Bola.com, Surabaya - Dualisme Persebaya yang terjadi sejak 1999-2010 membelah semua elemen sepak bola di Surabaya menjadi dua kubu yang berseberangan, termasuk suporter.
Hampir lima tahun lamanya, Bonekmania yang sebelumnya satu, terpecah. Ada Bonekmania pro Persebaya ISL dan Bonek 1927 (pendukung Persebaya IPL).
Di dalam gerbong Bonek pendukung Persebaya ISL ada H. Imron, Hamin Gimbal, Devara Noumanto, dan Octo Tyzon, Sementara di kubu Bonek 1927 ada Andie Peci, Joner, dan Hasan Tiro. Mereka berjuang di jalur masing-masing dengan keyakinan yang berbeda pula.
Meski permusuhan itu tak tampak di permukaan, perbedaan misi yang diusung membuat hubungan di antara mereka tak harmonis, terutama di level akar rumput. Perang sindiran serta hujatan sangat marak di media sosial kala itu. Mereka menyalahkan satu sama lain dan saling mengklaim klub yang mereka dukung adalah yang paling berhak berkompetisi di kasta tertinggi Tanah Air.
Puncaknya, kedua kubu nyaris bentrok ketika terjadi pemukulan Komisaris PT Persebaya Indonesia, Saleh Ismail Mukadar, dalam acara talkshow di salah satu stasiun televisi lokal Surabaya pada 17 April 2015.
Ribuan masa Bonek 1927 yang tersulut amarah berkumpul di depan markas besar Bonekmania pro Persebaya ISL. Mereka melakukan penyerangan serta aksi pelemparan yang mengakibatkan sejumlah genteng mabes M. Hamin Gimbal cs. pecah.
Baca Juga
Namun, tensi permusuhan itu pelan-pelan menurun. Hal ini terjadi ketika Bonek 1927 merasa tak dihargai oleh PT Persebaya Indonesia. Bonek 1927 merasa tersinggung karena perjuangan yang mereka lakukan bertahun-tahun dimentahkan Direktur Utama PT Persebaya Indonesia, Cholid Ghoromah, yang meminta Bonek 1927 berada di luar pagar.
Ucapan Cholid menyinggung perasaan Bonek 1927. Sebab, tuntutan mereka agar manajemen PT Persebaya Indonesia segera menyelesaikan tunggakan gaji pemain, pelatih, dan ofisial tim pada 2013 bertujuan baik. Maklum, Persebaya 1927 bakal sulit berkompetisi bila masih menanggung utang.
Di pihak lain, Bonek pro Persebaya ISL dikecewakan keputusan manajemen PT Mitra Muda Inti Berlian (PT MMIB) yang mengganti nama Persebaya menjadi Surabaya United di Piala Jenderal Sudirman. Tak berbeda dengan Bonek 1927, Bonekmania juga merasa diabaikan.
Tampaknya, kekecewaan yang dirasakan membuat kedua kubu merasa dikhianati. Kesamaan rasa inilah yang memicu membaiknya hubungan di antara mereka. Puncaknya, dedengkot Bonek berkumpul di acara HUT Yayasan Suporter Surabaya, Minggu (8/11/2015), di Markas Besar Bonekmania di kawasan Jl. Raya Darmo, Surabaya.
Joner, Andie Peci, Hasan Tiro, dan korwil di bawah mereka menghadiri undangan perayaan HUT YSS ke-21. Mereka berada di panggung yang sama, bernyanyi, dan berjoget bersama. Di atas panggung mereka berikrar untuk bersatu dan hanya mendukung Persebaya, bukan Persebaya 1927 atau Surabaya United.
"Kami tidak akan mendukung Persebaya 1927 atau Surabaya United karena kami pendukung Persebaya Surabaya. Teman-teman Bonek yang dulu pro Persebaya 1927 tampaknya memiliki kesamaan pandangan dengan kami," kata Hamin Gimbal.
Ungkapan senada dilontarkan Andie Peci. "Kami sudah lama ingin bersatu seperti dulu. Jangan ada permusuhan karena kami sama-sama ingin sepak bola Surabaya maju," tuturnya.