Bola.com, Sidoarjo - Pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan, menahan kecewa seusai timnya dikalahkan PS TNI 1-2 pada laga pembuka Grup C Piala Jenderal Sudirman di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (15/11/2015).
Satu hal yang menjadi catatan buat pemain Surabaya United adalah kondisi fisik. Ya, Ibnu menyebut Evan Dimas dkk. kelelahan dan tak punya waktu panjang untuk recovery. Tak hanya itu, Evan dan Otavio Dutra juga dinilai tak tampil maksimal akibat bermain tarkam.
Kedua pemain itu belum lama ini tampil di Habibie Cup, turnamen tarkam yang digelar di Parepare, Sulsel. Evan dan Dutra tampil hingga babak final yang digelar 10 November 2015 di Stadion Gelora Mandiri. Evan membela Persipare, sementara Dutra memperkuat Sidrap United. Kedua tim bertemu di babak final.
Alhasil, Evan dan Dutra baru bergabung dengan latihan Surabaya United dua hari menjelang laga perdana melawan PS TNI. Hal itu dianggap tidak ideal untuk persiapan Piala Jenderal Sudirman. Apalagi, turnamen PJS akan berlangsung hingga Januari 2016. Itu berarti pemain harus dalam kondisi prima untuk menjalani setiap laga di turnamen.
"Fisik pemain kami kurang oke. Lihat saja, umpan-umpan dan tendangan tidak sampai ke sasaran. Sangat terlihat pemain kelelahan," ujar Ibnu.
Baca Juga
Sebelumnya, Surabaya United sudah melarang Otavio Dutra dkk. main tarkam. Tapi apa daya, tuntutan ekonomi membuat para pemain itu nekat terbang ke Parepare demi mengais rezeki. Yang dikhawatirkan oleh Surabaya United bila pemain tarkam adalah cedera dan tidak bugar begitu kembali ke klub.
"Kami sudah melarang pemain tampil di tarkam karena risikonya besar. Belum tentu klub yang memakai mereka mau tanggung jawab bila terjadi cedera atau hal lain," kata Sekretaris Surabaya United, Rahmad Sumanjaya.
Manajemen Surabaya United akhirnya pasrah karena Evan Dimas dkk. tetap nekat ikut tarkam. Saat bermain di Parepare, Evan dan Dutra meminta izin Gede Widiade, CEO Surabaya United.
Saat dikonfirmasi, Evan mengaku terpaksa bermain tarkam di Parepare demi memenuhi kebutuhan ekonomi. Evan membantu mencukupi kebutuhan sekolah adik-adiknya.
"Orang tua tidak pernah menuntut, tapi saya sebagai anak harus bertanggung jawab. Setelah kompetisi berhenti penghasilan saya berkurang jadi terpaksa cari tambahan. Lagipula saya tidak senang lama berdiam di rumah. Kalau tarkam bisa sekalian latihan asal jaga diri," kata Evan.
Selain di Parepare, Evan Dimas juga mengikuti tarkam di Brebes, Surabaya, dan Pasuruan.