Bola.com, Solo - Skuat Sriwijaya FC tiba di Kota Solo, Selasa (10/11/2015). Baru satu hari berada di Solo, pemain Sriwijaya FC yang menginap di hotel Riyadi Palace, merasakan guncangan sekitar pukul 19.00 WIB, akibat gempa bumi 5,6 skala richter yang mengguncang wilayah DIY, Rabu (11/11/2015).
“Tadi mau salat Isya, tapi panik juga karena di lantai tiga ada guncangan. Ketika keluar kamar ternyata hal yang sama juga dirasakan bagian perlengkapan Sriwijaya FC,” jelas bek Wildansyah.
Saat kejadian itu, pelatih Benny Dollo sedang mandi. “Guncangannya terasa, ringan tapi cukup bikin kaget. Kalau guncangannya besar, mungkin saya akan langsung keluar kamar,” ungkap Bendol.
Setelah beberapa saat, para awak SFC akhirnya mengetahui terjadi gempa yang berpusat di 120 KM barat daya Bantul DIY. “Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa di Solo dan hanya sebentar, semoga yang di Yogyakarta tetap aman. Saya bertanya ke yang lain juga, cuma ada beberapa pemain yang tidak merasakan,” tambah asisten pelatih Hendri Susilo.
Baca Juga
Sriwijaya FC akan memulai latihan di Solo, Kamis (12/11/2015). Namun belum semua pemain bergabung. Bendol menjelaskan, empat pemain yang tampil di Habibie Cup, yakni Asri Akbar, Fathulrahman, Patrich Wanggai, dan Titus Bonai baru akan bergabung pada Kamis sore dan langsung mengikuti sesi latihan di Stadion Manahan.
Asri Akbar saat dikonfirmasi membenarkan akan tiba di Solo pada Kamis siang. Gelandang jangkar ini baru menyelesaikan turnamen Habibie Cup. Bersama Titus Bonai dan Fathulrahman, Asri mampu membawa Persipare Parepare menjadi juara.
“Kini fokus saya sudah 100 persen untuk SFC. Pada Kamis sore kami akan mengikuti sesi latihan di Stadion Manahan,” ungkapnya.
Sementara, Ferdinand Sinaga akan menyusul Jumat (13/11/2015) karena izin menghadiri acara keluarga terlebih dahulu. “Osas Saha juga sudah konfirmasi akan tiba Kamis. Simone Quintieri, meski sudah tiba di Indonesia tapi akan ke Singapura untuk mengurus administrasi, kemungkinan Jumat (13/11/2015) baru akan bergabung di Solo,” jelas Bendol.
Benny Dollo menambahkan, meskipun Sriwijaya FC punya catatan baik selama Piala Presiden, di Piala Jenderal Sudirman persaingan semakin ketat. “Apalagi di turnamen PJS ada beberapa regulasi berbeda seperti babak adu penalti setelah hasil imbang selama 90 menit, kemudian pemain U-21 harus dimainkan setiap laga. Meski mampu lolos ke babak final Piala Presiden, kami tetap harus bekerja keras karena tim lain sudah berbenah,” tambahnya.