Bola.com, Jakarta - Rusun Pulo Gebang gagal menjuarai Rusun Cup 2015. Pada partai final yang dimainkan di Lapangan Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta, Minggu (8/11/2015), mereka dikalahkan tim Rusun Daan Mogot dengan skor 0-4.
Asa terbang ke Spanyol dan menyambangi markas Real Madrid atau Barcelona, hadiah yang dijanjikan panpel untuk tim pemenang pun lenyap dengan kekalahan itu. Akan tetapi, kubu Rusun Pulo Gebang tak mau larut dalam kekecewaan.
Pasalnya, seperti diungkapkan salah satu penghuni rusun, Badiati, keberadaan masuk ke laga puncak sudah jadi prestasi sendiri. Daniel Rizki dkk. disebut hanya berlatih setiap Minggu, itu pun bukan di lapangan bola melainkan lapangan bola voli yang beralaskan semen. "Anak-anak tak bisa berlatih tiap hari karena mereka kan harus sekolah. Ada yang masuk pagi ada juga yang sore," ujarnya.
Baca Juga
Lantaran berlatih di lapangan bola voli yang ukurannya jauh lebih kecil dari lapangan bola yang sebenarnya, skuat Rusun Pulo Gebang kecapekan saat meladeni tantangan Rusun Daan Mogot di lapangan "besar".
Tak sampai di situ, perjuangan sekadar mencapai lokasi pertandingan di Soemantri Brodjonegoro juga tak mudah. Para ibu-ibu biasanya mengumpulkan iuran untuk ongkos bus yang digunakan sebagai transportasi dari Cakung, Jakarta Timur, menuju venue di daerah Kuningan. "Meski serba terbatas, semangat bermain sepak bola tetap dijaga. Kami bersyukur bisa masuk final bila melihat kondisi tim," kata Badiati.
Di sisi lain, dengan segala keterbatasan itu Rusun Pulo Gebang tak main-main dalam keikutsertaan di Rusun Cup 2015. Hal itu dibuktikan dengan status tim yang paling sering mengganti pelatih dalam turnamen yang baru pertama kali digelar di Jakarta ini.
Rusun Pulo Gebang tercatat mengganti pelatih hingga final sebanyak tiga kali. Pergantian itu seperti diungkapkan manajer tim Rusun Pulo Gebang, Thiurman Arsenat, sebagai bagian strategi untuk jadi juara. Hanya, upaya itu tak membuahkan hasil positif karena di pertandingan final, fisik para pemain drop dan hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh tim lawan.
Sementara itu Ketua Panpel Rusun Cup 2015, Albert Inkiriwang, mengingatkan seluruh peserta termasuk tim Rusun Pulo Gebang agar tidak menganggap kemenangan sebagai akhir dari segalanya.
"Yang menang tidak jemawa, kalah tidak putus asa karena ini bukan siapa yang jadi nomor satu. Juara sejati adanya dalam hati. Kami ingin melalui turnamen ini anak-anak bisa belajar pembangunan karakter. Hal itu sasaran yang kami inginkan," tutur Albert.