Bola.com, Solo - Nama Yussa Nugraha mungkin masih terdengar asing bagi pecinta sepak bola di Tanah Air. Namun siapa sangka, bocah Solo kelahiran 21 Maret 2001 itu jadi pemain utama di skuat C1 atau U-15 SC Feyenoord, Belanda. Sama membanggakannya layaknya Adam Alis dan Ryuji Utomo, pemain Indonesia lain yang saat ini berkiprah di Liga Bahrain.
Baca Juga
Hingga pertengahan musim 2015-2016, pemain bernama lengkap Yussa Rexsava Putra Nugrahaini itu tampil produktif dengan mencetak tujuh gol dan sembilan assist dari total 14 laga di semua ajang. Bola.com pada Jumat (13/11/2015) sempat berbincang dengan sang pemain melalui fasilitas sosial media. Berikut petikannya:
Apa kabarmu Yussa, bagaimana perjalanan musim ini?
Kabar baik. Sekarang kompetisi berjalan memasukki pertandingan ke 10 masih sampai Mei tahun depan. Persaingan cukup ketat karena SC Feyenoord berada di posisi kedua di bawah ADO Den Haag. Kami optimistis bisa mengejar mereka, semoga tim selalu tetap solid.
Bagaimana awal kariermu di Belanda hingga akhirnya direkrut tim sekaliber SC Feyenoord?
Saat di Belanda, saya pertama bergabung dengan tim VV Haagsehout, lalu diundang mengikuti trial di ADO Den Haag. Tapi karena dinilai pelatih kurang impresif, saya gagal lolos. Setelah itu bergabung dengan tim Divisi III SVV Scheveningen dan kembali dapat undangan tes dengan tim C1 Feyenoord serta mengikuti seleksi Timnas Belanda U-13, tahun lalu.
Lalu mereka langsung menyodorkan kontrak untuk bergabung?
Saat trial, pelatih Daniel mendekati ayahku sambil menjabat tangan mengucapkan selamat bergabung. Herannya saya langsung diikutkan dengan tim C1 yang rata-rata dua tahun lebih tua tanpa melalui tim C2.
Dilihat dari dokumentasi tim, kamu selalu jadi pilihan utama pelatih? Bagamaina persaingan memperebutkan posisi inti?
Alhamdulillah musim ini aku jadi bagian penting tim. Coach Almilcar Dos Santos selalu menempatkan saya di line-up sejak awal laga. Posisiku kadang diubah-ubah seperti sayap kiri atau kanan, kadang jadi striker. Makanya saya bisa cetak gol banyak dan umpan ke teman-teman.
Ada kiat khusus untuk menembus skuat utama?
Kuncinya selalu belajar dari kesalahan. Saya kadang masih melakukan kesalahan dalam persaingan yang cukup ketat. Untuk itu, kesolidan dalam permainan tetap dijaga. Apalagi ada dua pemain lain di posisi winger. Kalau performa saya menurun, bisa saja diambil pemain lain.
Setelah kompetisi C1 nanti usai, target kamu ke depan seperti apa?
Musim depan saya promosi ke tim B2 atau U-16. Bisa saja langsung ke skuat B1 atau junior U-17 meski usia saya baru 14 tahun. Kalau performa saya seperti ini, optimistis bisa masuk ke level junior meski tetap dengan seleksi yang berat.
Setiap pemain ingin selalu tampil di level atasnya dan berlomba menunjukkan kemampuan. Sekarang banyak pemain dari luar juga diundang ikut eleks, makanya persaingan lebih ketat.
Oh iya, Persis Solo kan baru saja merayakan ulang tahun ke 92. Ada harapan untuk tim Laskar Sambernyawa?
Semoga Persis Solo selalu jaya dan maju sepak bolanya. Pembinaan usia muda seangkatanku di Kota Solo juga semakin bagus. Saya juga ada harapan untuk sepak bola Indonesia bisa kembali seperti dahulu. Dari usia muda, dan kompetisi kembali berjalan. Saya ingin mencoba seleksi Timnas. Insya Allah lebaran nanti ketemu Presiden Bapak Jokowi.