Ketika Mimpi Valentino Rossi dan Kru Setianya Hancur

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 23 Nov 2015, 16:50 WIB
Valentino Rossi dan kru setianya, Matthew Flamigni, sama-sama merasa kecewa berat setelah The Doctor gagal merengkuh gelar juara dunia MotoGP 2015. (Formula Passion)

Bola.com, Roma - Kegagalan Valentino Rossi menjadi juara dunia MotoGP 2015 menjadi momen menyakitkan bukan hanya untuk sang rider, tetapi juga salah seorang kru setia The Doctor, Matthew Flamigni. Menurut sang kru, kegagalan tersebut adalah contoh terbaik tentang sebuah mimpi yang hancur.

Flamigni sudah 11 tahun menjadi kru Rossi, tepatnya sejak 2004, sebagai telemetri. Tugas utama mereka adalah menganalisis data-data terkait motor, seperti mencari data informasi dari sensor yang dipasang di M1 dan menganalisis data Control Unit. Setelah memelajari data-data yang diambil, langkah selanjutnya melakukan pengembangan.

Advertisement

Tak heran, mereka tahu benar besarnya mimpi Valentino Rossi untuk merengkuh gelar ke-10 pada musim ini. Mereka juga menjadi saksi perjuangan dan pengorbanan pria kelahiran Urbino, Italia, tersebut untuk juara dunia melayang di saat terakhir.

The Doctor memang memimpin klasemen sepanjang musim MotoGP 2015. Namun, saat gelar sudah di depan mata, Rossi harus merelakan titel juara dunia terbang ke pelukan rekan setimnya, Jorge Lorenzo, di balapan terakhir, yakni MotoGP Valencia. Pada balapan itu, Rossi finis keempat karena harus start dari posisi paling belakang. Sebaliknya, Lorenzo yang menguasai pole berhasil menuntaskan perjuangannya dengan podium teratas. Pebalap berjuluk X-Fuera itu pun unggul lima poin atas Rossi di klasemen akhir.

“Bekerja selama semusim bersamanya (Rossi), yang telah membuat beribu pengorbanan dan kemudian kalah di lomba terakhir, benar-benar menyakitkan. Valencia adalah contoh terbaik tentang sebuah mimpi yang hancur,” ujar Flamigni, seperti dilansir Speedweek, Senin (23/11/2015). 

“Kami telah melakukan segalanya. Tetapi, itu belum cukup,” imbuhnya.

Kekalahan itu semakin pahit karena sejumlah pihak meyakini musim 2015 adalah momen terbaik bagi Rossi untuk meraih gelar juara dunia ke-10. Dengan usia yang menginjak 36 tahun, kans Rossi kembali menjadi penguasa MotoGP dinilai semakin kecil.