Bola.com, Jakarta - Rahmad Darmawan siap menjalani babak baru dalam karier melatih, yakni menangani klub Malaysia per Desember 2015. Kepada bola.com, RD menceritakan awal klub Malaysia itu tertarik padanya.
Baca Juga
Dua tahun lalu, ada seorang warga Malaysia yang jadi follower Twitter Rahmad Darmawan. Akun Twitter RD adalah @rdcoach66 dengan jumlah followers mencapai 427 ribu. Siapa sangka, salah satu dari ribuan follower RD adalah manajemen klub Malaysia. Menurut pengakuan RD, klub itu berasal dari salah satu negara bagian atau kesultanan Malaysia, yang sekarang memiliki dua klub, satu di Malaysia Super League, satunya lagi di Malaysia Premier League.
“Awalnya manajemen klub mendekati saya lewat Twitter. Saya juga kaget rupanya ada warga Malaysia yang jadi follower akun saya. Sudah sejak dua tahun lalu mereka sangat intens berkomunikasi dengan saya,” kata RD.
RD mengungkapkan, kemungkinan pengurus klub Malaysia itu tertarik padanya setelah melatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games Myanmar 2013. Kala itu, Indonesia dikalahkan Thailand 0-1 pada partai final. Meraih medali perak SEA Games jadi yang kedua buat RD, setelah pada edisi 2011 dikalahkan Malaysia di final. Setelah SEA Games 2013, RD bergabung dengan Persebaya (kini Surabaya United).
Saat ditawari melatih di Malaysia, Rahmad sebenarnya berminat. Apalagi setelah SEA Games 2013, ia belum terikat kontrak dengan klub mana pun. Namun, keiginan Rahmad melatih klub Malaysia terganjal kedinasannya di TNI Angkatan Laut. Maklum, saat itu RD masih tercatat sebagai anggota TNI aktif.
“Saya akhirnya memutuskan melatih di Indonesia karena masih harus berdinas di TNI. Tapi, saya tetap menjalin komunikasi dengan klub Malaysia itu. Sudah seperti kawan, kami berkomunikasi lewat telepon atau internet,” beber RD.
Akhiri Karier Militer
Dua tahun berlalu, negosiasi Rahmad Darmawan dengan klub Malaysia terus berjalan. Bak gayung bersambut, tawaran dari Malaysia langsung direspons positif oleh Rahmad Darmawan, mengingat kondisi sepak bola Indonesia yang sedang kacau. RD pun resmi menerima pinangan dari Malaysia, setelah ia menuntaskan tugas di Persija Jakarta pada Piala Presiden 2015.
Membidik karier yang lebih bagus di Malaysia butuh pengorbanan. RD memutuskan untuk berhenti jadi tentara. Pada akhir Oktober, RD masih menyelesaikan administrasi di TNI Angkatan Laut, untuk selanjutnya fokus melatih dan berbisnis.
“Saat ini masih proses, itu sebabnya saya hati-hati bila menyebut karier melatih di Malaysia, terutama klubnya,” katanya.
Bicara soal karier militer RD memang tak bisa dilepaskan dari sepak bola. Pada tahun 1980-an, di mana saat itu TNI (ABRI), sangat lekat dengan sepak bola Indonesia. RD jadi salah satu pemain sepak bola yang ditawari berdinas di militer. Tawaran itu datang dari almarhum Letjen E.A Mangindaan, pelatih timnas Indonesia era 1960-1970-an.
Pada medio 1980, Opa Mangindaan menjabat sebagai Asisten Operasi Mabes TNI. Ia pun diminta mengumpulkan pemain sepak bola dan membentuk PS ABRI untuk kompetisi Galatama sekaligus seleksi ke timnas. Sebagai catatan, pada era itu Indonesia memiliki tiga timnas, satu timnas Perserikatan, timnas Galatama, dan timnas ABRI. Ketiga timnas itu masing-masing mewakili Indonesia pada ajang yang berbeda.
“Bagi saya, karier melatih dan militer selalu sejalan. Keduanya sangat berarti dalam hidup. Tetapi pada suatu saat siapa pun akan berada dalam posisi untuk memilih,” kata RD.
2
Bawa Pemain Timnas
Rahmad Darmawan bercerita, ia akan mulai mengepak koper pada pertengahan November, lalu bertolak ke Malaysia akhir November. Kontrak RD di klub Malaysia berduari dua tahun, dimulai Desember 2015.
RD mengaku tak mempersiapkan diri secara khusus. Ia sudah memahami karakteristik sepak bola Malaysia. Maklum, ia pernah bermain di Malaysia pada 1992-1993, bergabung dengan ATM FA (Angkatan Tentera Malaysia). Soal pemain Malaysia, RD juga sudah belajar selama ia menjadi pelatih timnas Indonesia.
“Dua kali menangani timnas di SEA Games sudah cukup memberikan pelajaran, seperti apa karakter pemain-pemain Malaysia, Singapura, dan Thailand. Khusus Malaysia, karena sama-sama orang Melayu, saya akan cepat beradaptasi,” katanya.
Rahmad Darmawan memang masih bungkam klub mana yang akan ia tuju. Ia menunggu secara resmi diperkenalkan oleh klub tersebut, setelah Malaysia Super Cup selesai pada akhir November. Tiga klub yang paling mungkin ditangani RD adalah PBDKT Trengganu Team, PKNS Selangor, atau Johor Darul Takzim II. Ketiganya bermain di Malaysia Premier League atau kasta kedua Liga Malaysia.
Kepada bola.com, RD menyebut klub yang mengontraknya tampil di Malaysia Premier League dan masih butuh dua pemain asing untuk musim 2016-2017. Sinyal itu pun menguatkan spekulasi RD akan membawa pemain dari Indonesia. Bila masih ada dua slot pemain asing yang kosong, RD bisa membawa pemain Indonesia yang berusia muda tapi sudah punya jam terbang di timnas.
“Minimal seperti Andik Vermansah. Saya sangat hati-hati bila akan merekrut pemain Indonesia, karena cukup sensitif dan bisa menimbulkan polemik di klub si pemain,” tutur RD.
Pada Malaysia Premier League musim ini, di antara PKNS Selangor, PBDKT T-Team, dan Johor Darul Takzim II, hanya PKNS yang masih punya slot pemain asing.