Rugi saat Undang Persebaya 1927, Persatu Tak Kapok Gelar Uji Coba

oleh Gatot Susetyo diperbarui 24 Okt 2015, 16:00 WIB
Persatu Tuban vs Persebaya 1927. Stadion Lokajaya, Tuban, disesaki penonton tetapi panpel mengalami kerugian besar. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Tuban - Pelajaran berharga diperoleh manajemen Persatu Tuban saat mengundang Persebaya 1927 pada pêrtandíngan persahabatan guna memperingati HUT Persatu ke-40 pada Minggu (18/10/2015). Klub berjuluk Laskar Ronggolawe itu terpaksa menelan kerugian cukup besar secara finansial.

Dari jumlah 10 ribu tiket yang telah dicetak, panpel hanya mampu menjual sebanyak 3.000 lembar dengan harga piket terjual rata-rata Rp 20 ribu. Padahal penonton yang memadati Stadion Lokajaya melebihi kapasitas. Bahkan laga yang didominasi Bonekmania itu hingga meluber ke tepi garis lapangan.

Advertisement

"Logikanya jika penonton sampai sentelban, kami pasti untung besar. Tapi faktanya, saat itu panpel melaporkan hanya 3.000 tiket yang terjual. Ketika penonton memaksa masuk stadion tanpa tiket, kami tak bisa berbuat apa-apa. Daripada timbul keributan yang mengarah anarkis, terpaksa kami gratiskan. Risikonya, kami tak bisa meraup keuntungan besar seperti harapan semula,” ungkap Fahmi Fikroni, Manajer Persatu.

Bila situasi berjalan normal atau sesuai rencana, panpel bisa mendapat pemasukan kotor Rp 300 juta. Tapi, akhirnya mereka gigit jari karena hanya menerima pendapatan Rp 60 juta.

"Setelah kami hitung semua kebutuhan operasional, kami tekor cukup besar karena panpel harus membayar match fee untuk Persebaya 1927, keamanan, honor pemain Persatu, dll. Tapi tujuan kami bukan keuntungan, ada misi lebih besar lagi. Kami ingin membuktikan sepak bola di Tuban tetap eksis di tengah kondisi konflik saat ini," tutur anggota DPRD Kabupaten Tuban itu.

Terlepas dari kegagalan mencicipi kue keuntungan, lanjut Fahmi Fikroni, banyak pelajaran yang didapat dari uji coba itu. “Ini pengalaman pertama kami mengadakan uji coba dengan tim besar dengan jumlah ribuan suporter fanatik. Kami tak pernah kapok untuk mengundang klub besar lagi ke Tuban. Ke depan, kami harus persiapkan diri lebih matang lagi agar target tak meleset," jelasnya.

Menurut Fahmi kebobolan penonton karena infrastruktur terutama tembok Stadion Lokajaya memang membuka peluang suporter. "Temboknya terlalu rendah. Hal itu memudahkan penonton menaikinya. Kapasitas stadion juga terbatas. Tahun depan, bila sport center Ronggolawe selesai dibangun, kami bisa maksimalkan pertandingan baik dari sisi jumlah penonton maupun pemasukan,” pungkas Fahmi.

Baca Juga :

Persatu Aktif Berburu Uji Coba, Siapa Bersedia Jadi Lawan?

Ambisi Besar Persatu Tuban di Piala Kemerdekaan

Persatu Ikut Piala Kemerdekaan : "PSSI Mohon Dengarkan Kami"