Bukan Inter atau Roma, Nesta Menjagokan Napoli Juara Serie A

oleh Deny Adi Prabowo diperbarui 02 Nov 2015, 06:32 WIB
Alessandro Nesta menyebut Napoli sebagai jagoan utamanya di Serie A. (Twitter)

Bola.com, Miami - Legenda sepak bola Italia, Alessandro Nesta tak memilih dua tim kuat yakni Inter Milan dan AS Roma sebagai kandidat peraih titel Serie A musim ini. Alih-alih, dia malah menyebut Napoli sebagai jagoan utamanya.

Sebelumnya belum lama ini mantan pemain AC Milan itu sempat menyebut Juventus untuk mempertahankan Scudetto. Akan tetapi start awal yang buruk dari Bianconeri membuat Nesta berubah pikiran. Hingga pekan ke-11, Juventus masih berada di peringkat 10 dengan 15 poin, berat agaknya buat mereka merangkak naik ke puncak klasemen.

Baca Juga

Advertisement

Kini Nesta melontarkan pandangan kalau sosok pelatih Maurizio Sarri merupakan orang yang tepat untuk membawa Napoli juara liga edisi 2015-2016. "Saya menyukainya, dia memproduksi tontonan sepak bola paling spektakuler. Saya memang mengatakan Juventus akan memenangkan titel tapi tampaknya saya salah. Sekarang pilihan saya adalah Napoli, Fiorentina, Roma dan Inter," tutur Nesta dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Minggu (1/11/2015).

"Saya menyukainya, dia memproduksi tontonan sepak bola paling spektakuler. Saya memang mengatakan Juventus akan memenangkan titel tapi tampaknya saya salah.

Alessandro Nesta sendiri pada 1 September 2015 lalu resmi didapuk sebagai pelatih kepala klub kontestan Liga Sepak Bola Amerika Serikat (NASL), Miami FC. Mantan stoper berusia 39 tahun itu berbicara soal persiapannya menuju karier kepelatihan. "Saya pikir dalam setiap aktivitas, Anda harus memulainya dari bawah. Penting untuk belajar dan mengetahui di mana keunggulan Anda."

"Ketika ada tawaran dari klub besar seperti yang didapatkan Clarence Seedorf dan Filippo Inzaghi, Anda tak bisa menolaknya. Itu adalah kesempatan yang mungkin tak akan kembali," tambah Nesta yang mengkilap kala bermain di Lazio dan AC Milan tersebut.

Alessandro Nesta juga menambahkan kalau di profesi pelatih, tidak ada kepastian. Setiap orang punya kesempatan untuk bisa sukses atau gagal. "Pilihan itu memang perjudian dan terkadang berhasil tapi terkadang pula bisa gagal. Pep Guardiola bisa menjadi contoh keberhasilan usai datang dari tim muda Barcelona tapi Anda bisa bernasib sama seperti Clarence dan Pippo," katanya.