Bola.com, Jakarta - Kisruh jelang Musyawarah Nasional (Munas) Komite Olimpiade Indonesia (KOI) 2015 memasuki babak baru. Tak puas dengan keputusan Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum KOI periode 2015-2019 yang diduga kembali memperpanjang tenggat waktu pengembalian formulir, barisan Olympian Indonesia mengusulkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, supaya menjadi Ketua Umum (Ketum) KOI.
Baca Juga
Gagasan ini disampaikan Olympian Indonesia yang diwakili Taufik Hidayat, Richard Sam Bera, dan Lukman Niode. Ketiganya sepakat saat ini KOI membutuhkan sosok netral untuk berperan sebagai ketum.
"Diperlukan satu figur yang netral dan bisa diterima semua pihak demi menjaga keberhasilan Asian Games 2018. Karena nantinya Menpora yang akan bertanggung jawab (atas multievent itu), mengingat Asian Games dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat," papar Richard saat menggelar jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (30/10/2015).
"Figur Ibu Rita (Subowo) masih dalam perdebatan. Kami akan mengomunikasikan hal ini ke Menpora. Kami juga akan mengimbau PB/PP agar bisa memberikan suaranya untuk Menpora," lanjut mantan perenang nasional itu.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Caketum, Ahmad Budiarto, mengaku belum bisa berkomentar lebih jauh soal usul diangkatnya Menpora menjadi Ketum KOI. Namun, dia menegaskan tenggat waktu penjaringan Ketua Umum KOI tidak diperpanjang hingga Sabtu (30/10/2015), seperti yang disebutkan para Olympian. Pengembalian formulir sudah ditutup hari ini.
"Saya tidak bisa memberi pendapat. Tapi sebagai orang awam, hal itu mungkin bisa saja terjadi. Tapi akan menjadi lucu apabila Menpora yang sudah memegang jabatan struktural di pemerintah akan memegang jabatan non-struktural lainnya," kata Ahmad saat dihubungin bola.com.
Polemik internal di tubuh KOI dimulai saat organisasi tersebut menggelar Kongres Luar Biasa di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Tak puas dengan sikap Rita Subowo, sejumlah anggota Komite Eksekutif KOI yang dipimpin Timbul Thomas Lubis memutuskan melanjutkan agenda kongres dengan membentuk Tim Rekomendasi.
Selanjutnya, Tim Rekomendasi ini membentuk Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketum KOI tersendiri. Namun, dualisme ini kemudian menemui satu muara saat Tim Rekomendasi dan KOI sepakat berdamai pada Jumat, 23 Oktober 2015.