Bola.com, Paris - Serangan teroris yang mengguncang Kota Paris yang merupakan Ibukota Prancis pada Jumat (13/11/2015) waktu setempat membuat perhelatan putaran final Piala Eropa 2016 terancam diundur. Ketua Panitia Pelaksana (Panpel), Jacques Lambert, berharap Piala Eropa 2016 tetap berjalan sesuai rencana.
Kejadian memilukan melanda Kota Paris. Teroris menebar serangan di enam tempat berbeda di Kota Paris. Salah satu serangan tersebut menyasar di Stade de France yang sedang menggelar laga persahabatan antara Prancis melawan Jerman.
Suara ledakan terdengar saat laga barus berjalan 17 menit. Mereka yang hadir di dalam stadion awalnya tak mengira bunyi ledakan keras itu berasal dari bom. Banyak penonton yang menduga bunyi tersebut merupakan petasan, meski suporter di Prancis selama ini dikenal jarang menyalakan petasan saat menonton bola.
Baca Juga
Mendengar suara ledakan, pasukan pengaman presiden Prancis langsung mengevakuasi Presiden Francois Hollande yang menonton di tribun. Sementara pertandingan terus berlangsung.
Federasi Sepak bola Prancis (FFF) mengonfirmasi bahwa ada beberapa bom yang diledakkan di sekitar Stadion Stade de France. Bahkan, salah satu bom diledakkan di pintu masuk J. Tiga orang tewas akibat ledakan tersebut dan puluhan mengalami luka-luka. Laga sendiri dimenangkan oleh Prancis dengan skor 2-0.
"Risiko keamanan naik satu level pada Januari lalu (menyusul serangan di Charlie Hebdo). Saat ini, level pengamanan kembali naik. Kami akan mengambil keputusan yang dibutuhkan. Jadi, perhelatan Piala Eropa 2016 bisa berjalan dengan kondisi keamanan terbaik," ungkap Lambert.
"Pengamanan stadion sangat baik. Teror lebih banyak terjadi di jalan akibat aksi spontan. Saya berharap putaran final Piala Eropa 2016 tak ditunda karena itu yang teroris inginkan," ia menambahkan.
FFF dan Panitia Pelaksana Piala Eropa 2016 akan mengadakan pertemuan darurat guna membahas masalah keselamatan pemain dan suporter para negara peserta pada Senin (16/11/2015) waktu setempat.
Sumber: Daily Star