Jelang ASEAN Para Games, Atlet Diminta Pantau Kubu Thailand

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 29 Okt 2015, 23:00 WIB
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto (kiri) berbincang dengan paralimpian tenis meja di Stadion Manahan, Kamis (29/10/2015). (Bola.com/Romi Syahputra)

 

Bola.com, Jakarta Sekjen National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Pribadi, meminta para atlet memantau perkembangan wakil-wakil Thailand menjelang perhelatan ASEAN Para Games 2015, 3-9 Desember 2015. 

Menurut Pribadi, kontingen Thailand paling diwaspadai Indonesia. Dengan modal jumlah atlet dan kecanggihan peralatan, Thailand jadi pesaing terkuat untuk ambisi mempertahankan gelar. Terlebih, wakil Negeri Gajah Putih tersebut lebih termotivasi untuk merebut gelar juara umum dari Indonesia.

Advertisement

''Tiap cabor harus mencermati perkembangan performa atlet Thailand. Jangan sampai terlena karena kita dulu juara umum. Apalagi saat APG Myanmar 2013 lalu mereka dalam kondisi yang tidak maksimal,'' ujar Pribadi, kepada bola.com di Solo, Kamis (29/10/2015). 

Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan entry by name atau daftar atlet ASEAN Para Games (APG) 2015, pada awal November. Hal tersebut dikatakan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto, saat mengecek kesiapan cabor di Stadion Manahan, Kamis (29/10/2015). Multievent difabel dua tahunan tersebut bakal berlangsung 3-9 Desember 2015.

''Seharusnya entry by name sudah selesai pada akhir Oktober. Maksimal pertengahan bulan depan. Karena saat SEA Games dulu 1,5 bulan sebelum pelaksanaan sudah beres,'' kata Djoko.

Selama di Solo, pria asal Sleman tersebut mengunjungi berbagai venue latihan paralimpian Tanah Air. Selain Stadion Manahan, Djoko juga mengunjungi penginapan atlet di Gedung PPRBM Colomadu, Karanganyar, serta Jebres.

Pengecekan tersebut untuk memastikan hal-hal yang bersifat nonteknis, seperti sarana persiapan, akomodasi, penginapan, hingga konsumsi, sudah siap.

Dia menjamin tak ada kendala berarti selama training canter (TC) di Kota Bengawan. Namun, saat peninjauan kondisi sarana latihan tenis meja gelap gulita lantaran pemadaman listrik.

''Saya mengonfirmasi ke atlet, problem mati lampu baru terjadi sekali, jadi tidak masalah. Kalau sudah sering ya baru ada perbaikan. Namun secara umum tidak ada kendala,'' ujar dia.