Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih timnas U-16 dan U-19 Fachri Husaini berharap pemerintah tak hanya fokus menyelenggarakan turnamen untuk klub ISL. Pemerintah juga harus memikirkan nasib timnas di semua level yang saat ini vakum akibat sanksi FIFA.
Fachri mengatakan, selain klub, imbas dari sanksi FIFA paling dirasa oleh tim nasional. Termasuk tim besutan Fachri yang dicoret dari empat kejuaraan. Seperti diketahui, setelah Indonesia disanksi FIFA sejak 31 Mei 2015, timnas U-16 dan U-19 absen dari masing-masing dua kejuaraan, yakni Piala AFF dan Kualifikasi Piala AFC. Padahal, Indonesia jadi tuan rumah Piala AFF U-16 dan U-19.
Baca Juga
“Semua orang bicara kesulitan klub ISL lalu pemerintah menggelar turnamen mewah dan sampai melibatkan Presiden Joko Widodo. Tim-tim juga diundang ke Istana Negara. Tapi, pemerintah lupa. Masih ada anak-anak timnas U-16 dan U-19 yang kecewa karena gagal bertanding. Coba ditanya ke anak-anak, sudah berapa lama mereka berkorban meninggalkan keluarga dan sekolah demi timnas?” ujar Fachri.
Selama mengomentari kisruh sepak bola nasional, Presiden RI Joko Widodo selalu mengritik timnas, dengan menyebut timnas Indonesia tak bisa berprestasi hingga menyebabkan peringkat Indonesia turun sampai posisi 171. Saat Jokowi menjamu perwakilan klub peserta Piala Presiden di Istana Negara, Senin (19/10/2015), Jokowi menyebut Persib Bandung bermain lebih baik ketimbang timnas.
Pada kesempatan itu, pemain Persib, Zulham Zamrun menanyakan bagaimana tindakan pemerintah untuk menyelamatkan timnas. Namun, tak ada jawaban pasti dari presiden. Jokowi hanya menyebut akan ada banyak turnamen untuk mengisi kekosongan kompetisi selama PSSI dibekukan. Setelah Piala Presiden, Jokowi memang memberi mandat menggelar dua turnamen lagi, salah satunya Piala Jenderal Sudirman yang mulai digelar 10 November.
“Saya sebagai pemain timnas berharap sanksi FIFA segera dicabut supaya kami bisa kembali bertanding untuk membela Indonesia. Peringkat Indonesia bertambah turun karena saat ini kami tidak bertanding, Pak,” kata Zulham ketika itu.
Timnas semua level, seolah terlupakan dengan adanya gemerlap turnamen yang melibatkan pemain dan klub papan atas. Padahal masih banyak pesepak bola muda yang memendam kecewa akibat batal bertanding membela Indonesia, setelah mereka menjalani persiapan yang panjang. Sebagian besar pemain timnas usia muda akhirnya kembali ke sekolah, sambil sesekali bermain tarkam. Banyak juga yang banting setir jadi mahasiswa dan tentara.
“Saya dulu sekolah formal, tapi begitu masuk pelatnas langsung ikut homeschooling. Saya masih ingat pemain menangis saat diumumkan kami tidak bisa tampil di Piala AFF karena sanksi FIFA. Kami sedih karena hampir dua tahun berjuang berlatih untuk menembus timnas,” ucap gelandang timnas U-19, Justin Steven.
Tak hanya timnas senior, U-16, dan U-19 yang absen di kejuaraan. Timnas wanita dan futsal juga batal bertanding di ajang resmi yang digelar sepanjang tahun ini. Timnas wanita seharusnya tampil pada AFC Women U-14 Regional Championship pada Juli dan timnas futsal di Piala AFF pada bulan Oktober.
“Hanya bisa berharap dari kedatangan FIFA dan AFC kemarin. Semoga jangan sampai berlarut-larut dan tahun depan timnas kembali aktif. Percuma kalau pemerintah sampai siaga satu hanya untuk turnamen dalam negeri sementara timnas terlupakan,” tegas Fachri.