APPI: Tanpa Pemerintah, Tim Ad-Hoc Tak Bisa Berjalan

oleh Muhammad Ridwan diperbarui 22 Nov 2015, 14:45 WIB
Presiden APPI, Ponaryo Astaman, berujar Tim Ad-Hoc tak akan bisa berjalan bila pemerintah tak ikut serta di dalamnya. Foto diambil saat APPI bertemu delegasi FIFA di Jakarta. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Surabaya - Presiden Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, menilai bila pemerintah tidak ikut ambil bagian di Tim Ad-Hoc, tim tersebut tidak akan berjalan baik. Menurut Ponaryo, kehadiran pemerintah sangat penting.

Tim Ad-Hoc dibentuk setelah delegasi FIFA bersama AFC mengunjungi Indonesia pada awal November lalu. Induk sepak bola dunia itu menginginkan adanya tim yang diisi seluruh stakeholder sepak bola nasional.

Mulai pemerintah, PSSI, pemain, wasit, pelatih, hingga wartawan. Tim itu dikabarkan diisi sembilan orang yang nantinya bertugas untuk mereformasi sepak bola Tanah Air.

"Saya rasa bila pemerintah tidak ikut ke dalam Tim Ad-Hoc, sangat sulit. Tidak mungkin bisa mereformasi sepak bola Indonesia tanpa adanya dukungan dari pemerintah," kata Ponaryo kepada bola.com di Surabaya.

Advertisement

Lebih lanjut pemain Pusamania Borneo FC itu menjelaskan alasan APPI memilih Bambang Pamungkas masuk ke Tim Ad-Hoc. Bambang dianggap bisa jadi representasi dari pesepak bola Indonesia.

"Kami memilih Bambang sebagai perwakilan ke Tim Ad-Hoc lebih karena faktor teknis, tidak ada faktor lainnya. Kalau saya yang masuk ke sana akan sulit karena saya sekarang sedang fokus bermain di turnamen Piala Jenderal Sudirman," jelasnya.

"Lagi pula Bambang merupakan Wakil Presiden APPI sehingga kapasitasnya untuk mewakili pihak kami di Tim Ad-Hoc sudah tepat," ia menambahkan.

Hingga saat ini baik FIFA-AFC maupun PSSI belum memaparkan siapa saja sosok yang mengisi Tim Ad-Hoc sementara tim itu sudah diburu waktu untuk segera menuntaskan tugas mengangkat sepak bola Indonesia dari konflik agar sanksi FIFA yang dijatuhkan pada 30 Mei lalu bisa dicabut.

Bila hingga Kongres FIFA pada 28 Februari 2016 konflik masih belum tuntas, sanksi yang dijatuhkan itu akan berkepanjangan karena untuk mencabut sanksi itu, harus dilakukan di mekanisme Kongres FIFA.

Berita Terkait