Bola.com, Semarang- Klub Divisi Utama, PSIS Semarang berharap segera terjadi perdamaian antara PSSI dan Kemenpora. Harapan itu diutarakan setelah berlangsungnya pertemuan antara delegasi FIFA dan AFC dengan Presiden RI, Joko Widodo, serta PSSI.
CEO PSIS, Alamsyah Sukawijaya optimistis kisruh sepak bola di Tanah Air segera rampung seusai kunjungan delegasi FIFA dan AFC, 2-3 November.
''Sekarang sudah ada harapan baru sepak bola kembali lebih baik. Karena itu mereka yang berkonflik segera duduk satu meja, mencari solusi. Sudah hampir setahun persepak bolaan kita vakum,'' kata pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi kepada bola.com.
Baca Juga
Tim berjulukan Laskar Mahesa Jenar termasuk salah satu tim yang nyaris vakum sepanjang tahun ini. Usai menjuarai turnamen Piala Polda Jateng, medio Agustus lalu, PSIS tak lagi mengikuti berbagai event yang digelar. Mulai Piala Kemerdekaan, hingga beberapa ajang lokal seperti Piala Bupati Banyumas dan Banjarnegara.
Akibat sanksi FIFA dan pembekuan PSSI oleh Menpora, otoritas sepak bola tertinggi di Tanah Air tidak dapat menggelar turnamen maupun kompetisi, termasuk kualifikasi PON cabang sepak bola. Sebabnya, Tim Transisi meminta Kapolri tidak memberikan izin pertandingan.
Kemudian, Tim Transisi menggelar turnamen, namun tidak secepatnya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Akibat konflik di sepak bola Indonesia, sejumlah klub memilih bubar, termasuk PSIS.
Yoyok menjelaskan, PSSI memang memiliki statuta sendiri yang mengatur sepak bola Indonesia. Namun, dalam hal ini, PSSI juga harus dapat memposisikan diri dan menghormati pemerintah. Kebijakan pemerintah, lanjut dia, harus diikuti oleh semua, tidak hanya di olahraga, namun juga bidang-bidang lain.
''PSSI harus memikirkan rakyat sepak bola Indonesia. Saat ini, semua harus bisa menahan ego masing-masing demi kebaikan bersama dan kemajuan sepak bola Indonesia. Bila tetap keras kepala, masalah tidak akan terselesaikan,'' ucap CEO PSIS Semarang ini.