imbauan yang muncul di sejumlah media sosial untuk menjaga situasi tetap kondusif: