Bola.com, Sidoarjo - Sistem pertandingan di Piala Jenderal Sudirman sangat menantang. Tiap laga dipastikan menguras energi pemain kedua tim. Tidak hanya pemain di lapangan, tapi juga menuntut konsentrasi para kiper.
Aturan adu tendangan penalti bila pertandingan di waktu normal berakhir imbang, memaksa kiper harus digembleng baik teknik maupun mental.
Di Persela, pelatih Didik Ludiyanto selalu mencekoki kiper utama Choirul Huda dengan latihan antisipasi eksekusi dari titik putih. Tak tanggung-tanggung, hampir tiap latihan pagi dan sore rutin diakhiri dengan tendangan dua belas pas.
"Ini (latihan penalti) bermanfaat bagi eksekutor dan kiper. Terutama menggembleng mental mereka. Kalau soal teknis saya kira anak-anak sudah mumpuni. Faktor mental jadi penentu keberhasilan tendangan penalti," kata Didik Ludiyanto.
Baca Juga
Kiper Choirul Huda mengaku tiap latihan penalti rata-rata per hari melahap 50 bola. Tendangan sebanyak itu dilakukan lima eksekutor yang telah disiapkan Didik Ludiyanto.
"Turnamen ini benar-benar membutuhkan konsentrasi total. Lantaran ada aturan penalti, kiper harus bekerja lebih keras lagi. Selesai latihan badan ini pegal semua, seperti habis duel smackdown" tutur Huda.
"Saya tentu tak mengharapkan adu penalti karena bebannya lebih berat. Tapi bermodal pengalaman, saya lebih percaya diri bila akhirnya harus diselesaikan dengan adu penalti," ujarnya.
Choirul Huda mengaku siap adu kebolehan dengan kiper nomor satu Persib, Made Wirawan, pada laga di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (15/11/2015).
"Persib tim bagus, tapi bukan berarti mereka tak bisa dikalahkan. Wirawan salah satu kunci Persib. Tapi, saya punya modal dari Piala Presiden lalu. Karena hampir semua pertandingan Persela di babak penyisihan, kami selalu dapat hukuman penalti. Selain fokus, kiper harus pintar membaca gerak dan bahasa tubuh penendang," ungkap kiper berusia 35 tahun ini.