Bola.com, Jakarta - Indonesia gagal meraih satu pun gelar dari tiga turnamen Eropa beruntun yang diikuti yakni Denmark Terbuka, Prancis Terbuka, dan Bitburger 2015.
Prestasi tertinggi dicatatkan sektor ganda campuran, di mana Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tampil sebagai runner-up Denmark Terbuka. Sementara hasil serupa juga diraih pasangan lainnya yakni Praveen Jordan/Debby Susanto di Prancis Terbuka.
Baca Juga
Pada sektor lainnya, para pebulutangkis andalan Indonesia seperti juara dunia Mohammad Ahsan/Hendra Setyawan, serta ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tampil melempem.
Ahsan/Hendra terhenti di babak 16 besar Denmak Terbuka, sedangkan di Prancis Terbuka perjuangan mereka kandas di babak semifinal.
Greysia/Nitya juga mencatatkan hasil kurang memuaskan. Usai meraih gelar super series perdana di Korea pada pertengahan September lalu, keduanya langsung tersingkir di babak pertama Denmark Terbuka. Beruntung Greysia/Nitya bisa bangkit di turnamen selanjutnya di Prancis dengan menjadi semifinalis.
Kendati demikian, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, mengatakan hasil tersebut bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan.
"Kita tidak bisa selalu menang. Kami tetap melihat tujuan akhir. Saat ini adalah masa-masa perbaikan bagi para pemain," kata Rexy saat ditemui bola.com.
"Turnamen-turnamen yang mereka ikuti ini tujuannya menjaga dan menyeimbangkan performa. Yang terpenting adalah mereka siap untuk Olimpiade 2016," lanjutnya.
Secara khusus Rexy menyoroti performa Praveen Jordan yang sempat naik-turun di tahun ini khususnya pada tiga turnamen sebelumnya.
"Evaluasi untuk Praveen adalah mindset-nya kadang masih kekanak-kanakan. Tapi untuk fisik ia sudah oke dan sudah siap untuk tiga turnamen beruntun," tutur Rexy.